Vote sebelum membaca❤
"Ambilkan satu botol lagi"ucap Brian dengan suara yang sudah mulai parau pada seorang pelayan di bar.
"Maaf tapi Anda sudah meminum empat botol,sepertinya Anda sudah sangat mab-"
"AHH BANYAK BACOT!" Brian menerobos bartender yang ada didepannya kemudian ia mengambil sendiri botol dibelakang orang itu,dan kembali ditempat duduknya.
"Freya kenapa lo hianatin gue,kenapa lo lebih milih Ega dari pada gue"ucap Brian disela sela meneguk minuman alkoholnya.
Brian mengeratkan cengkraman tangannya dibotol saat ia mengingat kejadian dua tahun yang lalu.
"Akhh,gue benci lo Ega!"
Brian memukul meja bundar didepannya,fikirannya seketika kacau setelah bertemu Freya dan Ega,ia berfikir kalau Ega telah menusuknya dari belakang.
"Gue bakal hancurin kehidupan lo" Mata Brian menatap botol hijau ditangannya dengan nanar,dan setelah itu ia pergi entah kemana.
*****
Kringgg
Kringggg
Ega mengucek matanya saat mendengar suara ponselnya berdering,dengan berat hati Ega bangun dari posisinya dan meraih benda pipih itu.
"Apa?"tanya Ega datar yang dipadu dengan suara serak khas orang bangun tidur.
"Ega,hari ini kita berangkat bareng,aku tunggu kamu dirumah.Jangan sampai tel-"
Tut.
Ega memutuskan panggilannya sepihak,ia mengacak rambutnya frustasi karena lupa tidak melihat layar ponselnya sebelum menerima panggilan telepon,andai saja ia tahu kalau Freya yang meneleponnya pasti ia tidak akan mengangkat panggilan itu.
"Nyusahin" Cibir Ega,ia segera turun dari kasur dan bergegas kekamar mandi untuk membersihkan badannya.
Gara gara panggilan maut itu,ia mendadak bangun pagi,dan pastinya ia akan berangkat sekolah lebih awal dari biasanya,hal ini yang Ega benci dari kaum perempuan karena selalu menyusahkan kaum laki laki.
****
"Makasih Ga"ucap Freya sambil melambaikan tangan saat ia akan masuk kedalam kelas.
Ega mengangguk kecil sebagai balasan dari ucapan Freya,ia sedang berfikir untuk pergi kemana setelah ini karena ia tidak mungkin berada didalam kelas sepagi ini.
Akhirnya ia memilih untuk pergi ke rofftop sekolah,ia akan menyegarkan fikirannya disana.
Ega berhenti sejenak saat melihat perempuan sedang duduk dipojokan sambil menelungkupkan kepala diantara lipatan kedua tangan yang memeluk lututnya.Ia berjalan ragu menghampiri perempuan itu,namun belum sempat ia melangkah perempuan itu bangun dari posisinya.
"Ega"panggil Meisya reflek,dengan cepat Meisya mengusap sisa air mata yang membasahi pipinya.Dan setelah itu Meisya buru buru pergi dari tempat itu,namun belum genap kakinya melangkah,tangan kanannya ditahan erat oleh laki laki didepannya.
"Lo" Lirih Ega,ia menatap mata Meisya yang memerah serta wajah bulat yang terlihat sembab karena bekas air mata.
Dengan cepat Ega memeluk tubuh mungil Meisya didekapannya,ia menghirup dalam dalam aroma rambut Meisya yang ia rindukan dari dulu,wangi strawberry yang selalu menyegarkan di indra penciumannya.
Meisya merasakan jantung Ega yang bedetak dengan ritme cepat,ia menikmati pelukan Ega tanpa berniat untuk membalasnya,ia masih bingung dengan apa yang ia alami,ini terlalu sulit untuk dimengerti.
"Mesa"
Deg!
Air mata yang semula surut kini kembali pasang,dengan ragu Meisya membalas pelukan lelaki itu.
"Ega"lirih Meisya.
*****
Sebagian part dihapus!
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVEGAR (OPEN PO)
Teen Fiction❗PLAGIAT DILARANG MENDEKAT❗ [Revisi) Dilarang keras memplagiat cerita ini!!! #3 Klasik pada 3 Mei 2020 #2 Fiksi pada 23 Juni 2020 #3 Petualangan pada 6 Juli 2020 Alvegar Pramudya,biasa dipanggil Ega merupakan nama yang sangat familiar di sekolahnya...