11

34 4 30
                                    

Besok adalah hari untuk penilaian tugas Bahasa Sunda. Masing-masing kelas melakukan gladi bersih dan menyiapkan properti yang akan digunakan.

Penilaian dilakukan serentak besok untuk semua kelas 11, karena kebetulan minggu sekarang adalah minggu tenang untuk persiapan PAS.

"Besok berarti urang sama Rayyan yang ngambil payung dari tempat rias pengantin nya?" tanya Jehan pada Raisya.

Raisya kebetulan mendapat tugas untuk menyewa beberapa properti yang biasa digunakan dalam upacara adat pernikahan.

"Iya. Soalnya mau diambil sekarang teh katanya lagi dipake." jawab Raisya.

"Cuma payung aja kan? Ngga ada properti yang lain lagi?"

"Iya, Jehan. Yang lain mah udah ada semua, cuma payung aja yang belum diambil."

Jehan mengangguk mengerti, lalu pamit untuk menghampiri Rayyan.

"Ciee yang besok jadi pasutri sama si Yuna." goda Jehan setelah dia duduk didepan Rayyan yang sedang memainkan ponselnya.

Padahal yang lain sedang sibuk mengecek persiapan besok agar tidak ada kekurangan, namun Rayyan malah bersantai memainkan ponselnya.

"Ya kan emang perannya urang jadi suami dia. Masa nanti mempelai cowonya jadi yatim atau piatu sih?" celetuk Rayyan.

"Terserah si bapak aja lah. Maneh jas nya udah ada tapi?"

"Ada. Kostum urang mah udah siap semua. Jadi tenang aja."

Saat sedang mengobrol dengan Jehan, mata Rayyan melihat kearah Yuna dan Siena yang sedang membawa properti untuk dijadikan hadiah mempelai wanita besok.

Tanpa pikir panjang, Rayyan langsung pergi menghampiri Yuna dan mengabaikan Jehan yang sedang berbicara.

"Dasar lemah. Sini biar urang aja yang bawa." ucap Rayyan seraya merebut properti yang dibawa Yuna.

Siena hanya diam menyaksikan interaksi antara Rayyan dan Yuna.

"Nggak usah, urang masih kuat ko bawanya."

"Nggak usah ngeyel." ucap Rayyan lalu mendahului Yuna dan membawa semua properti itu kedalam kelas.

"Cih dasar. Mau nolak juga pasti bakalan tetep kekeuh bawain." gumam Yuna seraya menatap punggung Rayyan yang kian menjauh.

"Urang masih disini loh, kalo maneh lupa." celetuk Siena.

Yuna tersenyum sebentar menanggapi perkataan Siena.

"Nggak lupa ko sama Siena mah." ucap Yuna seraya merangkul lengannya Siena dan berjalan memasuki kelas bersama.

~~

Berbeda lagi keadaannya yang sedang terjadi di kelas 11 IPS 1. Disini semuanya malah terlihat santai. Ada yang sedang mengobrol, tidur, main game, nonton film, dan lain-lain.

"Episode semalem udah nonton belum?" tanya Yessika.

Saat ini Yessika dan Liana sedang dalam mode fangirling. Jadi walaupun Azmi mencoba mengganggu mereka, mereka berdua tidak merasa terganggu sama sekali.

"Belum. Masih nunggu sub indo, tapi spoiler nya udah bertebaran di TL." jawab Liana.

"Iya anjir, banyak banget spoiler nya. Kayanya kalo disatuin udah bisa nyampe se-episode." ucap Yessika sedikit sarkas.

"Heh atuh jangan ngomongin tentang korea-koreaan mulu dong. Kan urang nggak ngerti." celetuk Azmi.

"Ya maneh ngapain disini? Kita kan emang kalo ngobrol bahasnya tentang korea-koreaan, bukan politik ekonomi." jawab Yessika.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang