28

26 3 0
                                    

Hari berganti hari, dan bulan berganti bulan. Tidak terasa kelas 12 sebentar lagi akan mengakhiri masa putih abu-abu mereka.

Setelah mereka nanti menyelesaikan ujian terakhir dan menunggu surat keputusan yang menyatakan apakah mereka lulus atau harus mengulang lagi tahun depan, mereka pun akan secara resmi mengakhiri masa SMA nya.

"Nggak kerasa bentar lagi kita UN." ucap Charissa yang hanya di respon dengan anggukan dari Teza dan Kamal.

"Eh tau nggak? Katanya tahun ini kita jalan-jalan nya nggak bakal keluar negeri gara-gara nanti disatuin sama SMA 2 dan 3." ucap seorang siswi yang duduknya tidak jauh dari tempat Charissa, Kamal, dan Teza duduk.

Mau tidak mau akhirnya Charissa, Kamal, dan Teza pun ikut menguping pembicaraan itu.

"Loh, jadi nih digabung bareng mereka?" tanya siswi lain.

"Iya. Males banget kan? Padahal yang tahun kemarin juga pada ke Universal Studio. Kan gue juga mau."

"Ya mau gimana lagi, mereka mungkin nggak bakal mampu buat bayar tiketnya." celetuk seorang siswa tiba-tiba.

Kemudian siswa yang diketahui bernama Alvaro itupun melirik kearah Kamal dan tersenyum sinis. "Iya kan, Kamal?" ucapnya dengan nada seperti mengejek Kamal. Kamal yang mendengarnya hanya tersenyum saja.

Charissa yang tidak terima temannya diejek akhirnya berkata. "Apa salahnya sih jadi siswa yang sekolahnya dibiayain pake beasiswa? Nggak semuanya bisa dapetin beasiswa tau. Apalagi Kamal dapet beasiswa karena prestasinya."

Alvaro kembali tersenyum meremehkan. "Emangnya beasiswa ngebantu dia buat bayarin biaya karya wisata? Nggak kan?"

Charissa terdiam. Dia melirik kearah Teza yang sedari tadi hanya diam saja. "Za, ko kamu diem aja sih? Ini temen kamu lagi dijelek-jelekkin loh." kesalnya.

"Ya udah, nggak usah diladenin. Nggak guna. Buang-buang tenaga aja buat berdebat sama dia." jawab Teza santai.

Charissa yang mendengar jawaban itu tidak puas. "Tapi kan-"

"Nggak apa-apa, Charis. Bener kata Teza, biarin aja." potong Kamal.

"Anjing itu emang udah seharusnya ngegonggong. Kita yang manusia mending diem aja, nggak perlu bales gonggongan nggak penting mereka." ucap Teza yang membuat Alvaro tidak terima.

"Lo ngatain gue anjing?"

Teza hanya mengedikkan bahunya. "Lo ngerasa?" jawabnya singkat.

"Sialan!!" pekik Alvaro.

Charissa hanya tertawa, sementara Kamal sudah bersiap-siap untuk melerai mereka jika terjadi perkelahian.

Ketika suasana mulai tegang, tiba-tiba seseorang pun masuk ke dalam kelas itu.

"Gengs, kantin yuk!!" ucap orang itu.

Spontan mereka semua pun menatap kearah sumber suara. Yang ditatap menjadi kebingungan.

"Ada apa sih? Gue ketinggalan apa?"

Kamal tersenyum menanggapi pertanyaan tersebut. Dia langsung berjalan menghampiri orang itu dan memegang tangan nya.

"Nothing. Yuk kantin." ucap Kamal yang masih setia menatap seseorang disampingnya yang tak lain adalah kekasihnya, Nabilla.

Melihat Kamal yang sudah bersama Nabilla, Charissa langsung bangun dari duduknya. Dia menarik paksa Teza agar ikut dengannya.

Ketika mereka berempat hendak pergi, seseorang kembali menginterupsi.

"Bil, ko bisa sih lo pacaran sama si Kamal? Kalian kan nggak selevel." ucap Alvaro yang berhasil membuat mereka menghentikan langkahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang