20

30 4 7
                                    

Pertandingan telah berakhir dengan SMA 3 yang berhasil memenangkan pertandingan tersebut dan melaju ke babak final.

Kamal berdiri dan menghampiri Sultan yang sedang duduk sambil bertepuk tangan, merayakan kemenangan mereka.

"Bro." Kamal mengambil duduk disamping Sultan. "Soal kaki lo, sorry ya." ucapnya.

Sultan menatap kakinya sebelum menjawab. "Ah santai aja. Justru makasih, soalnya gue jadi nggak usah ikutan tanding. Buat kaki lo juga, sorry ya."

Kamal kebingungan. "Iya. Tapi kenapa makasih? Bukannya lo pemain inti?"

Sultan menggeleng. "Gue pemain yang ditunjuk dadakan, baru gabung tadi." jelas Sultan.

"Kirain pemain inti. Soalnya itu poin setengahnya hasil shoot maneh." ucap Kamal seraya menunjuk papan poin menggunakan dagunya.

Sultan tertawa kecil. "Kalo dipikir-pikir, iya juga ya. Tapi itu karena gue ditugasin nya cuma jaga sama nge-shoot, jadi ya nurut aja."

Hening sejenak. Mereka masih memperhatikan teman-temannya yang saling memberi selamat di lapangan.

"Oh iya, kenalin gue Kamal." Kamal mengulurkan tangannya.

"Ah, gue Sultan." Sultan membalas uluran tangan itu.

"Semoga kita bisa jadi temen baik ya." ucapnya yang dibalas dengan anggukan dari Sultan.

Setelah itu Kamal pun kembali ke tempat duduknya tadi, begitu juga dengan teman-temannya.

-----

Sekarang adalah waktunya istirahat. Setelah ini akan dilangsungkan pertandingan final.

"Kalian duluan aja ke ruang panitianya, gue mau ke toilet dulu." ucap Liana pada Yessika dan Yuna.

"Mau ditemenin?" tanya Yuna.

"Nggak usah, nanti gue nyusul ko."

"Ok deh. Yang cepet ya, jangan jadi penunggu toilet." celetuk Yessika.

"Ko kaya nggak asing ya." balas Liana.

"Udah ah sana buruan, nanti keburu ngompol." ledek Yessika.

Liana tidak membalasnya dan langsung berlalu memasuki toilet.

~~

Saat keluar dari toilet, Liana hampir menabrak seseorang.

"Ah maaf." ucap keduanya.

"Eh, Liana?" ucap laki-laki itu.

Ya, Liana hampir menabrak orang yang baru keluar dari toilet pria.

Liana menatap kearah orang itu. "Davin?"

"Hai, apa kabar?" tanya nya.

"Ya, bisa dibilang baik. Maneh sendiri?"

"Iya, sendiri."

Liana dibuat bingung selama beberapa detik. "Bukan itu, maksudnya maneh sendiri gimana kabarnya?"

"Ah kabar.. Baik ko."

"Oh iya, kenapa maneh ada disini?"

"Abis dari toilet." jawab Davin yang berhasil membuat Liana sedikit kesal.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang