03

85 6 0
                                    

Bukan kejadian aneh lagi jika seorang Yessika terlambat datang ke sekolahnya. Begitu juga hari ini.

Seperti biasa, dia sampai ke gerbang sekolah pukul 7 tepat. Hebatnya, dia belum pernah terkena hukuman dari Guru Kedisiplinan.

"Hari ini alesannya apa lagi?" tanya Liana ketika Yessika tiba di tempat duduknya.

"Angkotnya penuh terus anjir. Untung tadi teh ada si Zian, jadi dianterin sama dia."

"Ooh bareng sama Zian? Hmm menarik." goda Liana.

"Naon sih? Orang yang lagi deket sama si Zian nya maneh."

"Oh iya, semalem abis ngobrolin apa aja sama si Zian?" tanya Yessika.

"Random sih. Dia pinter nyari topik, jadi nggak kerasa kita chat-an sampe tengah malem." jawab Liana.

"Udah nyaman belum maneh sama dia?"

"Kita pan baru chat-an semalem, masa langsung nyaman gitu aja."

Obrolan mereka pun berhenti sampai disitu, karena Guru mata pelajaran pertama sudah memasuki kelas.


☀️☀️☀️


"CHINGU-CHINGUKU!! SIMKURING AMBYAR!!" kata Yuna heboh sembari berlari kearah Yessika dan Liana.

"Maneh kunaon dah?" tanya Yessika bingung dengan kelakuan temannya itu.

"Ini ini!! Gue dikirimin lagu dari si Vian!!" jawab Yuna seraya menunjukkan pesan berupa file mp3 di ponselnya.

Oh iya, Vian adalah nama lelaki yang Yuna kenal dari facebook. Lelaki yang mereka panggil 'gebetannya Yuna'.

"Terus kenapa?" tanya Liana masih tidak mengerti.

"Ini bukan file mp3 biasa sayangku!! Dia bikin lagu buat gue dan dinyanyiin sama dia sendiri, terus diiringin pake gitar!! Tahan aku gaiss, gemes banget dia tuh!!:(" Yuna masih saja heboh.

"Coba dong puter, pengen denger lagunya." kata Yessika.

Akhirnya mereka bertiga pun mendengarkan lagu itu bersama.

Setelah lagu itu selesai diputar, Yuna kembali berisik lagi.

"Gimana gimana? Bagus kan?"

"Bagus." komentar Liana.

"Bagus sih, cuma nggak nge-feel menurut urang mah." komentar Yessika.

"Ya udah teu nanaon, kan lagunya juga buat urang." kata Yuna.

"Halah, kaya gitu doang mah urang juga bisa." celetuk seseorang.

"Kunaon sih dimana-mana aya maneh bae?" gerutu Yuna kesal saat melihat orang itu. Siapa lagi kalau buka teman ributnya, Rayyan.

"Ya teu nanaon atuh. Emang sekolahan ini punya maneh?" balas Rayyan.

"Ya tapi kenapa mesti ketemu maneh terus sih? Sekolah ini pan luas." kesal Yuna.

"Takdir." jawab Rayyan singkat.

"Apes banget takdir urang ketemu maneh terus." celetuk Yunaya.

"Emang maneh yang ngatur takdir?" tanya Rayyan.

"Hadeuh, nggak di kelas nggak di kantin, ribut mah tetep lanjut terus." gumam Jehan tidak habis fikir pada mereka.

EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang