16

20 6 1
                                    

Siena dan Yuna adalah sekertaris di kelas 11 IPS 2. Saat ini mereka sedang duduk di ruangan guru seraya menginputkan data kehadiran siswa kelas mereka di komputer sang wali kelas.

Wali kelas mereka bukan malas untuk melakukan tugasnya, namun ia sendiri juga ada tugas lain yaitu membuat soal untuk UAS nanti.

"Kalian cape nggak? Kalau cape istirahat dulu aja." ucap Bu Fatma - wali kelas seraya menatap Yuna dan Siena bergantian.

"Nggak apa-apa, Bu. Ini dikit lagi juga selesai." ucap Yuna yang masih mengetik sesuatu pada komputer itu.

Dan benar saja apa yang dikatakan Yuna, sekitar 10 menit kemudian tugas mereka sudah selesai.

"Kalau gitu kita pamit ya, Bu." ucap Siena seraya menyalami tangan Wali kelas nya.

Bu Fatma tersenyum. Namun ia tidak langsung melepaskan tangan Siena. Beliau malah melihat telapak tangan Siena seperti sedang membaca sesuatu.

"Hubungan kamu langgeng sama Reno?" Pertanyaan itu sontak membuat Siena terkejut dan tersipu malu dibuatnya. "Santai aja. Hubungan kamu sama Reno udah banyak yang tau ko. Apalagi saya kan wali kelas kamu."

Oh iya, Siena melupakan soal itu.

Akhirnya ia pun mengangguk malu sebagai jawaban.

"Kalau kalian nggak ada masalah sampai lulus nanti, hubungan kalian bisa jalan ke step yang lebih serius lagi."

"Beneran, Bu? Doain aja supaya saya langgeng sama Reno." Bu Fatma pun tersenyum dan mengangguk.

Yuna yang sedari tadi hanya melihat dan mendengarkan akhirnya penasaran juga. Apa yang bisa dibaca wali kelasnya dari telapak tangan Yuna, ya?

Bisa dibilang wali kelasnya ini memiliki kemampuan seperti seorang indigo. Jika ada sesuatu yang hilang di sekolah, biasanya wali kelasnya mampu melihat dimana barang tersebut berada.

Namun mungkin juga itu hanya tebakan yang beruntung.

"Bu, kalau saya gimana?" tanya Yuna.

Bu Fatma mengalihkan pandangannya pada Yuna lalu melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan sebelumnya pada Siena.

"Wah hebat. Kamu punya tiga orang yang naksir sama kamu. Cuma sayangnya mereka belum berani buat jujur ke kamu. Tapi kamu bakal tau salah satunya sebelum lulus."

"Bisa dikasih tau inisial nya nggak, Bu?" Yuna terlanjur penasaran. Masalahnya ada tiga orang yang menyukai Yuna, namun dia bingung siapa saja orang itu.

"Itu rahasia. Tugas kamu buat cari sendiri siapa orang yang naksir kamu."

Yuna sedikit kecewa karena tidak mendapat clue apapun. Meskipun siswa laki-laki di sekolahnya tidak sebanyak siswi perempuan, tetap saja sulit menemukan tiga orang itu.

"Kalau gitu kita pamit lagi, Bu. Makasih buat ramalannya." celetuk Siena.

"Justru saya yang makasih karena kalian mau bantu."

"Nggak apa-apa ko, Bu." Yuna menimpali.

Akhirnya mereka pun bersalaman lagi dan berjalan keluar dari ruangan tersebut menuju kelasnya.

🌟🌟🌟

Yuna masih ingat kata-kata wali kelasnya tadi siang tentang tiga orang yang menyukai nya. Ia merasa harus membagikan hal ini pada kedua temannya, Yessika dan Liana.

 Ia merasa harus membagikan hal ini pada kedua temannya, Yessika dan Liana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
EuphoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang