🌺 6 🌺

619 85 15
                                    

Kinan mengendarai mobil sedan berwarna merah miliknya. Ia menolak diantarkan oleh supir karena nanti akan pulang bersama dengan Naya. Kinan sangat senang sekali hari ini, ya setidaknya ia akan bertemu dengan orang-orang baru.

Sekarang menunjukkan pukul 08.30 pagi. Artinya masih ada satu setengah jam lagi sebelum mata kuliah pertamanya dimulai. Tapi sekarang Kinan sudah sampai di kampusnya. Sementara Naya belum datang karena mata kuliah pertamanya pukul 12.40. Setelah memarkir mobilnya, Kinan berencana untuk berjalan-jalan dulu disekitar taman kampus.

Begitu tiba di taman, pandangannya tertuju pada sebuah kafe kopi yang terlihat di seberang kampus. Kinan bergegas menuju kafe itu setidaknya untuk membeli minuman kesukaannya.

"Ice caramel macchiato. Atas nama Kinan," Ujar Kinan kepada pelayan kasirnya.

"Totalnya jadi *****. Ditunggu sebentar," Jawab pelayan itu dengan ramah.

Kinan duduk disalah satu bangku yang tak jauh dari tempat pengambilan minumannya setelah membayar pesanannya. Kinan menatap layar ponselnya. Dan kemudian teringat ia belum menghubungi Ray lagi, terakhir adalah saat memberi tahu Ray kalau ia sudah sampai di Indonesia. Kinan berencana akan menghubunginya malam ini.

Kinan melepaskan pandangannya sambil menunggu pesanannya, lalu matanya menangkap sesuatu...

Seorang pria. Bertubuh tinggi, badan yang sangat proporsional, kulit yang sangat bersih, rambut dengan potongan yang bagus dan rapih, serta penampilan pria gaul pada umumnya, berjalan keluar dari kafe. Wajahnya tidak asing. Wajah tampan itu..

Deg!

Jantung Kinan berdegup dengan cepat. Ia yakin tidak salah lihat. Itu pasti dia! Mantan pacarnya dimasa lalu. Orang yang sangat membekas dihati Kinan. Orang yang membuat Kinan melarikan diri. Itu pasti dia! Alvino Lutfian.

"Atas nama Kak Kinan." Seorang pelayan memanggil namanya, yang artinya pesanannya sudah siap.

Kinan buru-buru mengambil pesanannya dan langsung melangkah keluar kafe untuk mengejar pria itu. Setidaknya untuk memastikan itu adalah Alvin walaupun ia tidak harus menyapanya. Tapi sayangnya orang itu sudah tidak ada. Entah kemana. 'Cepat sekali jalannya!' Gerutunya dalam hati.

Memory Of First Love [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang