🌺 15 🌺

522 62 18
                                    

"Kinan maaf menunggu lama.. haaah.. haaahh." Napas Naya tersengal-sengal karena berlari dari kelasnya untuk menghampiri Kinan.

"Sini, duduk dulu." Kinan bergeser dari tempat duduknya, supaya Naya bisa duduk sembari mengatur nafasnya kembali.

"Kau marah padaku?" Tanya Naya cemas.

"Tidak," Jawab Kinan datar sambil menggelengkan kepala.

"Sebelumnya maafkan aku Kinan, aku tidak memberitahumu tentang Alvin yang kuliah disini. Karena aku melihatmu begitu bersemangat untuk kuliah disini bersamaku. Maafkan aku Kinan maafkan aku," Ujar Naya dengan nada memohon. Kinan tidak tega melihat sahabatnya seperti itu.

"Sudahlah. Aku tidak marah padamu," Jawab Kinan sambil memegang tangan Naya.

"Aku hanya ingin sahabatku ini bahagia," Gumam Naya sambil menundukkan kepalanya.

"Sungguh aku tidak marah padamu. Sekarang bukankah kau harus mengantarku ke studio ballet?" Kinan memilih untuk tidak membahas tentang Alvin. Ia berusaha mengalihkan pembicaraannya agar sahabatnya ini tidak perlu terus menerus merasa bersalah.

"Oh iya benar. Ayo kita bergegas kesana. Pelatihnya datang atas permintaanku untuk bertemu denganmu."

Kinan mengangguk sambil tersenyum tipis. Keputusannya sudah tepat untuk tidak berurusan dengan Alvin lagi. Baginya Alvin adalah masa lalunya yang gelap.

🌺🌺🌺🌺🌺

Kinan sangat terkesima melihat studio ballet yang luas ini. Sesuai dengan ekspetasinya. Studionya hampir sama dengan yang ada di Paris.

Seorang wanita bertubuh jenjang, menghampiri mereka dengan penuh senyuman. Postur tubuhnya memperlihatkan ia adalah seorang penari balet profesional.

"Akhirnya kau datang juga Naya. Lalu ini sahabatmu yang kau bilang itu?"

"Iya Miss. Ini yang namanya Kinan," Jawab Naya memperkenalkan Kinan.

"Hai Kinan. Perkenalkan namaku Tania. Kau bisa panggil aku Miss Tania seperti yang lainnya." Tania menjulurkan tangannya memperkenalkan diri.

Kinan menjabat tangan Tania dan tersenyum sumringah.

"Dia sudah membawa berkasnya Miss. Silahkan dilihat. Aku yakin kau tidak akan perlu melakukan audisi." Naya menyerahkan berkas yang sudah Kinan bawa. Berkas itu berisikan bukti-bukti bahwa Kinan sebelumnya pernah melakukan kursus ballet di Paris.

Tania terlihat sangat senang setelah melihat berkas-berkas itu. Lalu mengatakan, "Baiklah, latihan kita selama satu minggu jatuh pada hari Rabu dan Jumat. Itu latihan rutin. Kalau ada perlombaan itu nanti diinformasikan kembali. Selamat bergabung Kinan."

"Terima kasih banyak Miss," Jawab Kinan tersenyum.

🌺🌺🌺🌺🌺

Kinan merebahkan tubuhnya begitu sampai di kamar. Ia merasa sangat lelah hari ini. Kinan memejamkan matanya sejenak. Tapi kemudian ia teringat pada Ray.

Kinan membuka layar ponselnya untuk menghubungi Ray. Kinan menempelkan ponsel ditelinganya, dan tidak lama terdengar suara.

"Halo Kinan," Suara Ray dari ujung sana.

Kinan tersenyum mendengar suara Ray. Suara yang menenangkan untuknya.

"Ray. Kau sedang apa?"

"Habis berolahraga. Ada apa?"

"Kenapa kau tidak menghubungiku? Seharusnya kau mengirimkan email atau semacamnya."

"Aku takut kau sibuk untuk mengurus pindahan kuliahmu. Makanya aku tunggu kau yang menghubungiku."

"Hmm.. ini hari pertamaku kuliah di kampus baru. Aku dan Naya pulang bersama tadi," Gumam Kinan tidak bersemangat.

"Seharusnya kau senang bukan ada Naya yang satu kampus denganmu? Lalu? Kenapa suaramu tidak bersemangat kedengarannya?"

"Aku juga satu kampus dengan Alvin."

------------------------- 🌺🌺🌺🌺🌺 --------------------------

Kira-kira reaksi Ray gimana ya?

Jangan lupa vote dan commentnya ya guys. Ikutin terus kisahnya Kinan setiap hari ya! Ayok kita mendukung satu sama lain untuk membuat cerita yang menarik! Luv! ❤️

Memory Of First Love [Completed] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang