"Mari beli bunga sambil memberi derma!!" Teriakan lantang yang berhasil mengalihkan perhatian salah satu pengendara vespa matic.
Senyuman indah yang di bumbui pipi gembul membuat Choi Soobin, sang pengendara vespa matic menghentikan motornya.
Di bukalah kaca pada helmnya, agar bisa melihat wajah gadis penjual bunga secara langsung tanpa terhalang.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Soobin tersenyum simpul menampakkan sederet giginya karena melihat pesona gadis itu yang begitu memancar. Tanpa pikir panjang, Soobin menghampiri gadis itu dengan motornya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Choi Hayeon begitu bahagia saat seorang pengendara motor itu menghampirinya. Hayeon berusaha menunjukkan senyum terindahnya pada pelanggan pertamanya ini. Karena sedari tadi pagi, belum ada yang berminat dengan bunga-bunga yang ia tawarkan.
"Hallo, perkenalkan namaku Choi Soobin." Laki-laki itu mengulurkan tangannya. Hayeon langsung memudarkan senyumnya dan mengganti dengan raut wajah yang bingung.
"Mau beli bunga?" Tawar Hayeon
"Untuk apa?" Tanya laki-laki bernama Soobin itu.
"Untuk menyumbang dana. Dan, bunga ini bisa kau beri kepada orang yang saat ini kau sukai, mungkin," Jelas Hayeon.
"Aku tidak ingin membeli bunga, aku hanya ingin tahu namamu," ucapnya menarik kembali uluran tangan.
Sudah di pastikan. Banyak laki-laki yang jika akan membeli bunga, pasti bertanya perihal nama, alamat, bahkan kadang statusnya saat ini.
"Aku akan memberi tahu namaku. Tapi, kau harus membeli bunga ini."
"Baiklah, aku akan membeli bunga untukmu." Soobin tersenyum sambil merogoh saku celananya.
"Kenapa untukku?" Tanya Hayeon mengernyitkan kening
"Karena kau orang yang saat ini aku sukai," jawab Soobin tanpa rasa ragu dan malu sedikitpun.
Hayeon menyodorkan bunga yang sedari tadi ia pegang saat laki-laki itu memberikan uang.
"Terima-"
"Hatchii..."
Hayeon terkejut karena Soobin baru saja bersin setelah menerima bunga dari Hayeon.
"Astaga! Apa kau menghirup debu di bungaku?"
Hayeon langsung mendekatkan diri untuk membersihkan bunganya. Ia takut kalau pelanggannya akan lari karena kecerobohannya.
"Hatchi..."
Pada bersin kedua, hidung Soobin memerah. Hal itu membuat Hayeon bertambah panik. Lalu, di bawanya Soobin untuk duduk di bangku yang tersedia di sana.
"Jauhkan bunga itu," perintah Hayeon sambil merebut bunga yang Soobin genggam.
"Lihatlah hidungmu." Hayeon memalingkan wajah Soobin ke depan wajahnya. Tangan gadis itu menyentuh pipi Soobin tanpa sadar.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Detak jantung Soobin terlalu cepat dari sebelumnya. Kini alergi serbuk sari dari bunga itu sudah menyerangnya. Sebenarnya, Soobin tak memiliki alergi bunga yang akut. Hanya saja, jika berdekatan dengan bunga, hidungnya akan bersin dan memerah saja.
Di tatapnya gadis di hadapannya itu. Sentuhan tak terduga dari gadis itu memberikan efek yang luar biasa bagi Soobin.
Soobin bisa melihat ada ke khawatiran di mata gadis itu. Sepertinya, Soobin bukan hanya menyukai gadis itu pada pandangan pertama, tapi mencintai pada pandangan pertama.
"Hey!! Ayo kita ke rumah sakit saja," tawar gadis itu yang langsung meruntuhkan lamunan Soobin.
"Ha? Bagaimana?"
"Hidungmu memerah. Apa tadi bungaku kotor dan berdebu?" Tanya gadis itu.
"Ti-tidak. Bungamu tidak kotor, hanya saja, aku.... mmpp... mempunyai alergi terhadap bunga."
"Apa?!" Pekik gadis itu sambil berdiri.
"Ya ampun, maafkan aku. Ayo biar ku antar ke rumah sakit saja," ucap gadis itu semakin panik.
Gadis itu menarik lengan Soobin.
"Tidak perlu. Alerginya sudah mulai mereda. Tenanglah," ucap Soobin.
"Tapi-"
"Ayolah berhenti mengkhawatirkanku," ucap Soobin menarik lengan gadis itu.
Akhirnya, gadis itu pun duduk dan meredakan rasa khawatirnya.
"Kenapa kau mengkhawatirkanku seperti itu?" Tanya Soobin sambil tersenyun.
"Aku takut kau kenapa-kenapa."
"Tapi kita baru saja bertemu."
"Memangnya, kalau baru bertemu, aku tidak boleh mengkhawatirkan pelangganku?" Tanya gadis itu.
Soobin langsung membungkam mulutnya. Kata pelanggan bagi Soobin sudah menjelaskan bahwa perasaannya yang terlalu berharap, bukan gadis itu yang menyukai Soobin.
"Oh, seperti itu ya." Soobin menganggukkan kepala.
"Kalau begitu, aku pergi ya. Semoga kau tidak kecewa karena sudah membeli bunga yang membuatmu menjadi sakit."
"Ini untuk pelanggan baru di toko bungaku." Gadis itu memberikan sebuah gantungan kunci kayu berbentuk kepala koala .
"Haha, maafkan aku ya. Sampai jumpa."
Setelah mengatakan itu, gadis di hadapannya berlari meninggalkan Soobin. Sedangkan laki-laki itu hanya bisa terperangah karena mendapat tanda maaf berupa gantungan kunci kayu berbentuk kepala koala dan juga senyum manis dari gadis itu.
"Astaga! Bodoh! Kenapa aku tak bertanya namanya tadi?!" Pekik Soobin frustasi.
Soobin mengacak-acak rambutnya.
Arghhhhh
🐨🐨🐨
Cerita ini tidak ada hubungannya dengan cerita invisible hero ya😊😊