:: 20 ::

283 69 10
                                    

___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________

"Maaf, aku tidak bisa. Kebetulan ayah akan pergi ke luar kota hari ini."

Syuh....

Soobin bernafas lega karena Yeonjun tidak ikut bersama mereka. Jujur saja, ia tidak suka di ganggu saat menikmati momen berdua bersama Hayeon. Apalagi Yeonjun.

"Yah! Kenapa momennya tidak tepat sekali. Padahal kita akan jalan-jalan ke taman," ucap Hayeon dengan nada kecewa.

"Maafkan aku ya. Toh juga ada Soobin yang menemanimu." Yeonjun berusaha memberi pengertian pada Hayeon dengan mengusap puncak kepala Hayeon.

Soobin hanya bisa menghela nafas kesal. Adegan seperti ini membuat moodnya memburuk.

"Ekhem." Soobin berdehem.

Yeonjun pun menghentikan aktivitasnya. Lalu kedua tangannya bergerak memegang bahu Hayeon.

"Sebentar lagi aku akan pindah. Jadi, kau harus terbiasa tanpa diriku," ucap Yeonjun menatap kedua bola mata Hayeon lekat-lekat.

"Ish! Cukup ya. Aku tidak suka membahas soal itu. Kau juga masih lama di sini kan? Kau baru akan pergi satu bulan mendatang kan?"

Yeonjun manggut-manggut.

"Jadi stop bahas soal yang entah jadi atau tidak."

Yeonjun tersenyum. "Iya maaf-maaf."

"Ya sudahlah. Kalau begitu hati-hati pulangnya ya?"

Yeonjun sudah mengalihkan kedua tangannya dari bahu Hayeon. Lagi-lagi Yeonjun menganggukkan kepala.

"Kau juga hati-hati ya. Soobin, tolong jaga Hayeon ya? Aku tidak mau kalau dia kenapa-kenapa. Jadi, jika terjadi sesuatu pada Hayeon, kau yang akan bertanggung jawab," jelas Yeonjun.

Lalu ia pergi setelah mendapat jawaban dari Soobin.

Posesif sekali dia? Tanpa di suruh pun, aku akan menjaga Hayeon. Bahkan, aku tak akan membiarkan Hayeon terluka. Sekalipun karena tergores ranting yang kering. Aku akan langsung mematahkannya. Batin Soobin melihat punggung Yeonjun yang kian menjauh.

"Kalau begitu ayo kita pergi saja," ajak Hayeon kemudian.

Keduanya pun pergi meninggalkan sekolah, menuju ke tempat yang di maksud.

Sebenarnya saat mereka berjalan ke parkiran, Soobin berusaha untuk menggenggam tangan Hayeon. Tapi, hatinya masih ragu untuk melakukan itu.

Di sisi lain, ada seseorang yang memantau mereka.

"Sudah siap?" Tanya Soobin setelah mereka duduk di atas motor dengan mesin yang menyala.

"Let's go!" Pekik Hayeon dengan bahagia.

"Aih sebentar. Sepertinya ada yang lupa," ucap Soobin.

"Apa lagi Choi Soobin?" Rengek Hayeon.

"Pelukanmu."

Soobin langsung menarik kedua tangan Hayeon agar melingkar di pinggangnya. Bersamaan dengan kalimat dan sikap Soobin, tubuh Hayeon tiba-tiba seperti tersihir menjadi patung. Tidak bisa bergerak.

***

Selama di perjalanan, mereka hanya membahas hal-hal yang tidak penting. Jujur saja, kalimat Soobin tadi, membuat Hayeon jadi merasa canggung pada Soobin. Topik yang ada di pikirannya seolah-olah tersingkirkan karena kalimat Soobin itu.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang