Saking tidak percayanya, Chani terus melihat ke arah Soobin dan Hayeon yang berbeda bangku dengannya. Mereka memang terlihat dekat dan sangat akrab. Tapi Chani tidak percaya kalau mereka benar-benar berhubungan.
"Oy!"
Chani terlonjak saat seseorang mengejutkannya.
"Kau sedang memperhatikan siapa?" Tanya teman satu kelasnya, sekaligus teman yang paling dekat dengan Chani. Huang Renjun.
"Tidak."
Renjun mengikuti arah mata Chani. Dan ia menemukan objek yang sama seperti Chani.
"Hayeon?"
"Siapa dia?" Tanya Renjun saat melihat laki-laki duduk di hadapannya.
"Dia Yeonjun?" Ketiga kalinya Renjuj bertanya.
"Bukan. Dia murid baru. Tapi tiba-tiba mereka sangat dekat," jawab Chani dengan mata yang masih memandangi objek semula.
"Oh begitu. Biarkan saja mereka dekat. Toh Hayeon masih sendiri," timpal Renjun dengan entengnya.
Lalu Renjun berteriak memesan minuman.
"Enak saja. Hayeon kan dulunya dekat denganku. Tapi karena laki-laki itu, Hayeon malah menjauh."
"Bukan karena dia. Ini karena kau yang sudah punya kekasih."
"Siapa bilang?" Tanya Chani yang kini menoleh pada Renjun.
"A-"
"Ya! Chani!!" Suara melengking itu memotong ucapan Renjun.
Yeji datang dengan Ryujin. Kedua gadis itu berlari menghampiri meja Chani. Dan seperti biasa, Yeji bersikap manja di hadapan Chani.
"Ini dia."
Chani melotot ke arah Renjun, membuat laki-laki itu menampakkan sederet giginya.
"Aku pergi dulu, ya?" pamit Renjun.
"Iya pergilah," jawab Yeji antusias. Di tambah gerakan Ryujin yang khas ketika mengusir seseorang.
"Kau? Tetap di sini," perintah Chani memberikan tatapan tajamnya ke arah Renjun.
Hal itu membuat Renjun mengurungkan niatnya untuk pergi. Renjun kembali duduk dan langsung diam.
"Kenapa di tahan? Memangnya kau tidak ingin makan berdua bersamaku?" Tanya Yeji mengerucutkan bibirnya.
"Tidak sudi."
Chani beranjak dari duduknya karena tidak tahan dengan ke-agresifan Yeji.
"Tadi menahanku untuk pergi dan memintaku untuk duduk. Baru saja duduk, dia malah mengajakku pergi." Renjun hanya bisa mendumel.
"Chani? Chani?" Teriak Yeji.
"Yah gagal lagi," ucap Ryujin.
Yeji berdecak kesal karena Chani bersikap acuh padanya. Ini semua karena Hayeon. Pikir Yeji.
Lalu saat mengedarkan pandangan, ia menangkap sesosok Hayeon yang sedang berjalan keluar dari kantin bersama seseorang.
"Ya tuhan! Demi apa?" Yeji menganga tak percaya ketika melihat siapa yang berjalan di samping Hayeon.
"Ada apa? Ada apa?" Tanya Ryujin heboh sendiri.
"Apa mataku masih normal? Ini tidak salah lihat kan?" Yeji menatap ubin setelah Hayeon dan Soobin sudah tidak terlihat lagi.
"Ikut aku."
Yeji menarik tangan Ryujin kuat-kuat. Ryujin yang belum siap pun hampir jatuh tersungkur. Untung ia bisa mengatur keseimbangannya.
***
"Kau lihat dia?" Tanya Yeji menunjuk ke arah Hayeon yang berjalan masuk ke dalam kelas bersama Soobin.
"Dia kan? Ketua Osis sekaligus ketua basket sekolah!" Jawab Yeji heboh.
Yeji bertanya, tapi malah menjawab sendiri.
"Swasta Big School?" Tanya Ryujin.
Saat ini posisi mereka tengah bersembunyi di balik tembok. Padahal Hayeon dan Soobin sudah masuk.
"That's right baby!" Pekik Yeji.
"Oh my god?"
"Dia? Dia? Pindah kemari? Sejak kapan? Astaga!" Kini Ryujin yang heboh.
Yeji menatap sahabatnya datar.
"Diam....!" Yeji menjitak kepala Ryujin. Gadis itu pun langsung berhenti meloncat-loncat dan mengusap puncak kepalanya yang terasa sakit.
"Kenapa laki-laki setampan dia bisa dekat dengan Hayeon? Demi apapun! Aku tidak rela...." rengek Yeji menempelkan punggungnya ke tembok. Lalu ia bergerak ke bawah perlahan dan terduduk.
"Chani ku yang tampan di rebut. Dan sekarang, Soobin si imut nan keren di embat!" Cerocos Yeji.
"Sudah-sudah. Kau tidak lihat banyak orang yang melihatmu dengan tatapan aneh? Aku tidak mau ya kalau nanti aku di ejek karena punya teman yang kurang waras sepertimu," ucap Ryujin polos.
"Hey! Sembarangan. Kau yang kurang waras! Harusnya kau memikirkan si tampan Soobin. Bukan malah memikirkan mereka yang lewat!" Yeji melotot ke salah satu siswa yang berjalan melihat ke arahnya tanpa lepas.
"Berhentilah memikirkan laki-laki yang jelas-jelas tidak mencintaimu, Yeji. Setelah ini, kita ada ulangan bahasa korea. Kau mau mendapat nilai C min? Merah pula."
"Ish! Kau ini menyebalkan sekali! Ya sudah. Kita pergi ke kelas saja." Yeji menggertakkan kedua giginya kesal.
Dua manusia aneh itu pun kembali ke kelasnya untuk menyiapkan mental menghadapi ujian yang akan datang.
"Cepatlah. Nanti kita tidak sempat membaca materinya."
"Kenapa harus pusing-pusing sih? Guru memberi kita soal untuk apa?" Tanya Yeji.
"Untuk di jawab."
"Nah, kalau begitu kita tinggal menjawab saja. Selesai," ucap Yeji dengan entengnya.
"Heh! Kau pikir kita menulis jawabannya tidak dari sumbernya? Kalau kita tak tahu jawabannya, kita akan menjawab dengan apa?" Tanya Ryujin yang langsung meng-skak Yeji.
"Dengan kentut!" Balas Yeji berjalan mendahului Ryujin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.