:: 10 ::

301 78 8
                                    


___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________










"Soobin!! Tunggu aku!!" Hayeon berteriak di sepanjang koridor. Ia tak peduli pada teman-teman satu angkatannya yang terus memperhatikan dia.

Namun Soobin belum juga berhenti walau sudah di panggil beberapa kali oleh Hayeon. Hingga akhirnya,

Bruk!!!

Hayeon terjatuh karena kakinya di jegal seseorang. Hayeon merintih dan mendongak untuk melihat siapa yang tega melakukan hal ini padanya.

Terlihat, Yeji dan Ryujin tertawa puas karena berhasil mengerjai Hayeon. Kemudian, mereka meninggalkan Hayeon begitu saja tanpa membantu gadis itu.

Soobin yang mendengar rintihan Hayeon langsung menghentikan langkahnya dan menoleh. Lalu ia berlari untuk menghampiri Hayeon.

Tepat saat Soobin menghampiri Hayeon, Chani juga ikut menghampiri Hayeon. Kedua laki-laki itu jongkok untuk membantu Hayeon.

Tentu saja tawaran mereka membuat Hayeon bingung ingin menerima yang mana.

"Ayo biar ku papah kau ke ruang kesehatan," tawar Chani.

"Aku yang akan mengantarkan dia ke ruang kesehatan," ucap Soobin sedikit ketus pada Chani.

Tanpa meminta persetujuan dari Hayeon, Soobin langsung menggendong gadis itu menuju ke ruang kesehatan. Sedangkan Chani, ia hanya melihat adegan itu dengan hati yang sedikit merasa cemburu.

"Aku belum bisa mendapatkanmu, tapi kenapa sudah ada orang yang ingin menjadi pesaingku?" Gumam Chani.

Akhirnya Chani memutuskan untuk berdiri dan pergi ke kelasnya. Ia ingin memberi pelajaran pada orang yang sudah membuat Hayeon terluka.





***








Soobin mendudukkan Hayeon di atas  ranjang. Lalu, ia mengambil kotak obat yang ia temukan di atas meja.

Soobin berjongkok untuk mengobati luka di lutut Hayeon dengan teliti. Memang tidak parah, tapi lecet sedikit juga termasuk luka. Jadi harus cepat di obati agar tidak infeksi.

"Lain kali jangan lari-lari seperti tadi," peringat Soobin dengan ketus.

Laki-laki itu cemburu. Karena ia menduga, kalau Chani menyukai Hayeon.

"Aku tidak akan berlari jika kau tidak menghindar seperti tadi," balas Hayeon.

"Kau ini sebenarnya kenapa? Tiba-tiba meninggalkanku seperti itu?" Tanya Hayeon.

"Aku tidak suka dengan dia yang terlihat dekat denganmu," jujur Soobin menutup kotak obat dan beranjak untuk menyimpan kembali benda itu.

"Kenapa harus tidak suka?"

"Ya tidak suka. Siapa yang suka kalau orang yang ia cintai dekat dengan orang lain?" Tanya Soobin pada Hayeon.

Soobin melipat kedua tangannya dan mengerucurkan bibirnya. Sangat menggemaskan.

"Apalagi saat dia bilang, kalau dia memutuskan kekasihnya untukmu," tambah Soobin.

Hayeon berusaha untuk berdiri dan menghampiri Soobin yang lebih memilih menatap ke arah lain.

"Sudah, kau diam saja di situ. Aku tidak mau jika kau kesakitan," ucap Soobin lagi.

Kalimat ketus dan bibir yang mengerucut benar-benar membuat Hayeon ingin tertawa dan mencubit pipi Soobin. Sayangnya, Hayeon bukan siapa-siapa jadi tidak bisa bersikap agresif seenaknya.

Hayeon berpikir sejenak. Sampai ia tak sadar kalau Soobin diam-diam melirik ke arahnya. Di pikiran Hayeon, ini adalah kesempatannya untuk menjauh dari perasaannya pada Chani selama ini. Ia tak mau jika harus di anggap pelakor. Apalagi, yang sedang ia hadapi adalah ratu rumor satu sekolah. Bagaimana nasib nama baiknya untuk ke depan? Astaga.

"Aha! Aku punya ide," pekik Hayeon.

Soobin menengok ke arah Hayeon. Saat itu, rasa kesalnya tiba-tiba menghilang saat melihat senyum Hayeon yang merekah.

"Hey, Choi Soobin," panggil Hayeon.

Lagi-lagi Soobin menoleh. "Apa?" Tanyanya berusaha untuk tetap ketus.

"Mendekatlah," pinta Hayeon menepuk-nepuk kasur agar Soobin mau duduk di sampingnya.

Benar saja, Soobin mendekat. Tapi, ia membuang muka ke arah lain. Ia tak mau melihat ke arah Hayeon. Takut  nanti, akting marahnya menjadi gagal.

"Kau tidak ingin melihat aku dan Chani dekat kan?" Tanya Hayeon yang langsung mendapat anggukan dari Soobin.

"Kalau begitu, jadilah pacarku," pinta Hayeon.

Soobin membulatkan matanya tidak percaya ke arah Hayeon. Bagaimana bisa ia di tembak oleh gadis yang ia cintai?

"Jadi pacarmu?" Tanya Soobin masih terperangah.

"Iya. Kau mau kan jadi pacar pura-puraku?" Tanya Hayeon kemudian.

Benar-benar pertanyaan konyol. Soobin sudah berbesar kepala karena ia bisa berpacaran dengan orang yang ia cintai. Tapi nyatanya, itu hanya pura-pura.

"Kenapa pura-pura?" Tanya Soobin.

"Bukannya tadi kau memintaku untuk menjadi pacarmu?" Tambahnya.

"Memang benar. Tapi.... hanya pura-pura," jelas Hayeon.

Jika hati Soobin terletak di luar, pasti lantai ruang kesehatan sudah berceceran karena hatinya hancur berkeping-keping mendengar harapan yang tak sesuai kenyataan.

"Aku tidak mau berpura-pura. Aku ingin sungguhan menjadi pacarmu. Aku mencintaimu Hayeon."

"Ya jika kau ingin aku jauh dengan Chani, maka itu jalan satu-satunya," ucap Hayeon sambil mengembuskan nafas.

"Tapi kita bisa berpacaran sungguhan," jawab Soobin.

"Sayangnya aku belum mencintaimu," balas Hayeon.

"Berarti kau akan mencintaiku juga suatu saat nanti?" Tanya Soobin.

"Entahlah."

"Tapi aku tetap tidak mau kalau hanya berpura-pura." Soobin kembali merengak.

"Tapi aku mintanya pura-pura," balas Hayeon tidak mau kalah.

"Oke, apapun akan ku lakukan asal kau tidak dekat dengan dia lagi," putus Soobin.

"Bagus kalau begitu." Hayeon tersenyum senang.

"Tapi jangan senang dulu," sela Soobin.

Dahi Hayeon berkerut. Jantungnya tiba-tiba saja tidak tenang.

"Kalau satu bulan Chani belum juga menjauh, kau akan resmi menjadi pacarku. Tanpa rekayasa," jelas Soobin.




























 Tanpa rekayasa," jelas Soobin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Astaga Hayeon, kenapa kau jadi gugup seperti ini?

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang