:: 14 ::

241 73 11
                                    

___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________


Setelah beberapa kali Hayeon mengetuk pintu kamar Soobin, akhirnya laki-laki itu mau membukanya.

Terlihat, Soobin berdiri dengan wajah yang sangat amat lesu. Sudah kentara jika Soobin baru bangun tidur. Ia juga sempat menguap di hadapan Hayeon.

Sedangkan Hayeon, gadis itu menatap Soobin aneh. Celana pendek selutut dengan kaos oblong warna putih menghiasi tubuh Soobin yang menjulang tinggi.

Soobin berdiri dalam keadaan mata tertutup. Terlihat, ada bekas mata panda di kelopak mata Soobin. Laki-laki itu sepertinya semalam begadang.

"Siapa sih? Mengganggu saja?" Tanya Soobin tanpa membuka mata.

"Kenapa kau tidur? Bukannya hari ini sekolah?" Tanya Hayeon.

"Aku malas," jawabnya.

"Kau malas sekolah?"

"Hmmm...."

"Berarti kau malas bertemu Hayeon?" Tanya Hayeon sengaja memancing Soobin agar mau membuka mata.

"Kalau bertemu Hayeon, aku mau."

"Kalau mau, kenapa matamu terus tertutup?" Tanya Hayeon.

"Memangnya, kalau aku membuka mata, Hayeon akan ada di hadapanku?" Tanya Soobin kembali dengan suara yang masih saja parau akibat bangun tidur.

"Mungkin saja."

Soobin membuka matanya perlahan. Memang begitu berat. Tapi, ia ingin mencoba tantangan dari orang yang tengah berbicara dengannya itu. Dengan bodohnya, Soobin tidak mengenali, jika orang yang sedari tadi berbicara dengannya adalah Hayeon.

"Hayeon?!" Soobin terkejut saat mendapati Hayeon di hadapannya.

Soobin berulang kali mengucek-ucek kedua matanya, tanpa sadar jika kotoran matanya itu sampai keluar.

"Aish.... Soobin! Cepat basuh wajahmu dulu. Jangan di kucek-kucek! Belekmu keluar," ujar Hayeon tanpa merasa berdosa setelah mengatakan hal itu.

Soobin terbelalak, kaget mendengar ucapan Hayeon. Lalu, Soobin memilih menutup pintu kamarnya dan langsung pergi ke kamar mandi.

Tuhan sangat sayang pada Hayeon. Ketika Soobin menutup pintu dengan kurang ramah, dalam ukuran beberapa centi, hidung Hayeon hampir menempel dengan pintu. Bagaimana jika tidak ada jarak? Mungkinkan hidung Hayeon menghilang karena mancung ke dalam.

"Untung saja," gumam Hayeon.

Lalu, gadis itu memilih menunggu Soobin di bawah. Ia ingin mengobrol banyak dengan Hima. Ya, walau topik yang mereka bahas tidaklah penting.

Ketika tengah asyik mengobrol, Soobin berteriak memanggil nama Hayeon. Laki-laki itu juga berteriak memanggil Hima karena ingin bertanya 'apakah Hayeon masih di sini?

"Kalau begitu, bibi pergi dulu ya. Bibi akan pergi ke resto untuk mengurus masalah dengan rekan kerja bibi. Kau tanya pada Soobin kenapa dia semalam," pinta Hima.

Hayeon hanya mengangguk untuk meyakinkan kalau ia akan melakukan apa yang Hima perintahkan. Lalu, setelah Hayeon mencium punggung tangan Hima, Hima langsung pergi.

Di saat Hima menghilang dari balik pintu, kini ada penggantinya yang turun dari tangga.

"Wahh.... ku pikir kau sudah pulang." Soobin kembali membuka suara setelah mendaratkan bokongnya di sofa ruang tengah.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang