___________
::PARTNER::
Choi Soobin
___________
Pukul 06.30, Hayeon sudah bersiap. Seperti biasa, sebelum berangkat ke sekolah, Hayeon akan mampir ke toko bunga untuk memberikan kunci toko pada pegawainya.
Saat keluar dari tempat kostnya, di sana sudah ada Chani yang stay dengan motornya. Hayeon tentu saja terkejut karena kedatangan Chani yang tiba-tiba, tanpa memberitahunya dulu.
"Tumben sekali kau datang kemari? Ada apa?" Tanya Hayeon menghampiri Chani.
"Ayo berangkat bersama," ajak Chani antusias.
Hayeon mengerutkan kening. Ia mencium bau-bau mencurigakan dari sikap Chani. Apakah laki-laki itu akan mendekatinya?
Tapi di pikir-pikir, penawaran Chani bisa menyelamatkan uang sakunya. Ia bisa lebih menghemat dengan uangnya itu.
"Baiklah kalau begitu. Tapi antarkan aku ke toko dulu ya," pinta Hayeon.
Chani hanya menganggukan kepala sambil tersenyum. Lalu memberikan satu helm untuk Hayeon, saat gadis itu hendak naik ke atas motornya.
"Sudah siap?" Tanya Chani.
"Iya," jawab Hayeon, samar-samar terdengar oleh Chani.
Hayeon berpegangan pada tas Chani. Tapi, Chani menarik kedua tangan Hayeon agar melingkar di perutnya. Hayeon sempat menolak, tapi Chani tak membiarkan itu.
"Pegangan, nanti kau jatuh," peringat Chani.
Sebenarnya, tujuan Chani menarik tangan Hayeon dan melingkarkan pada perutnya, bukan hanya mencegah terjadi kecelakaan. Tapi, ada niatan tertentu.
Tak perlu berpikir panjang, Chani langsung melajukan motornya menuju ke toko bunga Hayeon. Setelah itu, mereka berangkat ke sekolah.
Sesampainya di sekolah, Hayeon segera turun dari motor Chani dan setelah memberikan helm, Hayeon pamit untuk pergi ke kelas terlebih dahulu. Namun Chani menahan lengan Hayeon.
"Jangan pergi sendiri."
"Kenapa memangnya?" Tanya Hayeon tak mengerti.
"Kau tahu, Yeji masih belum bisa menerima kalau kami putus, jadi aku takut kalau dia melihat kita, dan nanti akan menghadangmu. Kalau kita pergi ke kelas bersama-sama, dia tidak akan berani macam-macam."
Hayeon bergeming. Kalimat Chani ada benarnya. Tapi, jika mereka pergi ke kelas bersama, takutnya Yeji semakin marah padanya. Dan urusannya juga bisa semakin rumit.
Hayeon melihat ke sekelilingnya. Mencari gadis yang tengah di hindari.
"Tapi kalau nanti Yeji tahu kita ke kelas bersama, dia akan semakin marah padaku. Semuanya akan semakin rumit," ucap Hayeon.
"Nanti Yeji bisa aku awasi."
"Tapi tetap saja, Chani. Aku tidak mau di juluki sebagai gadis perusak hubungan orang."
"Hayeon, tidak perlu memikirkan apa kata orang. Kau mencintaiku, dan aku juga sudah mencintaimu. Jadi apa salahnya kalau kita bersama? Toh juga aku sudah tidak cinta pada Yeji," jelas Chani sambil memegang bahu Hayeon.
Hayeon menghembuskan nafasnya. Ini saatnya bermain drama.
"Maaf Chani, tapi aku sudah tidak mencintaimu."
Seketika Chani tertohok mendapat jawaban di luar dugaannya. Ia tak bisa berkata-kata. Aliran darahnya tiba-tiba mengalir deras sehingga jantungnya memompa lebih cepat lagi. Tangannya bergerak turun dan terhempas ke bawah.
Hayeon berjalan tanpa pamit meninggalkan Chani. Sebenarnya ia sedikit tidak tega mengatakan hal itu. Tapi harus bagaimana lagi, itu jalan satu-satunya agar Chani mau menjauh darinya dan kembali dengan Yeji seperti dulu. Hal ini juga bisa menyelamatkan hidupnya dari ulah Yeji yang sangat di takuti banyak orang di sekolah.
***
"Yeonjun tidak ada, Soobin juga tidak berangkat. Huft," Hayeon meletakkan kepalanya di atas meja.
Rasanya ia malas sekali.
"Choi Hayeon! Ikut ke kantin tidak?" Teriak Lia, teman satu kelasnya yang lumayan dekat dengan Hayeon.
"Kau pergi sendiri saja ya?"
"Ingin menitip sesuatu tidak?" Tanya Lia lagi.
Hayeon hanya melambaikan tangannya untuk menjawab pertanyaan Lia. Kemudian, Lia mengangguk dan pergi meninggalkan kelas.
Saat ini, di kelas tidak ada siapapun kecuali Hayeon. Gadis itu memilih untuk memejamkan matanya sejenak. Rasanya sangat mengantuk. Mungkin karena tadi malam ia tidur sedikit larut.
Baru saja terlepas dari alam sadarnya, seseorang mengejutkan Hayeon dengan menggebrak meja gadis itu. Karena keterkejutannya itu, Hayeon sampai terbangun dan langsung berdiri.
Di lihatnya Yeji di depan matanya. Wajah gadis itu terlihat sangat marah pada Hayeon.
"Sudah mulai mendekati Chani?!"
Yeji langsung saja menjambak rambut Hayeon.
"Awh!!" Yang punya rambut merintih kesakitan dan meminta tolong agar rambutnya di lepaskan.
"Aku tidak mendekati Chani Yeji. Tolong lepaskan rambutku. Awh!" Rintihnya.
"Dasar gadis perusak hubungan orang!"
Yeji melepaskan rambut Hayeon, lalu menggantinya dengan mendorong tubuh Hayeon. Sampai gadis itu terhuyung dan terbentur tembok.
"Ingat! Aku akan lebih kejam dari ini kalau kau berani mendekati Chani!" Peringat Yeji yang langsung pergi meninggalkan Hayeon.
Sedangkan Hayeon, ia memegangi pinggang yang terasa nyeri. Hayeon sudah tahu kalau hal seperti ini akan terjadi padanya. Itu hanya karena berangkat bersama Chani. Bagaimana jika ia benar jadi dengan laki-laki itu? Mungkin Hayeon tidak akan hidup dengan lama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARTNER
Фанфик❝Jika aku memang pasanganmu, selangkah pun aku tak dapat berjalan tanpa dirimu.❞