:: 02 ::

661 119 4
                                    

___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________









Hayeon bergegas menuju ke toko bunga karena bunga yang ia jual sudah habis. Dan di toko bunga sudah ada yang menunggu Hayeon, sahabatnya Choi Yeonjun.

"Darimana saja?" Tanya laki-laki itu berkacak pinggang di depan pintu toko.

"Ya ampun, tadi ada kendala sedikit," jawab Hayeon terkekeh melihat sikap posesif sahabatnya itu.

"Seharusnya kau menghubungiku dulu, jangan malah menghilang seperti ini. Kau tau, aku sangat mengkhawatirkanmu," cerocos Yeonjun.

"Ututu.... maafkan aku," ucap Hayeon seperti anak kecil sambil mencubit kedua pipi Yeonjun dan menggoyangkannya.

Ya, walaupun Hayeon lebih pendek dari Yeonjun, tapi gadis itu masih bisa meraih pipi laki-laki itu menggunakan tangannya.

"Tidak akan aku maafkan sebelum kau memberiku sesuatu." Yeonjun melepaskan tangan Hayeon dari wajahnya, lalu masuk ke dalam.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Hayeon menaikkan sebelah alisnya.

"Aku ingin kau memasak untukku," pinta Yeonjun setelah memutar tubuhnya dan memegang kedua bahu Hayeon.

"Baiklah, besok aku akan memasak untuk sarapanmu," ucap Hayeon tersenyum sangat manis.

Tapi, ia kembali terlihat berpikir. "Ah tidak, bukan untukmu saja, tapi untuk kita berdua."

Posisi mereka saat ini, Hayeon memegang kedua pipi Yeonjun kembali, dan Yeonjun memegang kedua bahu Hayeon.

Mereka tersenyum senang. Kekompakan Yeonjun dan Hayeon memang membuat orang yang melihat mereka jadi salah persepsi. Karena terlalu dekat, mereka sering di anggap terikat cinta lokasi. Tapi, pendapat itu tak pernah di dengarkan atau di tanggapi.

Kadang mereka hanya memberikan senyuman saat ada yang bertanya mengenai hal itu. Tentu saja bagi kaum adam yang mendengar tanggapan-tanggapan itu menjadi iri pada Yeonjun yang terlalu dekat dengan Hayeon.

"Kapan kita akan memberikan dana sumbangan ini?" Tanya Yeonjun saat mereka mulai melihat bunga-bunga di toko.

"Besok setelah pulang sekolah. Sekalian aku akan menjenguk ibu."

"Boleh aku ikut?" Tanya Yeonjun.

"Tentu saja boleh, kenapa tidak?"

"Baiklah. Menurutmu, aku harus membawakan apa untuk ibu?" Tanya Yeonjun lagi.

Hayeon menatap Yeonjun. "Membawa apa?"

"Ya, mungkin makanan atau sesuatu hal?"

"Tidak. Jangan membawakan apapun untuk ibu." Hayeon kembali melihat bunga-bunganya.

"Aku tidak mau ibu kembali berbuat ulah jika di beri sesuatu."

"Oh iya, aku melupakannya. Maaf ya," ucap Yeonjun merasa bersalah.

"Tak apa."

Lalu, saat tak ada topik pembicaraan, ada pengunjung yang masuk dan melihat-lihat.

Hayeon mendekati seorang ibu yang menjadi pengunjung di tokonya. Tak lupa, Hayeon memasang senyum termanis.

"Selamat datang di toko bunga kami nyonya," celetuk Hayeon yang membuat seorang ibu itu mengalihkan perhatiannya kepada Hayeon.

"Ah iya. Saya minta bunga yang paling cantik di sini," ucap ibu itu.

"Semua bunga di sini sangat cantik nyonya, seperti dirimu," puji Hayeon.

"Kau ini ramah sekali cantik. Bolehkah aku memesan bunga-bungamu ini?"

"Tentu saja boleh nyonya. Nyonya ingin berapa jenis bunga? Perlu di antar atau tidak?" Tanya Hayeon.

"Saya minta sepuluh jenis bunga yang paling di gemari di Busan ya." Ibu itu memberikan kartu namanya.

"Resto Sakura, Choi Hima," gumam Hayeon.

"Kau antarkan ke alamat resto saya ya? Ini uang muka dan sisanya akan saya bayar besok."

"Bunga ini di antar besok nyonya?" Tanya Hayeon yang belum mengerti.

"Iya. Oh iya, kau bisa mendekorasi tata letak bunga ini kan?" Tanya Choi Hima.

"Tentu saja bisa nyonya. Besok setelah pulang sekolah, saya akan mengantar dan mendekorasi resto nyonya menjadi lebih indah."

"Terima kasih anak baik. Saya tunggu besok ya," ucap Choi Hima lalu berpamitan pergi.

Hayeon mengantar nyonya Hima ke depan. Setelah Hima masuk ke dalam mobil, Hayeon masuk dan berteriak bahagia. Yeonjun yang melihat Hayeon bahagia, ikut tersenyum.

Saking bahagianya, Hayeon memeluk Yeonjun dengan erat. Lalu, Yeonjun balas memeluk sahabatnya itu.

"Terima kasih Yeonjun. Kau selalu bersedia berjalan bersamaku," ucap Hayeon.

"Iya sama-sama"













"Iya sama-sama"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Maap nih gaes... Setelah di pikir-pikir lagi, aku bakal ngeubah keputusan ku di part sebelumnya tentang cerita ini yg gk ada hubungannya sm ceritaku yg satu lagi. Jadi, cerita ini menceritakan kisah Hayeon dan Soobin. Trs juga buat ngejelasin apa yang masih jadi tanda tanya di cerita itu.

Jujur, soalnya aku belum bisa move on dari cerita itu. Makanya aku jadiin cerita ini berikatan biar cerita ini kedepannya gak terbengkalai😊😊😊

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang