:: 08 ::

302 80 16
                                    

___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________






















"Di mana tempat menyimpan bangkunya?" Tanya Soobin saat mereka berjalan beriringan di koridor.

"Di gudang," jawab Hayeon.

Gadis itu lebih banyak diam daripada berbicara. Soobin juga merasa sedikit aneh. Biasanya Hayeon ini gadis periang, tapi kenapa sekarang jadi gadis yang pendiam?

"Kau ini kenapa?" Tanya Soobin.

"Aku?" Tanya Hayeon menunjuk diri sendiri. Soobin mengangguk.

"Aku kenapa?" Hayeon balik bertanya karena tak mengerti apa yang Soobin maksudkan.

"Kau itu kenapa? Kenapa malah balik bertanya kalau kau kenapa?"

Hayeon berdesis. Ucapan Soobin sangat berbelit-belit.

"Ya aku memangnya kenapa? Sampai kau bertanya aku kenapa?"

"Ohhh...." Soobin ber-oh ria.

"Kau itu kenapa? Sepertinya hari ini berbeda dengan kau waktu itu?" Tanya Soobin akhirnya.

"Memangnya waktu itu aku bagaimana?" Tanya Hayeon lagi.

"Waktu itu, kau sangat periang, ramah, selalu tersenyum, dan juga sedikit cerewet," jawab Soobin terlalu jujur.

"Bukannya aku cerewet sekarang?"

"Iya sih, kau memang cerewet hari ini. Tapi, kenapa kau diam saja?"

"Memang aku harus bagaimana? Aku harus berteriak-teriak? Begitu?"

"Tidak," jawab Soobin.
"Tapi apa kau tidak suka jika aku pindah kemari?" Tanya Soobin.

Akhirnya mereka sampai di depan gudang sekolah yang letaknya di belakang gedung.

"Kenapa harus suka kau pindah ke sini? Memangnya apa alasanmu pindah ke sini? Hingga kau menyuruhku untuk suka saat kau pindah kesini?" Cerocos Hayeon.

"Aku pindah karenamu, jadi kau harus suka."

"Kenapa karenaku?" Tanya Hayeon mulai memasukan kunci ke dalam lubangnya.

"Karena aku menyukaimu," jawab Soobin.

Setelah memutar dua kali, pintu gudang bisa terbuka.

"Kau selalu saja mengatakan itu," ucap Hayeon masuk ke dalam terlebih dahulu.

"Memangnya kau tidak suka kalau aku berbicara seperti itu?" Tanya Soobin.

"Tidak," jawab Hayeon berniat ingin tau apa reaksi yang terjadi pada Soobin.

"Baiklah, aku tidak akan mengatakan kalau aku menyukaimu. Tapi.... aku akan mengatakan padamu kalau aku mencintaimu," jawab Soobin sambil tersenyum sangat manis.

Hayeon hanya menggeleng-gelengkan kepala. Soobin masih sama seperti dulu. Selalu percaya diri atas apa yang ia katakan.

"Ya sudah, pilihlah kursi dan meja yang kau sukai," kata Hayeon.

Soobin langsung maju untuk memilih kursi yang nyaman untuk di tempati dan meja yang akan ia gunakan.

"Yang itu dan itu," putus Soobin menunjuk ke arah kursi dan bangku yang terpisah.

"Oke."

Lalu Hayeon berjalan untuk mengambil kursi yang di tunjuk Soobin. Tapi, Soobin langsung mencekal lengan Hayeon.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang