:: 17 ::

260 74 16
                                    

___________

::PARTNER::
Choi Soobin
___________



Soobin dan Hayeon bertemu di sekolah. Awalnya Soobin akan menjemput Hayeon, tapi Hayeon segera menolak karena ia akan berangkat bersama Yeonjun.

Soobin menyipitkan matanya melihat Hayeon yang berjalan dengan riang bersama seorang laki-laki.

"Hai Soobin!" Sapa Hayeon riang.

Soobin hanya membalasnya dengan kaku.

"Oh ini yang namabya Soobin?" Tanya Yeonjun melihat Soobin dari atas sampai bawah.

"Tampan juga, pantas kau suka," ucap Yeonjun mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Ish kau ini bicara apa?" Hayeon memukul lengan Yeonjun.

"Memangnya dia menyukaiku?" Tanya Soobin berusaha membiasakan diri untuk bergaul lebih banyak orang.

"Ku rasa begitu. Karena kau adalah laki-laki kedua setelah Chani yang di ceritakan Hayeon padaku."

Hayeon langsung saja menginjak kaki Yeonjun dengan kuat. Lantas, Yeonjun merintih dan melotot ke arah Hayeon. Namun gadis itu membuang wajahnya ke arah lain.

"Aku laki-laki kedua? Berarti Hayeon pernah menyukai Chani?" Tanya Soobin yang bisa di bilang lancang.

Mungkin jika tidak ada Yeonjun, Soobin akan berpura-pura merajuk mendengar berita ini. Tapi, ia masih harus menjaga sikap di depan orang lain.

"Iy-"

Hayeon langsung membungkam mulut Yeonjun menggunakan tangannya.

"Jangan dengarkan dia. Dia sudah gila," ucap Hayeon meringis menampakkan sederet giginya.

"Sudah sana. Kau pergi ke kelas."

Hayeon mendorong tubuh Yeonjun yang lebih tinggi darinya. Laki-laki itu hanya bisa menurut saja.

"Sepertinya kau dekat dengan dia," ucap Soobin setelah Hayeon kembali ke hadapannya.

"Hehe... iya. Kami memang dekat sejak dulu."

"Mantan kekasih?" Tanya Soobin sedikit dingin.

"Bukan. Bukan. Dia itu mmm.... kakak sekaligus sahabat."

"Oh mm.... maksudku sahabat sekaligus kakak. Ah sama saja."

"Oh begitu ya? Syukurlah," ucap Soobin lalu menggandeng tangan Hayeon untuk pergi ke kelas mereka.

"Memangnya kenapa?" Tanya Hayeon penasaran.

"Ya, itu berarti sainganku tinggal Chani. Entah jika nanti ada yang lain."

Hayeon hanya ber-oh ria sambil jalan di belakang Soobin. Sedetik kemudian, ia tersenyum senang.

***

"Psst.... psst."

Hayeon terus memanggil Soobin yang tak kunjung menoleh. Ia benar-benar kelabakan karena ulangan matematika yang mendadak.

Tapi di tengah bingungnya Hayeon, di depan Soobin terlihat tenang-tenang saja.

Soobin membalikkan tubuhnya dan memberi secarik kertas jawaban pada Hayeon. Dan sempat-sempatnya dalam keadaan seperti ini, Soobin melempar senyum. Membuat Hayeon berbinar bahagia.

"Terima kasih," bisik Hayeon mencondongkan tubuhnya.

Soobin hanya mengacungkan jempolnya.

Lalu Hayeon langsung menyalin jawaban yang di berikan Soobin dengan teliti. Hayeon sangat bersyukur karena jawaban Soobin begitu lengkap hingga penjelasannya.

PARTNERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang