17 : Suka?

77 5 0
                                    

Steve dan Vanny memasuki rumah sambil tertawa. Tentu itu karena lelucon yang dilontarkan Steve.

"Ekhem! Masuk rumah bukannya salam!"

Steve dan Vanny kompak menghentikan tawa mereka. Menatap seorang gadis yang duduk di sofa ruang tamu.

"Gue tuh nungguin lo 2 jam, tau nggak!? Lo yang nyuruh gue kesini, tapi pas gue kesini lo malah nggak ada!" Fie kesal menunggu Vanny lama sekali.

Vanny memeluk Fie, "Maaf, gue pikir lo datangnya habis Dzuhur kayak biasanya."

"Gue kesel dirumah, Van!"

"Kenapa?"

Fie justru menatap Steve yang masih berdiri memperhatikan mereka, "Ngapain lo disitu?" Steve menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya, "Iya, lo! Ngapain disitu?"

"Liatin bidadari gue," jawab Steve santai.

Fie memelototkan matanya, "Oh, udah hancur nih kayaknya, dinding Es nya," sindir Fie.

Tiba-tiba bi Ayu datang.

"Den Step," panggil nya.

Tawa Fie dan Vanny pecah seketika. Pasalnya, bi Ayu tidak menyebut dengan benar nama Steve. Jadinya malah Step.

"Steve, bibi!" geram Steve, "Kenapa?"

"Bantu bibi angkat barang yuk di belakang?"

Steve mengangguk lalu mengikuti bi Ayu pergi kebelakang. Tak lupa ia memberikan tatapan tajamnya pada dua gadis yang masih belum berhenti tertawa itu.

"Udah udah," Vanny menghentikan tawanya, "Jadi, lo kesel kenapa?"

"Taman, yuk!" ajak Fie.

Vanny mengangguk dan menuntun Fie pergi ke tamannya.

Fie duduk dipinggir kolam renang. Memasukan kakinya dan mengayunkannya didalam. Sedangkan Vanny, duduk dikursi taman yang tak jauh dari sana.

"Gue kesal sama bokap gue!" Fie buka suara.

"Kenapa?"

"Papa jodohin gue sama anak partner kerja nya. Alasannya, biar perusahaan lapa nggak jadi bangkrut. Gimana gue nggak kesel coba!? Masa gue dijadiin tumbal!"

Vanny tak pernah ada diposisi itu. Ia tak tahu harus menanggapi bagaimana, "Terus, lo?"

"Ya gue nggak mau! Hari ini, pagi ini, papa mau ngenalin gue sama cowok itu. Dan gue kabur aja kesini. Lompat dari kamar."

"Hah!?" Vanny terkejut. Pasalnya, kamar Fie berada dilantai dua. Bagaimana ia bisa selamat melompat dari sana?

"Nggak langsung juga. Ngikutin di film-film gue."

"Maksud lo?"

Fie mendengus sebal, "Lo mah! Kalau gue curhat aja telmi!"

Vanny nyengir, "Maaf,"

"Hm. Itu lho, yang turun pake tali atau selimut. Lagi kan dibawah kamar gue kolam renang."

"Lo lompat ke kolam?" Fie mengangguk, "Kok nggak basah?"

"Ganti baju tadi gue dikamar lo."

Brukk!

Fie dan Vanny saling tatap. Mereka mendengar suara pecahan juga.

"Apa itu? Apa yang pecah?" tanya keduanya bersamaan.

"Non Vanny! Tolong bibi!"

Vanny langsung berlari menuju sumber suara. Diikuti Fie dibelakangnya.

S [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang