".. Siapa tuh yang dulu casanova sekolah kita?"
"Siapa? Bella?"
"Bukan. Yang cowok!"
Deg. Vanno mematung. Casanova sekolah nya dan Sheilla adalah orang yang telah membuat Vanny terus menangis berhari-hari dan sakit selama sebulan penuh.
"Yang namanya kayak lo! Gue ada di otak tapi nggak bisa keluar!" tambah Sheilla gemas.
Vanno menghela napas kasar. "Vino."
"Nah, iya! Katanya ya, dari berita yang gue denger, dia sama Vino kerja sama gitu."
Vanno mulai tertarik dengan pembicaraan ini. Ia ingin tahu motif lain dibalik perilaku Vino pada adiknya, Vanny. "Kerja sama ngapain?"
"Seinget gue ya, katanya mereka kerja sama buat nyingkirin salah satu cewek cantik di sekolah. Untung gue waktu itu culun, pake kacamata tebel dan kucel," Sheilla terkekeh.
Vanno ikut terkekeh. "Iya! Gue aja jijik liat lo!"
"Tapi sekarang cantik, kan?" Sheilla mengedipkan sebelah matanya.
"B aja. Cakepan adek gue"
Sheilla mendengus sebal. "Iya deh, gue selalu kalah sama Vanny," lalu matanya kembali berbinar, "terus katanya, gini, jadi, si Vino itu sengaja deketin cewek, jadian, habis itu bawa dia ke suatu tempat sepi gitu, habis itu dia lecehin. Dan pasti si cewek itu depresi gitu kan, ya, nah disaat itu, si Salsa itu bakalan deketin, ya semacam ngasih motivasi dan gitu-gitu lah. Nanti, si Salsa itu bakalan ngajak jalan si cewek yang tadi, dan dia...," Sheilla menggantungkan ucapannya karena ngeri.
"Jadi, itu alasannya kenapa si Brengsek itu deketin Vanny!?" batin Vanno kesal.
"Tapi gue nggak tahu siapa cewek nya. Soalnya kan banyak mantan nya," tambah Sheilla, "menurut lo siapa, Noo?"
"Eh?" Vanno terkejut, "siapa, ya?" Vanno berusaha terlihat tenang dan menikmati setiap perkataan Sheilla.
"Vanny juga pernah jadi pacar Vino, kan?" Vanno mengangguk pelan. "Tapi nggak mungkin Vanny sih, toh dia baik-baik aja."
"Lo nggak tau, Shei. Lo nggak tau segimana terpuruk nya Vanny setelah kejadian itu," batin Vanno tersenyum miris.
"Eh Noo, Salsa itu mantan pacar lo, kan?" tanya Shei tiba-tiba.
"Eh? Apa?" Vanno mengerjapkan matanya.
"Salsa mantan pacar lo, kan?" ulang Sheilla.
"Siapa? Siapa mantan Noo?" Vanny mendekat dengan piyama Pink dan sendal tidur senada. Serta rambut yang dikuncir kuda dengan ikat rambut berwarna sama pula. Lalu ia duduk di samping Vanno.
"Lo nggak tahu?" tanya Shei.
Vanny menggeleng sambil memasukan potongan apel kemulutnya. "Emang Noo pernah pacaran?" tanyanya pada Vanno.
"Nggak. Lo tau kan doi gue nggak peka-peka," jawab Vanno sedikit sensi.
"Eh, iya.. Sabar ya, Noo" Vanny berusaha menahan tawanya.
"Terus, dia?" tanya Shei.
"Dia siapa?" tanya Steve yang tiba-tiba muncul.
"Mantan Vanno. Salsa. Sepupu kita," Sheilla memelankan suaranya pada kalimat terakhir nya.
Yaps, Salsa. Salsabila Dwi Cahyarani adalah sepupu mereka. Tepatnya sepupu jauh. Dia adalah anak dari sepupunya sepupu Papa mereka.
"Nggak! Dia bukan Mantan gue!" elak Vanno.
KAMU SEDANG MEMBACA
S [Selesai]
Teen FictionDingin. Satu kata yang cocok mendeskripsikan dirinya. Hangat. Itu juga cocok. Bagaimana bisa? Dingin tapi hangat? Stevanny. Satu nama yang dapat menjelaskan itu. Menjadi dingin bukan keinginannya tetapi sebuah keharusan. Menjadi hangat memanglah k...