"Gue nggak akan tersiksa," Steve berjalan mendekati Vanny membuat Vanny terkejut bukan main.
"Ven? Lo.. Lo sejak kapan disana?"
Steve duduk disamping Vanny. "Sejak lo mulai ngobrol sama abang lo."
"Jadi, lo denger semuanya?"
Steve mengangguk. "Termasuk tentang penyakit lo."
Deg. Vanny tak tahu harus apa sekarang.
"Lo sakit apa, Vaa?"
"Uhm.. Gue..,"
"VANNY! STEVE! SINI!" teriak Vanno dari dalam.
Tanpa sepatah kata pun. Vanny langsung berlari pelan meningggalkan Steve.
Vanny terhuyung ke depan saat dia berhenti tepat didepan Vanno.
Vanno dengan sigap menahan Vanny. "Astaga, Vanny, kamu tidur sana!"
Vanny memejamkan matanya sebentar menahan rasa peningnya. "Yaudah, good night, Noo," Vanny mencium pipi Vanno dan berjalan pelan menuju kamarnya.
Tepat pada anak tangga pertama, Vanny limbung dan untung tubuhnya berhasil ditangkap oleh Sheilla yang kebetulan melewatinya.
"Astaga!" pekik Sheilla.
Vanno dan Steve yang baru masuk langsung berlari menghampiri.
Steve membopong Vanny menuju kamarnya. Kamarnya, bukan kamar Vanny.
Steve menidurkannya di kasur sangat pelan.
"Noo, kenapa Vanny tiba-tiba pingsan?"
Vanno tak mengubris pertanyaan Steven. Ia justru keluar dari kamar menuju halaman.
Di halaman, Vanno menelepon Daddy nya.
"Hallo, ada apa Noo?" tanya Daddy nya diseberang sana.
"Hallo, dad. Dad, Vanny tadi nggak sengaja makan Mie dan sekarang dia pingsan, Noo harus apa?"
"Hah!? Mie? Gimana bisa? Daddy udah larang kalian buat nggak konsumsi Mie, terutama Vanny. Gimana bisa?"
"Anu dad, Noo juga nggak tau kronologinya, Steve yang tahu. Jadi, sekarang Noo harus apa?"
"Bicara sama mommy kamu!" bentak Gabriel.
"Hallo, sayang?" sapa Yana hangat dari seberang sana.
"Hallo, mom. Mommy, Noo harus apa?"
"Suhu tubuhnya tinggi?"
"Iya,"
"Kompres aja, mommy yakin Vanny udah makan obat, jadi kamu nggak perlu kasih dia obat lagi. Intinya, kamu kompres dulu aja biar suhunya turun, dan kamu biarin aja. Besok pagi Vanny pasti sadar."
"Oke Mom, thank you."
"Iya, dan, jangan biarkan Vanny sekolah besok. Atau boleh, tapi jangan sampe dia kecapekan atau kepanasan. Ngerti Stevanno?"
"Ngerti, Mom."
"Yasudah, mommy dan daddy akan segera pulang. Kami sudah tahu dimana keberadaan kakak kalian."
"Serius, mom?"
"Iya, lebih baik sekarang kamu tidur. See you honey."
"See You, mom."
Vanno menyimpan kembali ponselnya dan berlari menuju kamar Steve.
"Shei, lo bisa tolong kompresin Vanny?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S [Selesai]
Teen FictionDingin. Satu kata yang cocok mendeskripsikan dirinya. Hangat. Itu juga cocok. Bagaimana bisa? Dingin tapi hangat? Stevanny. Satu nama yang dapat menjelaskan itu. Menjadi dingin bukan keinginannya tetapi sebuah keharusan. Menjadi hangat memanglah k...