"langit nya gelap"ucap Raina sambil mendoakan kepalanya menatap langit biru itu yang berubah jadi gelap, Seperti nya akan turun hujan.
Revan yang sudah duduk manis di motor nya langsung menatap Raina yang sedang menatap langit "Heheh,gapapa bagus dong"ujar Revan membuat Raina menatap bingung.
"Kok bagus?"beo Raina.
Revan mengangguk anggukan kepalanya.
"Udah ayo naik"ujar Revan,lalu Raina menaiki motor Revan."Rai"panggil Revan membuat Raina berdehem.
"Lo harus tau,kalo gue itu bawa motornya gak selow"ujar Revan.
Raina menganggukkan kepalanya.
"GapapaAAAAA"refleks Raina memeluk tubuh Revan yang sedang tertawa terbahak bahak."REVAN PELAN PELAN!!"
"REVAN ADUH!!"
"TAR JATOH!!"
"REVAN GILA!!"
"GUE BLOM MAU MATI!"
"REVAN!"
"PELAN PELAN,ATAU GUE GAK MAU JADI SAHABAT LO!!"
Ucapan itu mampu membuat Revan memelankan kecepatan motor nya.
"Iya iya maap deh,mau ya jadi sahabat gue ya plis plis.."mohon Revan sambil menatap Raina dari spion motor nya.
"Hm"
"Rai,jangan ngambek dongg"pinta Revan.
"Hm"
"Beneran gak ngambek?"
"Hm"
"Yaudah deh kalo ngambek,gue tambahin tempo motor nya ya"goda revan.
"Ihs"
"Yaudah jangan ngambek ya"
"Iya"
"Yuhuuuuu!!Raina gak ngambek lagi!!!"teriak Revan di bawah langit yang mendung.
"Revan ih malu"sahut Raina.
"GAK ADA ORANG!!NGAPAIN MALU, EMANGNYA LO TELANJANG!!"balas revan.
"Tap-"
Belum sempat Raina mengucapkan kata, terpotong dengan hujan yang begitu deras langsung mengguyur kota Jakarta.
"Raina?"panggil Revan.
"..."
"Rai?Lo gapapa kan?dingin?"
"..."
"Kita neduh dulu ya"ucap Revan lalu menghentikan motornya di sebuah halte busway yang sepi itu.
Raina turun dari motor Revan dengan wajah datar dan basah akibat hujan yang deras itu.
"Rai?Lo kenapa?sakit?dingin?"khawatir Revan sambil mengecek suhu tubuh Raina di keningnya. Raina menggelengkan kepalanya.
"Terus kenapa?"ucap Revan bingung.
"Gue benci hujan"ucap Raina tanpa menatap Revan yang sedang menatap bingung.
"Masa sih? bukanya nama Lo rain?yang artinya hujan?"heran Revan.
"Gue benci"
"Mana mungkin sihh,bonyok Lo pasti punya alasan buat Namain Lo Raina"ujar Revan.
"Memang"balas Raina sambil melihat rintikan hujan yang deras itu.
"Karena Lo suka hujan kan? benar kan?"ucap Revan.
"Dulu, sebelum mama pergi"sahut Raina sambil menatap Revan. Revan terdiam sambil menatap raina, Revan sudah tau kalau mama Raina itu sudah pergi meninggalkan gadis di depannya ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ice Gril 🌧️ (TAMAT)
Ficção Adolescente'hidup ku, bisa di bilang hanya berwarna hitam abu-abu tidak ada warna terang benderang Seperti langit di siang hari, hidup ku hanyalah langit malam,yang hanya di terangin bintang bintang yang sangat jauh dari ku,saking gelap nya. Bahkan aku sampai...