06- •Adam kenapa?•

44 13 2
                                    


"KAKAK GA NEPATIN JANJI."

Ardi tertawa.

"GUE TAKUT LO TERBANG KETIUP ANGIN, MENDING LO PEGANGAN."
Ujar Ardi teriak agar bisa di dengar oleh Sava.

"SAVA UDAH PEGANGAN KOK."

Ardi memindahkan tangan Sava yang bertengger di pundaknya untuk melingkari pinggangnya. Ia menahan tangan Sava agar tidak pindah kemana-mana.

"KAK! SAVA UDAH BILANG JANGAN MODUS, LEPASIN TANGAN SAVA IH."

"INI BUKAN MODUS, INI BIAR LO AMAN GA TERBANG KETIUP ANGIN."

Sepanjang perjalanan mereka terus berdebat. Yang cewek bawel, yang cowok ga mau ngalah. Sampai lah mereka di rumah Sava.

"Lo ga mau turun?."

"Sava masih bingung cara turun dari motor gede kayak gini."

"Pegang tangan gue, turun pelan-pelan."

"AAAA ROK SAVA NYANGKUT STEP."

Ardi menahan lengannya agar tidak terjatuh lalu menertawainya, sungguh Sava ini lucu sekali.

"Ga lagi-lagi gue naik motor gede, bikin trauma aja." Rutuk Sava pada diri sendiri.

"Mau mampir dulu ga kak." Tentunya Sava hanyalah ber basa-basi, sebagai murid yang berbaik hati.

"Boleh deh, yuk."

Sialan.

....


Saat Ardi singgah sebentar dan begitu banyak pembahasan yang mereka bahas, entah itu membahas hal tak penting sekali pun, akhirnya ia hendak untuk pulang dan pastinya ia tak lupa berpamitan kepada orang tua Sava.

"Bun, Sava ke kamar ya."

"Kamu ingat arah jalan ga."

"Dih bunda ngelawak."

Sungguh ia sangat lelah, tetapi ia tidak akan merebahkan diri di kasur sebelum membersihkan tubuhnya. Walaupun Sava sangat pemalas, mandi merupakan hal yang wajib baginya.

Setelah usai mandi, berpakaian dan lain sebagainya baru ia bisa merebahkan dirinya di ranjang.

Ia terkejut bukan main, saat menyalakan ponselnya, ada tujuh panggilan dari Arin.

"Tumben nih anak."

Sava menghubungi Arin, ia takut terjadi sesuatu pada sahabatnya itu.

"Rin, kenapa lo?."

"Astaga Sava. Lo kemana aja sih baru bisa dihubungin."

"Lo kenapa Miss call gue?."

"Va lo tau ga, sumpah gue seneng banget, tim futsal sekolah kita akan ada turnamen di SMA Pelita Jaya, Lo harus temenin gue nonton Va."

Kalo ga salah Adam pernah cerita dia sekolah di situ.- Sava

"Gue ga-"

"Kali ini, Lo ga boleh nolak."

"Rin, Lo tau gue paling anti sama kegiatan kayak gitu, dan Lo malah ngajakin gue, sumpah gue males banget Rin." Sava merengek

"Gue mau nonton pujaan hati gue, kali aja setelah gua semangatin, tim futsal sekolah kita menang."

Sava tidak menjawab, ia membiarkan Arin berceloteh ria.

"Dan gue mau kenalin sepupu gue, dia anak SMA Pelita, ganteng Va, gue yakin Lo naksir."

"Terserah lo Rin, btw kapan acaranya?."

"Lusa, pokonya lo harus temenin gue, ok."

"Hm"

Sambungan telefon terputus.

Ada yang berbeda dengan hatinya malam ini.

"Duh kok gue kepikiran Adam sih."

Mas Adam is calling

Sava mengernyit bingung. Mengapa secepat ini?.

"Hallo."

"Bisa tolong bukain pintu rumah lo?."

"ADAM LO KENAPA?!."

Sambungan telepon terputus.

Segera Sava keluar untuk menemui Adam. Ia khawatir pasalnya suara Adam sangat lemah.

Saat ia membuka pintu dan.. brukk

"ASTAGFIRULLAH ADAM."

....

BINGUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang