11- •Adam nakal•

33 10 0
                                    


Pagi ini Adam membantu asisten rumah tangganya untuk menyiapkan sarapan. Ia memang sudah terbiasa turun ke dapur untuk sekedar membantu, lambat laun ia jadi pandai masak. Adam memaklumi kedua orang tua nya yang masih tidur terlelap. Mereka pasti lelah dengan pekerjaan nya sebagai seorang dokter.

Sembari memanasi motornya. Adam tak lupa memberi makanan pada moly-kucing jantan belasterannya. Moly masih sangat muda dengan bulu berwarna campuran oranye dan putih. Moly sudah menjadi kucing piatu karena mamah moly terlindas oleh mobil papah Adam. Saat itu Adam menangis diam-diam, ia mendiami papahnya 24 jam. Ia mengubur mamah moly dengan sangat rapih di halaman depan rumahnya. Tak lupa ia panjatkan surat al-fatihah setelahnya. Sunggu itu merupakan masa-masa terpuruknya.

Setelah usai ia berangkat ke sekolah.

....

"Ramzi ngajak balap lagi malem ini, terima jangan?." Tanya Dido. Kali ini Adam dan kawan-kawannya sedang berada di kantin menghabiskan waktu istirahat.

"Sikat." Sahut Bintang yang sedang memakan mie ayam hingga kuah-kuah dari mulut nya tersembur ke arah Juna.

"Jorok anying nyembur." Omel Juna kesal.

Bintang tertawa, "nih say aku suapin kamu resek kalo lagi laper." Ia menawarkan segulung mie ke arah Juna.

"Najis." Ucap Juna yang malah menerima gulungan mie tersebut.

"Terserah lo, gue lagi males Do." Sahut Adam yang menikmati batagornya.

"Ah gak asik lo, ayolah Dam kan cuma lo yang bisa ngalahin si kunyuk itu. Dia pake cara licik dan lo bisa atasin itu." Sahut Juna.

"Oke jam berapa?."

"Jam 9, nih dia shareloc." Ucap Dido yang menyerahkan ponselnya ke Adam.

Anjir deket rumah Sava.

....

Ya!. Adam mengakui dirinya bukan anak baik-baik. Orang tuanya pun selama ini tidak mengetahui bahwa Adam se-nakal ini. Tetapi kenakalan Adam hanya sebatas balap motor, tidak lebih. Saat sampai tujuan, Adam langsung memberikan kunci motornya ke Bintang.

"Cek motor gue tang."

Di sebrang sana terlihat Ramzi juga sedang mempersiapkan segalanya. Terlihat senyum smirk menyebalkan dari Ramzi saat Adam melihatnya.

"Lo gak usah liatin dia, kepancing ntar emosi Lo." Tegur Bintang.

"Anak mamah ngapain di sini, pulang gih nanti di cariin." Ujar Ramzi diikuti tawa oleh teman-temannya.

"Kontrol emosi Lo." Peringat Bintang sekali lagi ketika melihat Adam hendak menghampiri Ramzi.

"Nih beres semuanya." Ucap Bintang menyerahkan kembali kunci motor Adam.

Flagman sudah memposisikan dirinya di tengah. Ia memberi aba-aba untuk keduanya. Sebelum dalam hitungan ke tiga bendera itu di lemparkan dan kedua motor itu meleset dengan kecepatan di atas rata-rata.

Mereka berdua saling salip menyalip dengan Ramzi yang saat ini berada di depan. Tiba-tiba terdengar suara sirine polisi yang membuat keduanya panik. Ramzi mengarahkan motornya entah kemana dan Adam mengikuti. Sampai akhirnya Ramzi terjatuh dengan keadaan mengenaskan. Saat itu Adam membiarkan saja dan melanjutkan perjalanannya. Tetapi ada sedikit rasa iba kepada rivalnya tersebut. Akhirnya ia memutar balik dan menolong Ramzi. Tetapi mereka berdua sudah tertangkap oleh polisi. Adam meminta polisi untuk membawa Ramzi ke rumah sakit. Sedangkan ia menyerahkan dirinya.

"Kamu masih sekolah kan?." Tanya polisi yang duduk di kursi depan. Saat ini ia sudah berada di kantor polisi.

"Iya pak." Sahut Adam.

"Panggil wali kamu."

Tidak akan!, Adam tidak akan memanggil papahnya. Toh ia yakin papahnya masih berada di rumah sakit dan tidak bisa di ganggu dengan ulah Adam saat ini. Begitu juga dengan mamahnya.

....

BINGUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang