"Jadi itu yang namanya Adam?. Biasa aja gantengan juga gue." Ujar Angga yang saat ini sedang bermain play station bersama Ilyas.
Sava berdecak sebal, "Iri aja lo heran gue." Ujar Sava melempar bantal sofa dan mengenai kepala Angga.
"Hati-hati. Lo baru kenal beberapa minggu kan sama dia?." Ujar Ilyas.
"Adam tuh sepupunya Arin tau bang."
Angga berdecak, "Trus sama bintang gimana, udah bisa move on ceritanya?."
"Ya gitu deh." Ujar Sava malas.
Satu notifikasi muncul di layar ponsel Sava. Ia buru-buru membukanya dan mendesah kecewa. Ternyata bukan orang yang ditunggu sedari tadi, hanya nomor tak di kenal yang meminta kenalan dan Sava mengabaikan nya.
"Bang Ilyas, Sava ke minimarket dulu ya nanti bilangin bunda kalo udah pulang."
Sava bosan, ia sudah lama menunggu notifikasi dari Adam yang sudah menjadi kekasihnya itu. Lebih baik ia mencari udara segar di luar.
Saat ia hendak membuka pintu pagar, ponselnya berdering. Saat melihat nama yang tertera ia mengurungkan niat nya untuk ke minimarket dan berbalik masuk ke dalam rumah.
Dua pria yang masih bermain Playstation itu mengernyit heran.
"LO GAK JADI KE LUAR?." Tanya Ilyas setengah teriak karena Sava sudah menaiki tangga.
"GA JADI BANG, DI TELEPON PACAR."
Angga berdecih.
....
Sesampainya di kamar. Sava mengernyit bingung. Pasalnya Adam memutuskan panggilan. Tidak lama notifikasi chat dari Adam datang.
Mas Pacar
Mau telfonan atau kita vidcall aja?
Me
Terserah mas nya aja
Mas Pacar
Kalo lo ngasih jawaban itu, gue pilih langsung dateng ke rumah lo.
Me
Eh jangan dong, kita telepon aja oke?
Mas Pacar
Kenapa? Lo gak mau di datengin gue?
Me
Gak gitu, nanti lo di interogasi sama mereka.
Mas Pacar
Siapa?
Me
Bang Ilyas sepupu gue, sama Angga temen deket gue.
Mas Pacar
Angga yang tadi di depan rumah lo?
Me
Iya
Mas Pacar
Yakin cuma temen? Gue ngerasa gak seperti itu
Me
Gak seperti itu gimana?
Mas Pacar
Gak papa, gue telepon ya
Tak lama Adam menelepon nya, sava menerimanya dan ia mendengar suara lelaki itu.
"Hai sayang."
Sava tidak menyahut. Ia begitu gugup untuk sekedar membalas nya dan masih sangat asing dengan panggilan itu.
"Diem aja, lo gerogi?."
"H-ah..kenapa harus gerogi. Pede banget sih."
Adam terkekeh, ia tidak bisa di bodohi, sangat terdengar jelas suara gugup Sava di seberang sana.
"Udah makan?."
"Udah."
"Makan pake apa?."
"Pake cinta. Ma..ksud gue makan pake nasi lah."
Adam tertawa renyah.
"Masih jam tujuh, gue main deh ya ke rumah lo, mau kenalan sama abang lo."
"Lo siap di interogasi?, walaupun bang Ilyas cuma sepupu gue, dia galaknya minta ampun kalo denger gue deket sama cowok."
"Siap ga siap gue harus siap, kan demi tuan putri."
"Ternyata hobi lo tuh ngalus ya."
"Kalo sama tuan putri, kenapa enggak?."
"NGALUS MULU KESEL GUE."
Sambungan telepon di matikan sepihak oleh Adam. Lagi-lagi dan lagi Sava di buat jengkel oleh Adam. Ia menunggu untuk di telepon kembali nyatanya tidak ada panggilan lagi.
5 menit
10 menit
15 menit
Oke Sava akan pergi tidur. Ketika hendak menarik selimut dan beranjak ke alam mimpi. Ia mendengar suara ketukkan di pintu kamarnya.
"Ada pacar lo di bawah lagi di interogasi sama si Ilyas." Ucap Angga di balik pintu.
Sava menggeram gemas, "Adam somplak. Nekat banget." Dan keluar menuruni anak tangga.
"Jadi lo kenapa bisa jadian sama adek gue?." Terlihat Adam sedang duduk di antara Ilyas dan bunda.
"Bun ayah udah pulang?."
"Ayah langsung tidur capek banget kelihatannya tadi."
Sava mengangguk mengerti, tatapannya jatuh ke arah Adam. Lelaki tersebut begitu berani dan tegas saat menjawab, tidak klemar-klemer.
"Oh iya, Minggu depan saya juga sudah pindah sekolah ke sekolah yang sama dengan Sava."
Sava terkejut bukan main, Adam akan pindah sekolah?, Mengapa?, Dan untuk apa ia melakukan itu?. Sava tidak habis pikir.
Bunda menyahut, "Loh apa tidak merepotkan mu nak sampai pindah sekolah begitu?."
Adam tersenyum, "Engga kok bunda, Adam ngelakuin ini karna Adam gak main-main pacaran sama Sava."
"Awas nih gue tahu si Sava nangis karena lo, gue paranin ampe ke rumah lo!." Sahut Angga yang sedang duduk di lengan sofa samping Sava.
"Gue akan buktikan ke lo." Ujar Adam menatap Angga sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
BINGUNG
Teen FictionKetika banyak pria tampan yang menyukainya, bukan hanya sekedar suka, mereka menyayangi mencintai dan sangat menjaganya. Tetapi ia hanya memilih satu, ya!. Hanya satu pria yang di izinkannya untuk mendobrak pintu hatinya. Kenalin, aku Alsava Tribua...
