Adam mengantarkan Sava pulang. Saat sampai di depan pagar rumah Sava. Ada seorang laki-laki berusia dua tahun di atasnya dengan pakaian baju santai seperti menyambut kedatangan mereka. Adam membantu Sava turun dengan telapak tangannya yang menjadi sanggahan."Lo langsung balik aja." Ujar Sava memegangi dahinya yang terasa sakit. Saat ini kepala nya sangat pusing.
"Va kita perlu bicara sebentar."
Sava menggeleng pertanda ia tidak mau.
"Sebentar please." Ucap Adam memohon.
"Dia udah nolak dan lo masih aja maksa. Pulang!."
"Angga diem, udah sana masuk nanti gue nyusul." Angga berdecak lalu melangkah malas.
"Kakak lo?."
"Bukan. Sana pulang."
"Oke oke tunggu sebentar. Sebelumnya gue mau minta ma-."
"Udah gue maafin, termasuk Zara." Sergah Sava cepat.
"Mulai saat ini kita harus jaga jarak Dam, gue sama sekali gak tau kalo mungkin akan ada Zara ke dua yang punya niat jahat ke gue." Ujar Sava.
Hening. Adam tidak menyahut, raut ekspresi nya terlihat sangat dingin tak tersentuh.
"Gue cinta sama lo." Ujar Adam dengan nada datar dan dalam satu tarikan napas dengan tatapan mata kedepan tanpa melihat Sava.
"GUE JUGA!." Ucap Sava refleks, Jeda beberapa saat, "Eh maksud gue..anu gak gitu."
Adam sedikit terkejut dengan jawaban Sava yang tidak ia duga, tapi ia cepat menetralkan keterkejutannya, "Mana hp lo?." Ujar Adam.
"Hah? Buat apa?." Tanya perempuan itu sambil memberi ponsel nya ke Adam.
Beberapa saat Adam mengembalikkan ponselnya. Sava terkejut, ia membulatkan bola matanya dengan bibir sedikit terbuka. Pasalnya nama Adam di kontak nya berubah dari Mas Adam menjadi Mas pacar.
"Ki-ta jadian?."
Adam tidak menjawab, "Nanti malem gue telepon. Adam pulang dulu ya mba pacar."
Sava masih sangat terkejut, jadian macam apa ini?.
Melihat Sava yang masih terdiam di tempat, Adam menjadi gemas. Ia lantas turun dari motornya, menghampiri Sava, mengikis jarak di antara mereka hingga akhirnya..
Grepp
Adam memeluk Sava di depan rumahnya yang beruntung nya sedang sepi.
"Istirahat ya tuan putri, kepalanya jangan di pake mikir banyak dulu apalagi mikirin gue." Ujar Adam sambil menangkup kedua pipi Sava yang saat ini sudah sangat merona.
"Adam gue maluuu ih." Rengek Sava.
"Manis banget pacar gue." Adam terkekeh.
"Gue pulang ya, jangan rindu." Ujar Adam yang saat ini sudah berada di motornya. Ia menyalakan motornya sebelum sesaat melambaikan tangannya ke arah Sava. Dan meleset pergi.
"ANGGAA GUE SENENG BANGET." Sava berlari masuk ke dalam rumah. Ia mengabaikan rasa sakit di kepalanya yang berangsur-angsur menghilang.
....
KAMU SEDANG MEMBACA
BINGUNG
Novela JuvenilKetika banyak pria tampan yang menyukainya, bukan hanya sekedar suka, mereka menyayangi mencintai dan sangat menjaganya. Tetapi ia hanya memilih satu, ya!. Hanya satu pria yang di izinkannya untuk mendobrak pintu hatinya. Kenalin, aku Alsava Tribua...