25 -•Segaz Story•

15 1 0
                                    

Sava mendapat notifikasi grup chat di layar ponselnya dan segera bangkit dari acara rebahan di ranjangnya.

°°SEGAZ STORY°°

Bang Sakti
Hai Seganers, apa kabar? Sudah sejak beberapa bulan lalu Segaz di nonaktifkan akibat ulah salah satu anggota yang melakukan hal you know that dan berakhir di kantor polisi. Kali ini gue selaku ketua Segaz akan mengaktifkan kembali Segaz tanpa sepengetahuan pihak luar.

Dengan di aktifkannya kembali Segaz. Kita mengadakan pertemuan setelah beberapa bulan gak ketemu. Pasti kalian pada kangen kan sama gue..

Acara akan di adakan:
Tempat : Rumah Resti
Waktu   : Hari Sabtu jam 7 malem.
Dress code : Bebas biar berwarna. tapi kesopanan berpakaian tetap nomor satu!

Note: Jangan ada yang bawa item forbidden whatever's. Kita disini bakal seneng-seneng, bukan nyari masalah.

Salam manis dari Sakti si cowok ganteng. Ditunggu kehadirannya!

I miss u guys:*

....

Sava memekik kegirangan, setelah sekian lama ia menunggu akhirnya terjadi juga. Sebuah gang yang selama ini menemani hari-hari Sava membantu nya menghadapi masalah dan apapun itu telah di adakan kembali. Ia menghubungi Alea-teman satu sekolahnya. Alea merupakan salah satu anggota Segaz sama seperti dirinya. Selama ini hanya Alea yang terus bersama-sama dengannya di Segaz. Tanpa sepengetahuan Arin, Tiwi, dan Jani.

"Lo udah tau kan Le? Sumpah sumpah kita harus dateng."

"Va gue juga seneng banget, tapi Segaz sekarang udah gak aman. Kita udah ketauan polisi gara-gara Alex ngelakuin you know that. Lo tetep mau dateng?." Ujar Alea di sebrang sana.

"Selama kita gak buat salah dan ngikutin perintah bang Sakti dan anggota inti lainnya, gue tetep mau dateng. Tenang Le, bang Brison gak bakal ngebiarin hal-hal itu terjadi."

"Duh gue kangen banget sama mereka, oke gue mau dateng."

"Berangkat bareng gue, gue bawa mobil deh buat kali ini."

"Oke gue tunggu di rumah ya bye."

Beberapa bulan lalu, Segaz mengadakan acara anniversary nya yang ke tujuh tahun. Para anggota mengadakan pertemuan spesial dan besar-besaran di basecamp. Dulu basecamp itu masih ada. Anggota Segaz banyak dan terdata, sudah seperti komunitas resmi. Sava baru bergabung dan sudah kecanduan oleh kesenangan tersendiri. Ia jadi bisa punya teman banyak dari berbagai sekolah dan universitas.

Hingga akhirnya di anniversary nya saat itu salah satu anggota bernama Alex, membawa beberapa gram narkoba yang sebelumnya sudah menjadi incaran polisi.
Karena polisi hanya menemukan bukti itu, Segaz tidak di libatkan. Polisi hanya menangkap Alex dan memberi sedikit peringatan untuk Segaz agar perkumpulan itu tidak terlewat batas.

Hanya Brison dan Sakti anggota inti Segaz yang berani menyelesaikan masalah Alex, dan memohon untuk tidak melibatkan Segaz. Karena tidak ada bukti yang kuat tentang Segaz yang melakukan hal-hal negatif, akhirnya pihak polisi melepaskannya Segaz.

....

"Kalian tau gak, Segaz muncul lagi." Ujar Tiwi. Kini Sava dan teman-temannya sedang menikmati waktu istirahat di kantin.

Jani yang sedang mengunyah baksonya tersedak mendengar Tiwi.

"Lo bilang apa? Segaz muncul lagi? Sumpah gak ada takut-takut nya itu gang."

Arin menyela, "Lo tau dari mana Wi? Jangan-jangan lo anggota Segaz."

Sava hanya menyimak dan tidak ada niatan untuk nimbrung.

Tiwi menjawab sewot, "Sembarangan, abang sepupu gue anggota Segaz, dia cerita kemaren katanya Segaz aktif lagi."

"Gue benci sama tuh komplotan, kira-kira di sekolah ini ada gak sih yang masuk ke Segaz." Ujar Arin menggebu-gebu.

"Pasti banyak lah gila lo ya, cuma gak ada yang mau ngaku aja, takut di cap bangor sama orang."

Kali ini Sava menjawab, "Emang kenapa sih kalo Segaz muncul lagi? Kok kalian pada sewot banget."

"Lo gak tau apa-apa udah diem anteng aja."

Ingin sekali Sava tertawa mendengar Arin.

"Oh iya kemaren lo di siram ya sama Cindi, maaf gue baru tau sekarang. Terus lo gak papa kan, mau gue bales gak orang nya biar kapok." Ujar Arin.

"Gak papa, wajarin aja lah Rin mereka gitu. Kalo semisal terus-terusan kayak begitu baru lo bertindak."

"Lo yakin Va? Jiwa psyco gue meronta-ronta nih." Ujar Arin.

Jani tertawa, "Serem amat bahasa lo."

"Adam tuh Va." Ujar Tiwi melihat Adam dan teman-teman nya datang menghampiri.

"Hai girls lagi pada ngapain nih." Ucap Chiko mengambil posisi duduk di samping Tiwi.

"Menurut ngana?." Balas Tiwi menaikkan satu alisnya.

"Va bagi jus lo sini gue haus banget." Ujar Adam merebut jus mangga yang baru saja ingin di seruput oleh Sava.

"Woi beli lagi sono bekas gue itu."

"Bodo gue haus, ngerti haus gak lo? Keburu mati gue kalo nunggu pesen lagi."

Sava dan Adam mengabaikan teman-temannya bercanda ria. "Temenin gue nyari sepatu nanti besok."

"Gak bisa, ada acara."

Adam menoyor pelan kening sava, "Sok sibuk dih."

"Serius gue."

"Acara apa tuh." Adam mendekat dengan menopang dagu.

"Kepo banget sih, jauhan dikit ini di sekolah."

"Gak mau."

"Gila lo ya!." Sava mendorong wajah Adam yang ada di sampingnya.

Adam malah tersenyum sinting yang terlihat menyeramkan di mata Sava.

"Lo mau gue pukul?."

"Pukul coba."

Bukannya di pukul Sava malah mencubit tangan Adam dengan keras membuat Adam meringis.

"Pedes yang."

"Bacot."

****

BINGUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang