04.55Alarm di atas nakas berbunyi nyaring, membuat pemiliknya membuka mata dengan paksa. Dimatikannya alarm tersebut. Lalu ia menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan salat subuh. Setelah usai salat, Sava menyalakan ponsel nya dan ada notifikasi dari grup kelasnya.
Bu Dina
Assalamualaikum anak-anak, dikarenakan hari ini para guru harus melakukan rapat untuk mengurus kelas 12. Maka tidak ada absen hari ini. Tetapi silahkan yang ingin ke sekolah untuk melakukan ekstrakurikuler nya masing-masing. Ibu harap kalian manfaatkan waktu untuk belajar dan melakukan hal-hal positif lainnya. Terimakasih.Hanya admin yang dapat mengirim pesan.
"YEAY LIBUR." Ujar Sava bersorak riang. seperti di kasih libur satu bulan.
....
"Kamu kok belum siap-siap. Emangnya ga sekolah?." Tanya Ayah yang sedang membantu bunda menyiapkan makanan untuk sarapan. Memang Ayah Sava ini lebih jago masak ketimbang bunda. Walaupun ia sibuk mengurus pekerjaannya di kantor, ia selalu menyiapkan sarapan untuk keluarganya sebelum berangkat kerja. Ia sengaja tidak menyewa asisten rumah tangga, katanya sih biar bunda nya hanya menjadi ibu rumah tangga saja, dan tidak selalu mengurus butiknya.
"Nih Ayah baca deh." Ucap Sava sambil menyerahkan ponselnya, memperlihatkan chat grup dari Bu Dina selaku wali kelasnya.
Ayah mengangguk paham, "kamu mending bantuin Ayah aja yu ke kantor, hitung-hitung belajar mengurus perusahaan nak." Ujar Ayah memberi saran.
"Ah Ayah ga asik banget, kan Sava mau menikmati liburan satu hari ini." Ucap Sava merengek.
"Menikmati liburan yang seperti apa nih, tidur seharian?." Ujar Ayah meledeknya.
"So tau banget sih bapak Aditya." Ujar Sava terkekeh.
"Yaudah deh, kamu urus aja hari-hari mu ini." Ayah akhirnya mengalah.
Ia sangat menyayangi Ayah nya. Walaupun Sava anak tunggal, tetapi Ayah nya tidak memaksa Sava untuk menjadi pewaris perusahaannya. Ayah nya membiarkan Sava mengejar cita-citanya.
"Besok, Sava mau nonton turnamen futsal di SMA Pelita. Boleh?." Tanya Sava kepada kedua orangtuanya.
"Tumben banget kamu." Ucap Bunda.
"Boleh, biar kamu ga di rumah terus, nanti ga ada yang naksir kamu kan bahaya." Ayah menyetujui nya lagi.
Sava terkekeh.
....
Saat ini Sava sedang berada di taman komplek perumahnya. Menikmati udara segar di pagi hari. Ia hanya duduk di kursi taman dengan earphone menyumpal kedua telinganya. Ia menatap ke depan, dimana taman sedang ramai-ramainya dengan orang-orang yang melakukan olahraga kecil, ibu-ibu yang sedang menjemur bayinya, anak-anak kecil yang bermain, bahkan sekumpulan ibu-ibu yang sedang bergosip. Hingga ia tak sadar ada seseorang yang datang dan mengambil posisi duduk di sebelahnya.
Orang itu adalah Angga, ia menarik pipi Sava pelan agar Sava mengetahui keberadaannya.
Sava menoleh, "Lo ga kuliah?." Tanya Sava.
"Nanti jam 10."
"Lo sendiri ga sekolah? Bolos ya lo." Tuduh Angga.
"Sotoy banget pak"
Angga tidak menyahut, ia menyabut earphone di telinga kanan Sava dan memakainya.
Angga berdecak sebal setelah mendengar lagu tersebut. Ia mengambil alih ponsel Sava dan menggantinya dengan lagu yang lain. Sava tidak memarahinya dan membiarkan saja.
"Lo ga akan pernah lupa orang itu kalo begini terus." Ujar Angga, kali ini matanya menatap ke depan dan sangat tidak bersahabat.
"Dia punya nama Ga."
"Bahkan gue benci nyebut namanya."
Dan lagi Sava hanya tersenyum tipis.
Tak lama, ada seorang ibu menghampiri Sava. Sava biasa memanggilnya tante Ida. Tante Ida ini mempunyai seorang anak kecil berusia 3 tahun bernama Reiner.
"Sava, Tante boleh minta tolong suapin Reiner makan ga, soalnya Rei susah banget makannya, kali aja kalo sama Sava jadi mau." Ucap Tante Ida.
"Sini Tan, coba sama Sava." Ucap Sava sambil mengambil alih Rei dari Tante Ida untuk duduk di pangkuannya, dan mengambil kotak makan kecil yang berisi makanan Rei.
Terbukti saat Sava yang menangani Rei, bocah kecil itu sangat lahap makan dan tenang.
"Kita udah kayak keluarga bahagia ya Va." Ucap Angga.
"Ngaco."
Angga terkekeh.
....

KAMU SEDANG MEMBACA
BINGUNG
Ficção AdolescenteKetika banyak pria tampan yang menyukainya, bukan hanya sekedar suka, mereka menyayangi mencintai dan sangat menjaganya. Tetapi ia hanya memilih satu, ya!. Hanya satu pria yang di izinkannya untuk mendobrak pintu hatinya. Kenalin, aku Alsava Tribua...