Kantin SMA Surya penuh dengan siswa yang akan mengisi asupan perutnya yang sudah meronta dari jam pelajaran tadi. Hiruk pikuk jual beli makanan kantin terdengar hingga penjuru kantin.
"Bang, bakso nya dong. Laper nih abis ulangan Bu Nani"
"Bang, bakso nya tiga dong gak pake mie, buruan bang saya gak makan dari kemaren ini"
Dan pelayan kantin hanya bilang,
"Iya iya, sabar..satu satu ya"
Dan suara-suara lain dari para siswa yang memang sudah kelaparan sejak tadi.
Angkasa dan ketiga temannya memasuki kantin. Mereka memilih meja yang kosong yang letaknya tak jauh dari gerobak bakso Mang Diman, jadi mereka mudah buat nambah bakso lagi nantinya.
"Lu berdua duduk aja disini, biar gue sama Farhan yang pesen," tawar Gema pada Angkasa dan Gerald.
"Iya iya, udah sana jalan," perintah Gerald.
Gema dan Farhan pun langsung menuju gerobak bakso Mang Diman untuk memesan makanan mereka.
"Eh Sa, gue mau ngomong sama lo," ujar Gerald pada Angkasa.
Angkasa yang tadinya sibuk dengan handphone nya langsung menghentikan aktivitas nya dan menatap Gerald yang duduk di depannya.
"Kan ini juga lu lagi ngomong," ujar Angkasa.
"Maksud gue ngomong yang lain dodol," geram Gerald.
"Ya apaan? Cepet deh ngomong gak usah basa-basi."
"Lu ngaku aja sama gue, lu suka kan sama Bulan?" tanya Gerald sambil menaikkan alisnya dengan tatapan menggoda.
"Rald, gue kan udah bilang, gue gak suka sama dia. Jangan lu kira tadi gue liatin dia itu artinya gue suka sama dia."
"Tuh kan ngaku kan lo, kalo tadi lo merhatiin dia pas upacara. Udah deh, lo gak bisa bohong sama gue."
Angkasa refleks menutup mulutnya dengan tangannya. Ia merutuki dirinya sendiri. Kenapa coba dia harus keceplosan tadi.
"Enggak, enggak, bukan gitu maksud gue," elak Angkasa.
"Hilih, gak usah ngeles deh Sa. Lu gak berbakat buat bohong."
Angkasa hanya diam. Menatap Gerald dengan tatapan tajam. Gerald yang dipandang hanya cengengesan sendiri. Tak lama, Gema dan Farhan datang dengan membawa nampan berisi empat mangkuk bakso dan empat gelas es teh manis.
"Pesanan datang. Silahkan dinikmati tuan tuan," ujar Gema lalu menaruh bakso ke masing-masing dari mereka.
"Asyikkk, makan makan. Sa, makan ayo. Gak usah ngelamun gitu," ujar Gerald dengan nada meledek dan mendapat tatapan tajam dari Angkasa.
Farhan yang memperhatikan gerak-gerik Gerald dan Angkasa yang tatap- tatapan jadi merasa aneh. Ia mengernyitkan dahinya.
"Sa, Rald, lu berdua kagak lagi kasmaran kan?" tanya Farhan dengan polosnya.
Angkasa dan Gerald refleks menoleh ke arah Farhan. Gema yang makan pun langsung seketika batuk mendengar pertanyaan Farhan.
"Ya enggaklah dodol," teriak Angkasa dan Gerald berbarengan hingga membuat seisi kantin menoleh ke meja mereka.
"Heh buset, tuh suara kenceng amat. Liat tuh, pada kesini semua ngeliatinnya," geram Gema.
"Lagian si Farhan, ada ada aja lu nanyanya," oceh Gerald.
"Tau lu Han, kenapa lu bisa mikir kayak gitu?" tanya Angkasa pada Farhan.
"Lah, kan gue cuma nanya. Lagian lu berdua saling tatap gitu. Kan gue ngeri," jawab Farhan dengan tanpa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BULAN (FINAL)✓
Teen Fiction(SELESAI) (SUDAH REVISI) Diikutsertakan dalam event menulis di kwikku.com Angkasa Leonardo, seorang pria dengan paras rupawan, idaman satu SMA Surya. Pria dengan segudang ilmu, maskot nya anak IPA. Semua siswi akan menghampirinya untuk sekadar berfo...