Malam harinya, Bulan berniat untuk menemui Angkasa di taman cakrawala. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh malam. Dia masih ragu untuk pergi atau tidak. Pasalnya, ia tak pernah keluar malam selain tugas kelompok dengan teman-teman sekelasnya. Hari ini ayahnya pulang sore. Itu artinya, Gunawan ada di rumah.
Bulan keluar dari kamarnya dan menemukan ayah serta bundanya yang sedang duduk berdua menonton TV di ruang keluarga. Mereka sedang asyik mengobrol ria dengan Gunawan merangkul separuh tubuh Lena. Bulan menghela nafas pelan lalu menghampiri kedua orangtuanya.
"Mau kemana sayang?" tanya Lena saat Bulan sudah ada di hadapannya.
"Anu Bun, Bulan mau keluar sebentar boleh gak?" tanya Bulan.
"Sama siapa?" tanya Gunawan kali ini.
"Sama temen yah di taman cakrawala," jawab Bulan.
"Cewek atau cowok?" tanya Gunawan protective.
"Ayah, posesif banget sih sama anaknya," ujar Lena.
"Ya kan harus jelas Bun kalau mau keluar," kekeuh Gunawan.
"Cowok, tapi cuma temen kok," jawab Bulan sedikit takut.
"Siapa? Temen sekelas?" tanya Gunawan lagi.
"Ayah, udah deh," ujar Lena menatap Gunawan tajam.
Gunawan menghela nafas pelan. Ia tak bisa berkutik kalau Lena sudah menatapnya seperti itu.
"Yaudah, jangan pulang larut malam. Naik apa ke sananya?" tanya Gunawan.
"Ojek online, Yah," jawab Bulan.
"Yaudah hati-hati," ujar Gunawan.
"Makasih ayah, bunda. Bulan pamit dulu, assalamualaikum," pamit Bulan lalu mencium tangan kedua orangtuanya.
"Waalaikumussalam."
Bulan pun pergi karena ojek online yang ia tunggu sudah sampai didepan teras rumah.
"Jangan-jangan anak kita udah pacaran Bun. Awas aja, ayah gak bakal bolehin," ujar Gunawan.
"Udah sih Yah, biarin aja. Bulan sudah dewasa, wajar kalau dia pacaran. Jangan mikirin soal perjanjian itu deh," ujar Lena.
"Tapi Bun..." elak Gunawan menggantung seiring dengan tatapan tajam dari Lena.
"Iya iya iya, ayah gak bakal ngungkit perjanjian itu lagi. Udah dong jangan liatin ayah kayak gitu, takut deh ayah," ujar Gunawan.
"Makanya, jangan suka ngekang anak. Kasihan dia," titah Lena.
"Iya Bunda sayang," ujar Gunawan.
Keduanya kembali melanjutkan nonton TV meski dalam hati Lena masih penasaran soal foto yang ia temukan tadi siang.
****
Angkasa sudah sampai di taman cakrawala. Ia sangat ingin bertemu dengan Bulan, karena ia ingin berbagi cerita soal masalah keluarganya. Entah mengapa ia merasa bahwa Bulan adalah orang yang tepat untuk mengeluarkan keluh kesah dan berbagi cerita.Semoga Bulan mau nemuin gue, batin Angkasa.
Tak lama, Bulan datang dan menghampiri Angkasa. Angkasa menyambut hangat Bulan dengan senyuman yang jarang orang lihat. Sebuah senyuman manis dan bisa membuat setiap wanita terpesona tak terkecuali Bulan.
"Sorry, udah lama ya?" tanya Bulan.
"Belum lama kok, santai aja," jawab Angkasa.
"Sebenarnya, lo mau ngomong apa sama gue?" tanya Bulan to the point.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BULAN (FINAL)✓
Teen Fiction(SELESAI) (SUDAH REVISI) Diikutsertakan dalam event menulis di kwikku.com Angkasa Leonardo, seorang pria dengan paras rupawan, idaman satu SMA Surya. Pria dengan segudang ilmu, maskot nya anak IPA. Semua siswi akan menghampirinya untuk sekadar berfo...