"Tidak ada perjuangan tanpa ada hasil. Segala upaya dan rintangan juga kesedihan yang kita lewati, sudah pada titik akhir. Titik dimana kebahagiaan dari sebuah proses itu kita tuai."
Tiga hari setelah terbongkarnya dalang dari kasus pembullyan yang ditujukan pada Bulan, suasana sekolah kembali harmonis seperti sedia kala. Hari ini pula, Hana dan Reva akan kembali bersekolah setelah masa skorsing selama tiga hari. Bulan dapat bernafas lega, karena tidak ada lagi gunjingan yang mengusik indera pendengarannya.
"Alhamdulillah, akhirnya gak ada lagi tuh mulut-mulut nyinyir di sekolah kita," ujar Alita yang sedang berjalan di koridor sekolah bersama Bulan.
"Hustt, gak boleh ngomong gitu," ujar Bulan.
"Biarin aja, emang pada nyinyir kan kemarin sampe panas kuping gue," ujar Alita sewot.
"Yang penting semua udah selesai Lit, udah tahu juga kan pelakunya siapa," ujar Bulan.
"Tapi mereka berdua belum minta maaf sama lo, jadi menurut gue ini belum selesai," ujar Alita.
"Iya sih, tapi gue udah maafkan mereka kok."
"Gak bisa gitu Lan, harus gentle lah mereka," elak Alita.
"Iya iya, kita doain aja semoga mereka mau minta maaf."
Alita dan Bulan terus bercengkrama sepanjang perjalanan menuju kelas mereka. Sesekali tawa riang mereka terdengar kala bertukar cerita.
Sesampainya mereka di depan kelas, terlihat Angkasa dan ketiga temannya sedang duduk santai di kursi selasar kelas 12 IPS 2. Aneh, padahal bel sebentar lagi akan berbunyi tapi mereka masih santai-santai di depan kelas orang lain.
"Hei kalian berempat," panggil Alita membuat Angkasa dan ketiga temannya menoleh.
"Hai Alita," sapa Gema.
Alita hanya memutar bola matanya malas, malas menanggapi sapaan dari Gema. Sementara Gema yang dicuekin hanya bisa menghela nafas dan mengerucutkan bibirnya cemberut.
"Sabar ya Ma, jangan kasih kendor pepet teruss," ujar Gerald.
"Petros jakandor," sahut Farhan.
Semuanya tertawa kecuali Gema dan Alita yang hanya menampakkan wajah malas.
"Kamu gak ke kelas?" tanya Bulan pada Angkasa.
"Sebentar lagi, kita lagi nunggu orang," jawab Angkasa dengan senyuman manis.
"Tolong ya kalian berdua jangan bucin disini," ujar Gema.
"Betul tuh," sahut Alita.
"Iya iya, kita tahu kalian semua itu jomlo," ujar Angkasa santai tapi menyakitkan.
"Sombong banget yang udah punya doi," ujar Gerald tak terima.
"Tahu nih, dulu-dulu aja gengsinya luar biasa," sahut Farhan.
"Udah deh jangan berantem. Oh iya, kalian nunggu siapa?" tanya Bulan penasaran.
Angkasa dan ketiga temannya saling tatap. Gerald memberi kode dengan anggukan kepala dan ditangkap paham oleh Angkasa. Angkasa menghela nafas pelan lalu menatap Bulan.
"Kita nunggu Hana dan Reva. Mereka mau bicara sesuatu sama kamu," jawab Angkasa.
Bulan mengernyit heran. Apa kira-kira yang ingin dibicarakan oleh Hana dan Reva.
"Ngapain tuh kadal dua mau ngomong sama Bulan?" tanya Alita sewot.
"Entahlah, makanya kita nungguin disini, supaya mereka gak bisa macam-macam sama Bulan," jawab Gerald.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BULAN (FINAL)✓
Teen Fiction(SELESAI) (SUDAH REVISI) Diikutsertakan dalam event menulis di kwikku.com Angkasa Leonardo, seorang pria dengan paras rupawan, idaman satu SMA Surya. Pria dengan segudang ilmu, maskot nya anak IPA. Semua siswi akan menghampirinya untuk sekadar berfo...