Misi Rahasia (Rev)

173 11 10
                                    

"Siapapun yang sudah menyebarkan berita ini berurusan sama gue." ~Angkasa Leonardo.

"Jadi gimana, lo mau bantu gue buat memisahkan mereka?"

"Oke gak masalah, kita bisa manfaatkan situasi sekarang."

Kedua orang itu sama-sama tersenyum remeh. Mereka tengah berada di rooftop sekolah. Mereka akan menjalankan misi, sebuah misi yang sudah direncanakan dengan baik.

"Gue yakin setelah ini hubungan mereka akan hancur," ujar Hana.

"Kenapa lo seyakin itu?" tanya Reva.

"Karena Bulan pasti gak kuat digunjing satu sekolah karena masalah keluarga mereka."

"Bukannya lo sahabatnya, kenapa lo mau menjatuhkan dia?" tanya Reva sengaja memancing Hana.

"Dia bukan lagi sahabat gue semenjak dia jadian sama Angkasa," jawab Hana.

"Gue padahal udah pernah peringati dia buat gak dekat lagi sama Angkasa. Tapi dia munafik, bilangnya gak suka tapi malah jadian," ujar Reva dengan senyuman remeh.

"Jadi, kapan kita melaksanakan misi kita?" tanya Hana

"Besok."

****
Keesokan harinya, koridor sekolah tampak ramai. Para siswa tampak berbisik-bisik. Angkasa yang saat itu baru datang tampak heran dengan pandangan teman-teman sekolahnya.

"Pada kenapa coba, aneh," gumam Angkasa.

Angkasa terus berjalan menyusuri koridor sekolah. Namun, langkahnya sempat terhenti karena ada obrolan teman-temannya yang sensitif dengan pendengarannya.

"Apa iya Pak Gunawan kayak begitu sama istrinya Pak Andika?"

"Iya, udah hampir tiga tahun kayaknya."

"Bulan kok masih betah ya sekolah disini, padahal kan bapaknya digunjing abis-abisan."

"Kagak bakal mengundurkan diri lah dia, orang bapaknya donatur. Yang ada kita gak sekolah gara-gara Pak Gunawan gak mau lagi jadi donatur."

"Cocok sih dia sama Angkasa, keluarganya sama-sama perusak."

"Dunia emang sempit."

"Mading jadi bukti kalau keluarga mereka gak bener."

Angkasa langsung mempercepat langkahnya menuju Mading. Ia harus memastikan apa yang dimaksud teman-temannya tadi.

----
"Ada aja yang nyebarin ginian, kurang kerjaan emang," ujar Gema.

"Kurang kasih sayang kali yang nulis beginian," sahut Farhan.

"Bercanda mulu lo, gue sambit juga nih," ujar Gema geram.

"Siapa juga yang bercanda," ujar Farhan tak terima.

"Kalau kita gak kesini, gue yakin ini Mading masih ramai biarpun bel udah bunyi," ujar Gerald.

"Apa apaan ini!" seru Angkasa.

Gema, Gerald, dan Farhan sontak membalikkan tubuh mereka. Mereka mendapati Angkasa dengan wajah yang sulit diartikan. Mereka bertiga saling tatap. Mereka bingung harus menjawab apa jika Angkasa menanyakan soal Mading ini.

"Siapa yang nulis beginian!?" tanya Angkasa.

"Gue juga gak tahu, tadi rame banget disini," jawab Gerald.

"Ini aib keluarga gue dan juga keluarga Bulan, kenapa harus disebar sampe kayak begini," ujar Angkasa dengan nada yang lebih lemah.

"Tau tuh, gak ditulis kayak gini juga udah pada tahu kali," ujar Farhan berseloroh.

ANGKASA BULAN (FINAL)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang