Gue + Lo = Kita (Rev)

236 18 22
                                    

"Izinkan gue, izinkan gue menjadikan antara gue dengan Lo menjadi kita." ~Angkasa Leonardo.

Ketika sudah sampai di rumah, Bulan langsung menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya diatas ranjang tidurnya. Bulan menerawang ke kejadian yang ia lalui hari ini. Mulai dari Hana, hingga Angkasa.

Bulan bingung, apakah ia menerima cinta Angkasa atau tidak. Jujur, ia pun juga menyukai Angkasa. Tapi, ada hati Hana yang ia jaga. Bagaimanapun, Hana menyukai Angkasa sejak lama.

"Gue harus gimana?" gumam Bulan.

Sedetik kemudian, Lena membuka pintu kamar Bulan. Kondisi Lena sudah lebih baik dibandingkan pagi tadi. Wajahnya sudah terulas senyuman. Hati Bulan lega, setidaknya Bundanya tidak terlalu larut dalam kesedihan yang tak Bulan tahu asalnya.

Lena masuk dan duduk dibibir ranjang Bulan. Bulan pun menyamakan posisinya dengan sang Bunda. Lena tersenyum, mengusap lembut puncak kepala anaknya itu.

"Bagaimana tadi sekolahnya?" tanya Lena dengan senyuman yang manis.

"Alhamdulillah, lancar kayak biasanya," jawab Bulan.

"Bunda udah gak apa-apa?" tanya Bulan membuat Lena mengusahakan untuk tersenyum.

"Emangnya bunda kenapa? Bunda gak apa-apa kok," ujar Lena seolah tidak terjadi apa-apa.

"Serius? Tadi pagi Bunda gak mau sarapan sama Bulan," ujar Bulan.

"Tadi Bunda udah sarapan duluan, maaf ya gak nemenin kamu jadinya," elak Lena.

"Gak apa-apa Bun, Bulan udah dewasa kan," ujar Bulan.

Bulan kembali melamun. Ia kembali terpikir soal Hana dan Angkasa. Lena menangkap sinyal keresahan di wajah anaknya itu. Karena penasaran, Lena pun menanyakannya.

"Kenapa sayang? Kok melamun gitu?" tanya Lena membuyarkan lamunan Bulan.

"Gak apa-apa kok Bun," jawab Bulan.

"Gak mungkin kalau gak ada apa-apa. Cerita sama Bunda, ada apa sayang?" tanya Lena lagi.

Bulan diam sejenak. Sebenarnya, ia ingin membicarakan ini pada sang Bunda. Hanya saja, ia takut beban pikiran Bundanya nanti makin bertambah.

"Cerita aja sayang, Bunda pasti dengerin," ujar Lena meyakinkan Bulan.

"Hana Bun," ujar Bulan.

"Kenapa sama Hana?" tanya Lena tak paham.

"Hana marah sama Bulan," jawab Bulan.

"Marah karena apa?" tanya Lena.

"Hana marah karena Bulan deket sama Angkasa," jawab Bulan.

"Kenapa dia harus marah? Kamu deket sama Angkasa hanya sebatas teman kan?" tanya Lena.

"Dia suka sama Angkasa," jawab Bulan.

"Kalau kamu, suka juga sama Angkasa?" tanya Lena membuat Bulan bungkam sekaligus bingung.

Lena paham lewat raut wajah Bulan yang nampak gugup saat dirinya bertanya tadi. Lena ini pernah muda, jadi dia tahu bagaimana ciri-ciri orang yang sedang jatuh cinta.

"Kok diem? Kamu suka sama Angkasa?" tanya Lena lagi dengan niat menggoda.

"Bulan bingung Bunda," jawab Bulan.

"Bingung kenapa?" tanya Lena.

"Bulan bingung sama perasaan Bulan," ujar Bulan.

"Perasaan kamu kenapa? Bunda gak ngerti deh," ujar Lena.

ANGKASA BULAN (FINAL)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang