Maaf Lan (Rev)

214 20 4
                                    

"Sorry, gue udah buat persahabatan Lo hampir hancur. Gue gak bermaksud, Lan." ~Angkasa Leonardo.

Pagi ini, kelas 12 IPS 2 melaksanakan pelajaran olahraga di jam pertama. Guru olahraga mereka---yaitu Pak Aris, akan mengambil nilai bola basket di kelas ini. Para siswa sedang berganti pakaian olahraga di toilet, karena jam pelajaran Pak Aris akan dimulai 15 menit lagi.

"Ganti baju yuk La," ajak Alita pada Bulan.

"Ayo, Han ikut yuk",ajak Bulan pada Hana, namun Hana hanya menjawab

"Duluan aja, gue bisa sendiri," ujar Hana cuek.

Bulan menghela nafas pelan. Sakit rasanya saat dibalas dingin dengan sahabat kita sendiri. Padahal, akar permasalahannya hanya sebuah kesalahpahaman.

Alita yang mengerti situasi memilih menarik Bulan untuk ke toilet duluan bersamanya.

"Ayo Lan," ujar Alita lalu menarik Bulan.

Bulan dan Alita pun pergi ke toilet untuk ganti pakaian olahraga pun juga dengan Rara yang tadi sudah menunggu didepan pintu. Hana, ia kini tinggal sendirian di kelas dengan pikiran-pikiran buruk tentang Bulan.

"Maaf Lan, tapi hati gue udah terlanjur sakit saat tahu lo jalan sama Angkasa. Kalau sampai lo jadian sama dia, mungkin gue akan lebih sakit hati lagi," ujar Hana pada dirinya sendiri lalu pergi ke toilet untuk mengganti pakaian olahraga.

****
Seluruh siswa kelas 12 IPS 2 diperintahkan oleh Pak Aris untuk berbaris rapi empat berbanjar. Pak Aris, guru olahraga yang usianya bisa dibilang masih muda. Guru olahraga dengan postur tubuh tinggi dan berkulit putih. Kalau kata cewek-cewek SMA Surya, guru paling ganteng se-Jakarta.

"Sebelum kita mulai ambil nilai, kita pemanasan dulu. Kevin, kamu pimpin," ujar Pak Aris.

"Baik Pak," sanggup Kevin.

Kevin pun maju ke sebelah Pak Aris dan mulai memimpin pemanasan. Kevin---ketua kelas 12 IPS 2 yang terkenal humble pada semua orang, dan juga humoris. Idaman cewek-cewek SMA Surya kedua setelah Angkasa.

Mulai dari jalan ditempat, putar kepala ke kanan dan ke kiri, tundukkan dan dongakan kepala, semua dipimpin oleh Kevin dengan baik dan ciamik. Seluruh temannya pun mengikuti gerakan dia dengan baik. Hingga, pemanasan dirasa cukup dan pengambilan nilai bola basket akan dilaksanakan.

"Baiklah, sekarang saya akan ambil nilai dribble dan lay-up shoot. Saya akan panggil sekaligus tiga orang menurut absen," jelas Pak Aris.

Satu-persatu siswa sudah dipanggil dan diambil nilainya. Setelah itu, Pak Aris memerintahkan mereka untuk bermain bebas. Jikalau ada yang tidak ingin bermain, bisa duduk-duduk di pinggir lapangan sembari istirahat.

"Capek juga ya, Lan," ujar Alita sambil meregangkan kepalanya.

"Namanya juga olahraga, tapi kan nanti akhirnya kita jadi sehat," ujar Bulan sambil tersenyum manis.

"Iya juga sih," ujar Alita disertai kekehan diakhir kalimatnya.

Bulan menoleh ke kiri. Ia melihat Hana tengah duduk dengan anak-anak cewek kelas 12 IPS 2 yang lain. Biasanya, kalau jam olahraga seperti ini---Hana akan duduk bersamanya dan juga Alita untuk bertukar cerita tentang apapun itu. Kalau merasa tenggorokan sudah kering, ia dan Alita akan meluncur ke kantin untuk membeli Aqua botol yang isinya 1 liter.

Namun, kali ini berbeda. Hana menjauhinya bahkan menjauhi Alita juga. Bulan dan Hana memang duduk sebangku, tapi karena kejadian kemarin---mereka tidak pernah bertegur sapa meskipun duduk bersebelahan.

Alita menoleh ke arah Bulan. Ia melihat ekspresi wajah Bulan yang sedih. Alita pun melihat arah mata Bulan memandang---ke arah Hana. Alita paham maksud semua ini. Alita, dia bukan lebih memihak Bulan dan menjauhi Hana---ia hanya mencoba memberi Hana waktu untuk sendiri agar masalah ini bisa cepat selesai.

ANGKASA BULAN (FINAL)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang