Angkasa Kena Telak (Rev)

247 19 13
                                    

"Kalau udah keciduk sama gue, bakalan kesebar sampe ujung sekolah." ~ Gema Faruk untuk Angkasa Leonardo.

Hari sudah berganti pagi. Hari ini hari Senin, itu berarti ada upacara bendera di sekolah. Hal yang paling membuat upacara itu menyenangkan bagi Angkasa. Ya, Bulan sebagai petugas PMR hari ini.

"Gue harus cepat sampai sekolah," gumam Angkasa lalu keluar dari kamarnya menuju meja makan untuk sarapan.

Angkasa melihat ke arah meja makan. Terlihat Papa dan Mamanya ada disana. Mereka masing-masing sibuk dengan sarapan mereka. Tak ada yang membuka suara, seperti biasa. Angkasa menghela nafas lalu menuju meja makan. Ia duduk di depan Andika.

"Pagi Pah, Mah," sapa Angkasa pada orangtuanya.

"Pagi," jawab Andika dan Karina.

"Berangkat naik mobil?" tanya Andika pada Angkasa.

"Iya Pah, seperti biasa," jawab Angkasa.

"Sekolahnya yang rajin, kamu sudah mau ujian," pesan Andika.

"Iya Pah," ujar Angkasa.

Andika terus mengajak Angkasa ngobrol. Menanyakan sekolahnya dan juga kesehariannya. Tapi, Karina hanya diam. Ia malah fokus dengan sarapan dan juga handphonenya. Sungguh, Angkasa sangat ingin ibunya juga menanyakan tentang dirinya. Tapi, sudahlah. Angkasa paham bahwa itu semua mustahil bisa terjadi.

"Angkasa berangkat ya Pah, Mah," ujar Angkasa.

"Hati-hati ya, Nak," pesan Andika.

"Iya Pah, Assalamualaikum," pamit Angkasa lalu mencium tangan Andika dan Karina bergantian.

"Waalaikumussalam," jawab Andika dan Karina.

Angkasa pun pergi untuk berangkat sekolah, karena hari ini hari Senin bisa saja macetnya jalanan harus ia hadapi.

Andika menatap tajam Karina yang sibuk dengan handphonenya. Andika menggelengkan kepalanya. Ia tak habis pikir dengan sikap Karina terhadap anaknya sendiri.

"Kamu bisa gak, hargai Angkasa sedikit aja? Dia anak kamu, dia juga butuh perhatian kamu," tegas Andika membuat Karina meletakkan handphonenya dan menatap Andika.

"Aku lagi ngurusin kerjaan Mas," jawab Karina.

"Kerjaan apa di handphone? Kerjaan cowok?" sindir Andika.

"Cukup ya Mas, ini meja makan. Jangan pancing emosi aku," ujar Karina.

"Kalau kamu gak mau dipancing, hargai sedikit keberadaan Angkasa. Dia juga butuh perhatian kamu sebagai ibunya," ujar Andika.

Karina menghela nafas. Ia tak bisa terus berada disini. Pekerjaannya dibutik sedang menanti juga... janjinya dengan Gunawan.

Karina beranjak dari kursinya. Ia harus pergi sekarang.

"Aku pergi duluan, banyak kerjaan di butik. Assalamualaikum," pamit Karina lalu pergi tanpa mencium tangan dulu pada Andika.

"Waalaikumussalam," jawab Andika dengan lirih.

Rumah tangga ini, sudah diambang perpisahan. Hampir tiga tahun, Karina tak lagi memperdulikan keluarganya. Andika sebisa mungkin mempertahankan semuanya. Tapi, jika memang tak ada jalan keluar---Andika akan menyerah.

****
Suasana SMA Surya saat hari Senin begini sangatlah ramai. Semuanya berlarian untuk sampai ke kelas, karena hari ini ada upacara bendera.

Angkasa baru saja sampai. Ia memarkirkan mobilnya di parkiran sekolah. Setelah itu, ia turun dan menyusuri koridor untuk menuju kelasnya. Tapi, ia mendengar Bu Linda, Bu Asri, dan Bu Nani sedang membicarakan tentang dirinya di depan ruang guru. Ia pun bersembunyi di balik tiang dan menguping.

ANGKASA BULAN (FINAL)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang