Jam pelajaran Bahasa Indonesia sudah berakhir. Kelas 12 IPA 1 dan kelas 12 IPS 2 sudah keluar dari perpustakaan dan menuju kelas masing-masing, sebelum melanjutkan jam pelajaran berikutnya.
Di lorong sekolah, Bulan yang sedang berjalan bersama ketiga temannya, Hana, Alita, dan Rara hanya melamun. Pandangannya lurus kedepan, bahkan tak menghiraukan celotehan Alita di sebelah dia. Rara yang menyadari itu pun menegur Bulan.
"Lan, kenapa sih lu bengong terus? Dari keluar perpustakaan lu melamun aja. Diajakin ngobrol juga gak nyahut, ada apa sih?" tanya Rara.
"Gue gak apa-apa Ra," jawab Bulan.
"Apa karena omongan Gema tadi ya?" tanya Hana kali ini.
"Enggak kok, gue gak apa-apa. Gue gak mikirin apa-apa," ujar Bulan.
"Lu gak suka kan sama Angkasa, Lan? Lu tau kan gue itu suka banget sama Angkasa dari kelas 10, jadi lu gak mungkin kan nikung gue?" tanya Hana pada Bulan dengan nada sedikit khawatir.
"Han, gue gak suka sama Angkasa. Lagipula gue kan udah bilang, gue bahkan gak terlalu kenal sama dia. Gak mungkinlah gue suka sama dia, apalagi sampe nikung lo. Gue selalu dukung lo sama Angkasa jadian Han," ujar Bulan.
"Tau nih Hana, jangan pernah meragukan Bulan. Dia itu orangnya baik, gak mungkinlah kalo Bulan nikung lo. Kalo itu terjadi, sama aja Bulan merusak persahabatan kita," ujar Alita.
"Yaudah cepet jalannya, keburu Pak Handoko sampe kelas," ujar Rara.
Mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kelas. Ya, walau pikiran Bulan masih entah ada dimana.
****
Suasana kantin hari ini cukup ramai. Teriakan siswa yang lapar mulai menggema ke penjuru kantin.Percayalah, jam istirahat adalah waktu yang dinanti-nanti oleh semua siswa, karena waktu istirahat adalah waktu yang terbebas dari beban tugas dan ceramah guru.
"Tugas Bu Fifi besok apa dah? Gue lupa deh," tanya Farhan kepada ketiga temannya.
"Emang ada tugas? Kok gue gak tau," seru Gema.
"Ada dodol, makanya jangan maen mulu," oceh Gerald.
"Apaan tugasnya?" tanya Gema dan Farhan bersamaan.
"Nih, silahkan tanyakan kepada Angkasa si juara kelas," ujar Gerald sambil menyodorkan kedua tangannya kedepan Angkasa.
"Yehh, gue kira lu tau. Gue lempar gorengan juga nih," geram Farhan sambil tangannya memegang gorengan yang siap dilemparkan ke muka Gerald.
"Udah udah ribut terus. Tugas Bu Fifi buat besok, Bu Fifi minta kita bawa gitar per kelompok 1. Suruh tampil di depan kelas menyanyikan lagu pilihan kita," jelas Angkasa bijak.
"Lagu apaan nih yang kita bawain besok?" tanya Gema.
"Pura-pura lupa aja, gue demen banget sama tuh lagu," sahut Farhan.
"Pura-pura lupa siapa lu? Pacar aja gak punya apalagi mantan," sindir Gerald.
"Nyindir gue lagi lu," ujar Farhan tak terima.
"Udah udah, gak usah berantem. Gue udah nyiapin lagunya, dan lu semua harus terima gak ada penolakan," ujar Angkasa.
"Lagu apa?" tanya Farhan, Gema, dan Gerald bersamaan.
"Monokrom," jawab Angkasa yang sukses membuat ketiga temannya diam.
****
Istirahat kali ini, Bulan tak ikut temannya ke kantin. Ia diminta oleh wali kelasnya, Bu Arini untuk memeriksa ulangan sejarah kelasnya yang dilaksanakan kemarin. Kini, ia sedang berada di lorong kelas 11, setelah kembali dari ruang guru. Ditangannya, terdapat tumpukan kertas ulangan sejarah yang sudah dinilai dan akan dibagikan ke teman-temannya. Saat, ia sedang berjalan dan mengamati kertas di tangannya, seseorang menarik tubuhnya dari belakang. Sontak, Bulan terkejut melihat siapa yang menarik tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BULAN (FINAL)✓
Teen Fiction(SELESAI) (SUDAH REVISI) Diikutsertakan dalam event menulis di kwikku.com Angkasa Leonardo, seorang pria dengan paras rupawan, idaman satu SMA Surya. Pria dengan segudang ilmu, maskot nya anak IPA. Semua siswi akan menghampirinya untuk sekadar berfo...