"Aku akan tetap bertahan demi Bulan. Walau, aku harus merasakan yang namanya jatuh berkali-kali." ~Lena.
Pagi ini, sarapan di rumah Bulan hanya menghadirkan dirinya dan Lena. Gunawan sudah lebih dulu berangkat ke kantor, karena dirinya masih belum siap jika harus menghadapi suasana canggung diantara dirinya dan keluarganya.
"Makan yang banyak ya sayang, biar cepat besar," ujar Lena.
"Bulan udah besar Bunda," ujar Bulan sambil mengerucutkan bibirnya setelah sesendok nasi goreng masuk ke mulutnya.
"Jelek ihh kalau cemberut begitu. Nanti Angkasa gak suka lagi loh sama kamu," goda Lena.
"Ihh, Bunda."
Lena terkekeh. Kehadiran Bulan bisa membuat kesedihan hatinya sedikit hilang. Lena yang selalu menangis kala sendirian, kini bisa tersenyum kala Bulan ada di hadapannya.
Bunda bahagia kalau kamu bahagia sayang. Bunda berdoa agar hubungan kamu dengan Angkasa terus berjalan dengan baik, batin Lena.
"Bun," ujar Bulan membuyarkan lamunan Lena
"Iya sayang."
"Bulan nanti pulang sekolah ke rumah Alita dulu ya."
"Ada apa ke rumah Alita?"
"Mau ngerjain tugas bareng, boleh gak Bunda?"
"Boleh, tapi pulangnya jangan terlalu malam ya."
"Siap Bunda."
Ibu dan anak ini pun melanjutkan aktivitas sarapan mereka, hingga Bulan harus sudah berangkat ke sekolah.
****
Gerald, Gema, dan Farhan kini tengah berbincang-bincang di kelas mereka, sembari menunggu Angkasa datang. Suasana kelas yang sepi, membuat mereka dapat leluasa untuk membicarakan apapun itu."Tadi gue lewat Mading tuh tulisan kayaknya udah gak ada dah," ujar Gema.
"Yakin lo?" tanya Gerald.
"Yakin, si Farhan juga liat tadi. Iya gak Han?" ujar Gema menyenggol lengan Farhan.
"Iyee," ujar Farhan lalu sibuk kembali dengan ponselnya.
"By the way, si Angkasa mana nih?" tanya Gerald.
"Paling juga telat," jawab Farhan yang masih fokus dengan ponselnya.
Gema yang geram dengan Farhan, langsung merebut ponsel Farhan.
"Eh eh eh, ganggu aja sih lo," oceh Farhan.
"Lu yang ganggu, handphone aja dimainin. Kayak ada yang nge chat aja," ujar Gerald.
"Ada lah, gini-gini gue punya orang buat diajak chatting," elak Farhan.
"Iya ada, paling Rio anak IPA 3," sahut Gerald.
Gema dan Gerald tertawa bersama. Farhan yang menjadi sasaran kejulidan kedua temannya itu hanya bisa pasrah dan mengelus dada.
"Oke, kalian berdua menang gue yang kalah," ujar Farhan dengan wajah cemberut.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Ketiga manusia ini langsung menoleh kearah pintu yang menampilkan Angkasa yang baru saja datang. Angkasa langsung duduk di kursi sebelah Farhan dan ikut nimbrung bercengkrama dengan ketiga temannya.
"Tumben baru sampe," ujar Gema.
"Biasa, gue bangun telat," ujar Angkasa.
"Chatting semalaman sama Bulan tuh pasti," sindir Farhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGKASA BULAN (FINAL)✓
Teen Fiction(SELESAI) (SUDAH REVISI) Diikutsertakan dalam event menulis di kwikku.com Angkasa Leonardo, seorang pria dengan paras rupawan, idaman satu SMA Surya. Pria dengan segudang ilmu, maskot nya anak IPA. Semua siswi akan menghampirinya untuk sekadar berfo...