Happy reading!
~~Gracia terbangun dari mimpinya. Ia terbangun dengan keadaan jantung yang terus menerus berdegup dengan kencang. Gracia terduduk mencoba untuk menenangkan pikirannya. Sekarang Gracia merasa senang dan sedih. Senang karna ia bermimpi bertemu kembali dengan Shani dan sedih karna itu hanyalah mimpi
"Tapi kenapa kaya nyata banget ya?"
Gracia melihat jam dinding kamarnya yang menunjukan pukul 4 sore. Gracia memutuskan untuk pergi ke kamar mandi terlebih dahulu hanya untuk sekedar mencuci muka. Gracia berjalan menuju dapur, ia menuangkan segelas air dan meminumnya sampai habis tak bersisa
"Gre!"
"Hm?"
"Beneran gamau ikut?" tanya Shanju mendekati Gracia
"Engga"
"Tar lo nyesel lagi"
Gracia mengerutkan keningnya bingung menatap Shanju lalu melewati Shanju begitu saja dan langsung masuk kembali ke kamarnya
"LO MASIH PUNYA WAKTU 4 JAM BUAT BERUBAH PIKIRAN" teriak Shanju dari bawah tangga
Sebenarnya Shanju mengajak Gracia untuk pergi bersamanya ke acara reuni sekolah mereka dulu. Acaranya diadakan disalah satu restoran bintang lima, dan persiapannya juga sudah sangat matang karna disiapkan dari jauh-jauh hari. Tapi meskipun disiapkan dari jauh-jauh hari tetap saja banyak yang berhalangan untuk hadir karna kesibukannya masing-masing. Shanju sudah mengajak Gracia berkali-kali tapi jawaban Gracia tetap sama dan dengan alasan yang sama 'Ga ada Shani, males!'
Shanju memilih untuk membereskan rumahnya terlebih dahulu yang terlihat sedikit berantakan itu. Setelah selesai, ia memutuskan untuk membersihkan dirinya dan bersiap untuk pergi ke acara tersebut
Jam diponselnya sudah menunjukan pukul 6 sore. Shanju keluar dari kamarnya dan mulai menuruni tangga dan dilihatnya ada seseorang yang dengan santainya sedang duduk disofa ruang tamu memangku toples yang berisi cemilan
"Lu kaya maling tau ga?!" kesal Shanju duduk disamping Saktia yang sudah beberapa bulan ini sudah resmi menjadi kekasihnya
"Yaelah rumah pacar sendiri juga" protes Saktia menyimpan toples cemilan itu kembali ketempatnya
"Vienny mana?"
"Yang ada didepan mata ga diliat, yang ga ada dicariin"
"Serah lu dah Sak!" kesal Shanju
"Vienny ga jadi berangkat bareng kita, dia jemput Anin ke bandara. Terus langsung otw ke acara" ucap Saktia menjelaskan, karna rencana awalnya mereka bertiga akan berangkat bersama. Shanju hanya mengangguk paham saja
"Ohiya, Gracia ikut kan?" tanya Saktia
"Enggak"
"Yah kenapa? Padahal Anin bela-belain balik cuman buat ngasih kejutan sama dia" ucap Saktia kecewa
Saktia bangkit dari duduknya dan berjalan menaiki anak tangga menuju kamar Gracia dan diikuti oleh Shanju
"Mau ngapain?" tanya Shanju
"Gw mau paksa dia biar ikut"
"Yauda sana bujuk dia, mumpung masih ada waktu. Semoga berhasil ya!" ucap Shanju mencium sekilas pipi Saktia yang membuat Saktia tersenyum seperti orang bodoh
"Lagi dong Nju!" pinta Saktia dan langsung dihadiahi kepalan tangan yang berada tepat di wajah Saktia
"Gw tunggu di bawah" ucap Shanju meninggalkan Saktia
Saktia membuka pintu kamar Gracia dengan kasar menyebabkan sang pemilik kamar yang sedang bersembunyi didalam selimut mengeluarkan kepalanya dari selimut dan menatap kesal pada Saktia. Gracia kembali menyelimuti seluruh badannya saat mengetahui orang yang membuka pintu adalah Saktia
KAMU SEDANG MEMBACA
Medicine and The Pain [END]
Fiksi PenggemarAku kira kamu diutus tuhan sebagai obat di hidupku, ternyata aku salah.. Kamu juga salah satu penyebab rasa sakit itu yes, you're my medicine and my pain.. Shania Gracia [1 Nov 2019 - 18 April 2020]