MATP 22

5.9K 594 42
                                    

Happy reading!
~~

Sudah beberapa hari Gracia selalu menghindar dari Shani. Gracia selalu menemukan berbagai alasan untuk menolak ajakan Shani. Dan hari ini Gracia ingin mengakhiri semuanya, ia sudah siap dengan segala resiko yang ada

Tepat saat Bel pulang sekolah berbunyi, Gracia segera melangkahkan kakinya ke taman belakang sekolah. Sebelumnya ia sudah menghubungi Shani agar menemuinya disana

"Gre lo yakin mau putusin dia?" tanya Anin dan dengan cepat diangguki oleh Gracia

Ya Gracia memang mengajak Anin untuk menemaninya bertemu dengan Shani. Saat baru saja keluar dari kelas sampai mereka tiba di taman belakang, Anin selalu bertanya kenapa harus mengajak dirinya namun Gracia mengabaikan pertanyaan tersebut

"Tapi kenapa gw liat ada keraguan di mata lo" ucap Anin

"Seyakin apapun mulut gw bilang 'siap' buat mutusin dia tapi hati gw ga pernah 'siap' buat berpisah sama dia"

"Terus kenapa tetep lo lakuin?"

"Mungkin ini jalan yang terbaik?" ucap Gracia mengangkat bahunya acuh

"Maksudnya?" tanya Anin kebingungan karna sepengetahuannya baik Gracia ataupun Shani mereka saling mencintai satu sama lain. Jadi bagaimana bisa Gracia mengatakan putus merupakan jalan yang terbaik bagi keduanya

"Suatu hubungan yang dijalani dengan setengah hati itu ga akan pernah bener"

"Gw tetep ga ngerti"

"Lo tau apa yang mereka ucapkan di luaran sana?" ucap Gracia menghadap Anin

"Apa?"

"If you love somebody set them free.. And if they really love you, they'll come back.."

Saat Anin akan menanggapi ucapan Gracia, Shani sudah terlebih dahulu datang dan langsung menyapa Gracia

"Maaf bikin kamu nunggu" ucap Shani pada Gracia

Gracia mencoba mengontrol degupan jantungnya yang sekarang sedang bekerja dua kali lebih cepat. Tiba-tiba Gracia merasakan rasa takut dalam dirinya, ia menggenggam rok sekolahnya dengan sangat erat

"Hey" ucap Shani menggoyangkan sebelah bahu Gracia saat melihat Gracia sedari tadi hanya menunduk

Gracia menepis tangan Shani yang berada di bahunya

"Aku mau kita putus"

Pada akhirnya Gracia mampu untuk mengucapkan kata-kata tersebut sedangkan Shani menatap Gracia kebingungan

"Putus? Tapi kenapa?" tanya Shani

Gracia kembali meremas seragam sekolahnya. Ia bingung haruskah ia mengatakan alasan yang sebenarnya pada Shani

"A-aku bosen" ucap Gracia terbata dan masih tetap tidak ingin menatap Shani

"Bosen?"

"I-iya"

"Ayolah Ge ga usah main-main"

"Aku serius" ucap Gracia menegakkan kepalanya mencoba memberanikan diri untuk menatap Shani

"Bosen itu alasan paling bodoh untuk mengakhiri sebuah hubungan Ge!" ucap Shani sedikit menaikkan nada bicaranya

"Aku ga peduli!"

"Bicara kamu mulai ngaco, kita pulang sekarang" ucap Shani menarik tangan Gracia namun dengan cepat Gracia menarik kembali tangannya

"MAU KAMU APA SIH GE?!" bentak Shani yang sudah tidak tahan dengan sikap Gracia

Medicine and The Pain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang