MATP 16

6.3K 620 40
                                    

Happy reading!
~~

Saat Shani dan Gracia sudah sampai di rumah, Gracia memilih untuk segera keluar dari mobil kekasihnya sedangkan Shani masih berdiam diri menatap Gracia dari dalam mobil

Gracia menyadari bahwa Shani tidak mengikuti dirinya untuk masuk kedalam rumah, jadi Gracia berdiri di ambang pintu dan sedikit berteriak pada Shani

"Shan ayo masuk!"

Akhirnya Shani keluar dari mobil dan berjalan cukup cepat ke arah Gracia dengan tatapan yang tidak biasa

Shani menarik lengan Gracia untuk segera masuk kedalam rumah lalu membanting pintu cukup keras membuat Gracia sedikit terkejut oleh perlakuan Shani

Shani mendorong Gracia dengan kasar sampai punggung Gracia membentur pintu dan menimbulkan suara yang cukup keras

"Aww sakit Shan!" ringis Gracia namun Shani tidak peduli sakit yang dirasakan Gracia

Shani mencengkram kuat kedua bahu Gracia, ia lebih merapatkan dirinya dengan Gracia. Dari jarak yang sangat dekat Shani menatap tepat ke mata Gracia dengan pandangan yang menurut Gracia sangat menakutkan karna Shani tidak pernah menatapnya seperti itu. Karna ketakutan.. Gracia lebih memilih untuk memejamkan matanya

"Liat aku" titah Shani dengan nada bicara yang dingin

Gracia menggelengkan kepalanya tanda ia menolak untuk membuka matanya

"Geee!"

Shani menunduk, dilihatnya tangan Gracia sedang mencengkram ujung kemeja yang Shani kenakan cukup kencang seperti orang yang sangat ketakutan

Shani kembali menatap wajah Gracia yang memang terlihat jelas bahwa ia sedang ketakutan, muncul rasa bersalah dalam benak Shani sudah memperlakukan kekasihnya dengan kasar

Shani semakin mengikis jarak diantara mereka hingga bibirnya bertemu dengan milik Gracia. Shani memejamkan matanya, mencium Gracia dengan sangat lembut namun Gracia tidak meresponnya

Perlahan Gracia membuka kedua matanya, tidak lama kemudian Shani juga membuka kedua matanya. Pandangan mereka bertemu lalu Shani tersenyum sangat manis pada Gracia

Layaknya virus yang mudah menular, senyuman Shani pun dengan mudahnya menular pada Gracia. Tidak tau apa yang ada dipikiran Shani tapi melihatnya tersenyum sangat manis dihadapan Gracia membuat Gracia membalas senyuman itu tidak kalah manisnya

Shani kembali memejamkan matanya melanjutkan aksinya yang tadi sempat tertunda, kali ini Gracia membalasnya bahkan sekarang Gracia mengalungkan lengannya pada leher Shani

Shani menarik pinggang Gracia agar lebih dekat padanya, lama kelamaan ciuman Shani semakin menuntut untuk melakukan lebih dari itu ditambah desahan yang tertahan dari Gracia semakin memancing Shani untuk berbuat lebih

Shani menurunkan ciumannya pada leher Gracia, Gracia menyapu seluruh rambutnya ke sebelah kanan agar memberikan akses lebih pada kekasihnya. Shani mencium, menggigit, menghisap leher Gracia hingga meninggalkan bekas kemerahan

"Shan shh"

Shani kembali mencium bibir Gracia, tiba-tiba sekelebat suara muncul dalam telinga Shani membuat emosi Shani menjadi tidak stabil dan melampiaskannya pada Gracia

Shani mencium Gracia dengan kasar, menggigit bibir bagian bawah Gracia dengan keras hingga mengeluarkan sedikit darah

"Aw!" Gracia mencoba memundurkan kepalanya namun Shani tidak membiarkan hal tersebut, Shani menahan tengkuk Gracia

Shani tidak membiarkan Gracia untuk mengambil nafas terlebih dahulu maka dari itu Gracia terpaksa mendorong bahu Shani agar Shani berhenti menciumnya

Shani maupun Gracia sama-sama sedang menstabilkan nafas mereka yang sedari tadi naik turun tidak beraturan. Shani mengusap bibir Gracia yang terlihat agak membengkak akibat ulahnya lalu memeluk Gracia cukup erat

Medicine and The Pain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang