MATP 12

7.1K 630 31
                                    

Happy reading!
~~

Gracia kembali menginap di rumah Shani karna ia tidak ingin bertemu dulu dengan kakaknya dan dengan senang hati Shani mengijinkannya

Namun yang terjadi sekarang adalah Shani mengacuhkan Gracia karna terlalu fokus pada pekerjaannya

"Shan udahan dong kerjanya" ucap Gracia yang berguling-guling di atas kasur karna kebosanan

"Bentar lagi"

"2 jam yang lalu kamu juga ngomong kaya gitu" ucap Gracia yang sekarang sudah duduk bersila

"Hmm"

Gracia yang sudah sangat bosan memutuskan untuk melihat-lihat barang milik Shani, sampai pandangannya jatuh pada sebuah brankas yang terletak disamping lemari

Sebelum melangkahkan kakinya menuju brankas, Gracia melihat Shani terlebih dahulu memastikan jika Shani masih fokus pada pekerjaannya. Gracia dengan iseng memasukan beberapa digit angka mencoba untuk menebak password brankas itu

"Eh"

Diluar dugaan pintu brankas itu terbuka, Gracia mengambil recorder yang berada didalam brankas tersebut, ia mengernyitkan dahinya bingung saat membaca tulisan kecil yang terletak disudut recorder namun dengan cepat menyimpannya kembali ditempat asalnya lalu beranjak menuju tempat tidur

"Shani Indira Natio"

"Tunggu ini dikit lagi" jawab Shani yang masih fokus pada pekerjaannya

"Shani Indira Nasution" panggil Gracia lagi yang kali ini berhasil menghentikan aktivitasnya, Shani memutar kursinya menghadap Gracia

"Nama belakang kamu Nasution kan bukan Natio?" tanya Gracia yang sekarang merutuki pertanyaan bodohnya sedangkan Shani kembali memutar kursinya

"Kenapa nanya kaya gitu?" tanya Shani yang sekarang mematikan laptop miliknya dan segera menutupnya

"Nanya aja, t-tapi kalau kamu gamau jawab gapapa kok"

"Kamu tau dari mana?" tanya Shani yang sudah duduk disamping Gracia

"Ah ituu" ucap Gracia gugup

"Itu?"

"Tapi kamu janji dulu jangan marah" ucap Gracia mengangkat jari kelingkingnya, Shani hanya mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya 'Kenapa harus marah?'

"Pokonya janji dulu" ulang Gracia

"Yauda iya"

"Yauda iya apa?"

"Iya aku janji ga marah"

Gracia pun tersenyum lalu bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ke arah brankas, Gracia menunjuk brankas tersebut dan dalam hitungan detik senyuman Gracia sudah menghilang digantikan oleh raut wajah ketakutan saat Shani menghampirinya dan mencengkram kaos yang Gracia kenakan

"Kamu ambil recorder itu?" tanya Shani dengan raut wajah yang sangat Gracia benci, yaitu wajah yang datar namun setiap kata yang dikeluarkannya penuh dengan penekanan

"T-tapi aku ga dengerin isinya, a-aku langsung simpen lagi kok" ucap Gracia terbata karna ia memang takut jika Shani akan marah besar padanya

"KAMU TAU ARTI PRIVASI GA SIH GE?!!" bentak Shani mendorong Gracia lalu pergi meninggalkan Gracia

Gracia segera menyusul Shani yang hendak keluar dari kamarnya, Gracia memeluk Shani dari belakang, ia bisa merasakan nafas Shani yang naik turun akibat emosinya

"Aku tau aku salah Shan, aku minta maaf" ucap Gracia yang sekarang sudah mulai mengeluarkan cairan bening dari matanya

"Lepas"

Medicine and The Pain [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang