6

1K 93 2
                                    

"ini salah, harusnya begini"
Luhan mendengarkan penjelasan dosen pembimbingnya, ya sekarang luhan dalam proses mengerjakan sekripsi

"ne saem"

"ganti sekarang"

"ah saem, tapi saya lelah, saem saja"

"ck jangan merajuk lagi sayang, kalo aku yg mengerjakan pengujimu nanti curiga"

Luhan mendengus menatap sebal dosen di depannya

"aku akan membantumu ok" bujuknya, luhan tersenyum senang dengan jawaban barusan "ah ya, kapan kau kenalkan aku pada ibumu? Aku ingin segera melegalkan hubungan kita"

"mammyku sedang sakit, nanti saja bila sudah membaik"

"hai bukankan ini kesempatan baik, aku akan menjenguknya"



















"siapa dia?" tanyaku pada pria tampan berkulit putih pucat di belakang luhan

"oh sehun imnida"

"ah ka lian??" aku melihat sesuatu yang begitu ....

"ne saya pa..."

"pembimbing luhan mammy, sekaligus teman" potong luhan

"oh dosennya luhan?" sehun mengangguk bingung "maafkan saya sajangmin saya tidak tau"

"ah tak apa nyonya"

"panggil saja mammy baek"

"ne mammy baek"

"mam sehun saem ingin menjenguk mammy"

"ne kamsahamnida"

"maaf" aku menatap dosen ini begotu menelisik diriku, tatapannya sangat aneh "mammy baek usia berapa?"

"hah?"

"haha maaf soalnya, wajah mammy awat muda sekali, mungkin ada rahasianya"

Aku hanya tertawa kecil menanggapi pertanyaan dosen ini, kemudian menatap keduanya yang tampak begitu canggung, ada sesuatu yang yang pasti di sembunyikan dariku









Setelah kepergian dosen oh sehun, aku menatap lekat wajah anakku

"luhan"

"Ne mam"

"dia....?"

"beliau yang ingin kemari, penasaran saja dengan mammy, ah tadi aku lihat sajangmin memperhatikan mammy terus, kayaknya saem suka deh sama mammy"

"benarkah?"

"luhan melihat tatapannya"

Aku menatap luhan yang berkata bergitu bersemangat, tatapan matanya kosong nadanya begitu berat, dan sudut bibirnya bergetar nyaris tak terlihat.















Dia berbohong












Kenapa?











"bolehkan mammy bertemu lagi dengan dosenmu tadi?"

"tentu saja, nanti luhan akan memberitahu beliau"

"trima kasih"



















"Mammy" teriak anak ke 4 ku dengan ekspresi senangnya "mam aku di terima kerja"

"benarkah?! Aku syukurlah"

"ini berkat doa mammy"

Aku menggeleng "tidak, ini berkat usahamu sendiri, slamat ne" aku tersenyum senang dan memeluk sebentar, kemudian mengusak rambutnya "apa hyungmu membantumu?"

"anni bahkan mereka tak tau aku adiknya"

"itu bagus kai"

"bukankah mammy yg mengajarkan kami melakukan usaha sendiri"

"ne dan kau kau layak mendapatkannya...ah ya kau sudah memberitahu pacarmu?" kai memukul judatnya

"aku aku melupakan itu"

"segera beritahu dia, dan segera kenalkan dia pada mammy"

"ne mam"

Setelahnya dia pergi, aku menatap punggung yang makin menjauh dan hilang dari balik pintu











Aku bahagia














"Mam" aku mendongak

"kris kau akhirnya datang, cepat pergi ke administrisi"

"mammy sudah di ijinkan pulang?"

"ani, tapi mammy harus pulang sekarang, jeni di rumah sendirian"

"mam sudah ada tao yang mengurus"

"ani, tidak boleh. Tao harus banyak beristirahat untuk mempersiapkan pernikahan kalian 4 hari lagi"

"mam"













"mammy harus pulang"

.
.
.
.
.












Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang