squel

1K 95 5
                                    

Sungguh di luar dugaanku

Aku merututi kebodohanku, kenapa juga aku harus menolongnya?

















Hanya karena dia kesulitan membawa semua barangnya sekaligus bayinya

Aku mengiyakan begitu saja

Menolongnya membawa bayinya

















Aku pikir hanya sampai parkiran supermarker besar ini









Nyatanya























Aku di bawa serta dengan mobilnya

Babynya menangis terus tiap kali berpindah tangan










Di sepanjang jalan aku menggerutu dalam hati, sesekali meliriknya yg dari awal lebih banyak diam

mungkin dia konsentrasi menyetir
























"kalo sudah dekat rumah anda, tolong turunkan saya di tepi jalan"






"kenapa harus di tepi jalan?"


















"saya tak enak dengan istri anda"







"kita sudah kenal dekat baekhyunie, jangan formal begitu"














"maaf itu tidak sopan, jangan paggil saya seperti itu juga, tak baik tuan park"















Laki laki itu mendengus kesal, kemudian diam












Ketika memasuki area perumahan elit, aku sedikit bingung

Kenapa masuk kesini? Apa rumahnya melewati perumahan elit ini?


"tuan park apa masih jauh?"












"ya"













Setelah dia berucap, tiba tiba mobil ini langsung berbelok memasuki pekarangan rumah






Wow?

Kenapa ini?

Katanya masih jauh?

"tuan?"














"sudah sampai, kajja kita turun"

Seketika rahangku menganga, ini maksudnya apa? Aku meminta di turunkan di tepi jalan, kenapa malah di bawa masuk kerumah?

"baekhyunie turunlah, tolong bawa anakku masuk ke dalam"





"ta tapi......."

"ayolah bae, denganmu dia tak menangis"










Dengan terpaksa aku menurut, memasuki rumah yg sangat besar dan mewah

Wah jadi ini rumahnya?

Selama aku berpacaran dengannya tak pernah di bawa kesini

Sungguh beruntung wendi memiliki suami yg kaya









"papa"

"chan?" aku melihat sosok familiar di depanku, menatapku tak percaya

"slamat sore tuan park yunho" sapaku ramah

"ah nona byun"

Pemilik park corp ini mengetahui statusku walau dia tau aku seorang ibu, dia tak pernah mau menyebut diriku nyonya seperti orang lain

"ma maaf saya tuan park yunho, cu cucu anda menangis saat berasa di gendong ayahnya ja jadi....."

"..........?"

Tuan park yunho seperti bingung dengan penjelasanku, chanyeol yg melihat expresi ayahnya bersikap tak peduli

"baekhyunie tolong bawa dia ke kamarku"

"hah?"

Tanpa banyak bicara dia langsung menyeretku, menaiki tangga menuju sebuah pintu ber cat putih

"tolong letakkan saja di ranjang, aku menunggumu di bawah"














Well aku seperti kerbau dungu yg tanpa protes mengikuti saja perintahnya

Ku letakkan baby dalam gendonganku perlahan di ranjang, tidurnya sangat pulas sehingga pergerakan apapun tak mengganggunya

Aku tersenyum kecil dengan raut wajah baby yg cukup manis, kuperhatikan sedikit mirip dengan chanyeol, hah tentu saja bukankah ini bayinya.

Sebelum aku pergi kusempatkan melihat isi kamar mantanku ini

Bukankah ini kesempatan seumur hidup walau sekali?
















Kamar yg cukup bersih dan rapi, warna cat putih terlihat sangat cerah, ada kamar mandi dalam dan sebuah meja kerja juga dengan sebuah foto yg berukuran 10 R, foto seorang wanita cantik yg sedang tersenyum

Foto wendi istrinya
















Tapi......

Bukan, itu bukan wendi




Aku mendekat lebih cermat












Deg























Fotoku? Kenapa dia memajang fotoku di sini?

.
.
.
.
.
.
.







Tbc

Iya iya, di lanjut sampai smuanya jelas ok

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang