7

1K 92 1
                                    

Aku menatapnya lekat, mataku mengamati penampilannya dari atas kebawah, dia tampak canggung dan gugup, lalu timbul pertanyaan dari sudut mana dia menyukaiku.

"slamat makan mammy"

"ne slamat makan"

Kamipun makan dengan tenang






Rumah makan ini begitu sepi nuansanya sangat redup dan terkesan romantis, aku tak tahu kenapa rumah makan ini justru yang di rekomendasikan oleh luhan



Kami makan dengan tenang, sesekali menatap pria yang makan dengan posisi yang terus menunduk, dia seperti tampak gusar

"ada apa sehun saem?"

"a aanni" jawabnya gugup

"setelah ini pulanglah"

"......."

"kenapa?"

"sa saya...."

"saya tak ingin membicarakan apapun"

"baiklah, tapi ijinkan saya mengantar mammy pulang"

"saya bisa pulang sendiri"

"anni, saya tak mau kena marah luhan dengan membiarkan mammy pulang sendiri" aku menghela nafas berat

"baiklah"




















Luhan menyeret sehun menuju depan rumah setelah mengantar ku dengan selamat

"bagaimana?"

"apanya?"

"mammy berkata apa?"

"tak ada, kami hanya makan trus pulang"

"ais pantas cepat sekali"

"memangnya kenapa?"











"saem, apa kau mencintaiku?"

"tentu saja"

"kalo begitu lakukan untuk, berpacaranlah dengan mammy"











"kau gila, aku mencintaimu, kenapa juga kau menyuruhku berpacaran dengan mammymu, tidak mau, lagi pula masak dosen muda sepertiku berpacaran dengan ibu ibu"

Tak

Luhan memukul kepala dosennya keras, pria itu mengaduh

"kau pikir mammy ku nenek nenek, bodoh. Mammy adalah wanita muda yang seumuran denganku seumur hidupnya dia belum pernah menikah"

"APA????!! lalu mana bisa dia punya anak sebesar dirimu hah"

"aku beritahu rahasiaku, aku......yatim piatu tinggal di panti asuhan, karena ibu panti yang begitu kejam aku lari dari panti, dan aku di temukan mammy bersama saudara pantiku yang lain, sejak saat itu kami ...di asuh olehnya, diangkat anak bahkan di usianya yg ke 17 th mammy mengurus surat adopsi kami, untuk mengurusi kami mammy rela banting tulang mengabaikan sekolahnya yg hanya sampai sekolah menengah, anak anaknya saja sampai kuliah, bayangkan...hiks dia tak pernah mengurus dirinya sendiri, bagaimana aku bisa bersenang senang di atas keringatnya"

"......"

"pikirkan sekali lagi, aku juga mencintaimu saem, sangat mencintaimu tapi demi mammyku aku rela"

Sehun memeluk luhan yang menangis












Aku melihatnya dari balik cendela rumah

Teman?

Apa seperti itu?













Aku menunggu luhan memasuki rumah, wajahnya tampak sendu

"lu"

"ne mam"

"dosenmu sudah pulang?"

"sudah mam"

"katakan padanya besok mammy ingin bertemu"

Deg











"besok jadwal dia mengajar adik kelas sehari penuh"

"oh, bagaimana lusa?"

"luhan usahakan"


























"di rumah makan kita saja, jangan yang lain"




















mencurigakan
.
.
.
.
.
.






Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang