squel 5

1K 91 3
                                    

Chanyeol meremas dadanya yg tak berhenti berdebar debar, perasaan rindu yg begitu besar seakan ingin merengkuh wanita yg ada di sampingnya, dia berusaha mati matian menahan semuanya

Jujur semobil hanya berdua dengannya tak pernah terfikir olehnya

Dia menyadari benar perasaannya tak pernah hilang dan justru makin besar sejak pertemuan beberapa hari yg lalu

Sebisa mungkin dia menjawab semua pertanyaan dengan nada datarnya, mungkin dia berusaha menyembunyikan semua perasaannya. Berkali kali melirik lewat spion depan































Sesampainya di rumah, dia berlari mencari ibunya, kemudian memeluknya prosesif

"kau mengantarnya sampai rumah?" chanyeol hanya mengangguk "ibu menyukainya, maafkan papa yg memaksamu dulu"

"aku mencintainya ma"

"mama tau, kau harus berusaha"

"chanyeol tidak yakin"

"kau harus berusaha lebih keras lagi"

"ne"

"kau sudah menelfon mertuamu?"






































Dan pemandangan menjemukan terjadi lagi, persis seperti 2 tahun yg lalu chanyeol datang di rumah makanku, dan seharian dia duduk dekat kasir sambil melihatku

Seperti dejavu











Aku sebel

Memangnya tidak ada kerjaan selain berdiam diri di situ sambil memperhatikan semua tingkahku?







Tok tok

Kupukul meja dengan sendok, bersedekap di dada dan menatapnya garang

"sudah 5 jam anda di sini tuan park, bisa anda pergi? Banyak orang yg juga ingin duduk di sini" usirku

Matanya menatapku teduh dan tak lupa senyumnya

"aku juga membayar di sini"

"makan dan minum setengah jam itu sudah cukup tuan, tolong tinggalkan tempat ini"

"aku akan menyewanya"

"tidak ada sewa"

"aku boking"

"maaf tidak bisa"

"a aku menunggu temanku di sini"

"oh ya? Saya tak melihat seorangpun datang ke meja anda, anda yakin janjian disini?"

"aku harus menunggu, aku tak ingin mengecewakannya"

Argumenku kalah telak, dengan berat hati aku biarkan




"mammy"

2 putri besarku datang, tao dan luhan, menghampiriku di meja kasir

"mana cucuku?"

"mulai hari ini, mammy tak usah repot repot mengurus jackson, cucu mammy sudah ada yg menjaganya"

"baby sister begitu? Oh kasihan cucuku kenapa harus di urus orang lain, mammy bisa kesepian kalo begini. Kau tidak ke butik?"

"habis dari sini tao akan ke butik"

"dan kau luhan?"

"luhan hanya mau memberi kabar gembira mammy, luhan sudah di terima jadi dosen tetap di universitas tempat sehun oppa bekerja"

Aku tersenyum senang dengan mata berbinar "itu bagus luhan, slamat ya"

"berkat doa mammy." luhan mengedarkan matanya menatap para pengunjung "rumah makan hari ini rame ya mam"

"hm"

"eh chan oppa?" pekik luhan, mukanya berubah senang, sambil melirikku "hm hari ini kelihatannya hari baik, mammy pasti dari pagi hatinya berbunga bunga teruskan, ada pangeran di depan mata"

"luhannn" geramku

"mam jantungnya jeduk jeduk keras gak?"

"iss luhan"

Luhan hanya tertawa dan langsung melesat ke meja chanyeol, mereka asik berbicara, entah apa yg di bicarakan, aku semakin dongkol. belum lagi luhan berkali kali menoleh ke arahku

Ada apa sih?

Tak lama kedua putriku pergi, dan chanyeol masih betah duduk di sana, aku membiarkannya



Sampai rumah makan mau tutup, orang yg katanya di ajak janjian tak datang

Aku menatapnya nyalang, membuat dia bergerak tak nyaman, tak lama dia meninggalkan kursinya

Gila, menunggu siapa sih? Sampai dia rela tak pergi dari sana? Menunggu begitu lama, apa dia tak gerah? Tak lengket dengan keringat seharian tak pingin mandi atau bahkan sekedar bersihkan muka saja? Apa dia janjian ketemuan dengan istrinya?

Kepo

















Besoknya dia datang lagi

Apa dia tak ada kerjaan? Apa dia tak kawatir dengan istrinya? Bagaimana bila istrinya tau kerjaannya di korea hanya diam di rumah makanku berjam jam








"alasan apa lagi tuan di sini?"

"aku menunggu seseorang"

"hah, menunggu lagi....memangnya tuan tak ada kerjaan?"

"ada"

"kerja apa? Nyatanya tuan tiap hari ada di sini"

"memperhatikanmu"

"....?"

Chanyeol tersenyum manis dengan tatapan memuja

"errr orang aneh" aku pergi begitu saja, karena tak tahan dengan sorot matanya, dia tertawa melihatku, tiba tiba saja pipiku terasa panas

Laki laki ini benar benar menyebalkan

.
.
.
.



Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang