11

960 88 1
                                    

Chanyeol berdiri termenung di sudut ruang party, nafsu makannya hilang

Pasalnya dia baru saja melihat mantannya berpelukan dengan pria muda, pegawai barunya asisten pribadinya. Ada hubungan apa mereka? Pukirannya semakin membuat stikma negarif tentang mantannya

"jadi beginikah kehidupanmu sekarang? Menjadi jalang? Sitt kenapa juga aku masih memikirkanmu? Aku sudah mencoba menerima orang lain tapi kenapa perasaan ini tak mau hilang" monolognya

"chan"

"hah" chanyeol terkejut, tersadar dari lamunannya "kris"

"hai kau datang terlambat"

"maaf kena macet tadi"

"tak apa yg penting kau tetap datang, oh ya ini istriku byun tao"

"salam kenal nyonya byun"

"salam tuan park" tao

"kau datang sendiri?"

"tidak, sesuai keinginanmu aku datang bersamanya"

"oh ya mana?"

"dia duluan yg kesini, entah dia kemana?"

"kalau begitu cari dia, kenalkan pada kami"

"ck malas, nanti dia juga mencariku"















"khyungie"

"luhan? Hai" mereka berpelukan

"akhirnya kau pulang, aku merindukanmu sahabatku"

"ya aku bosan di jepang, aku tak betah di sana, beruntung papa mengijinkanku kembali ke korea, dan mengurus kepindahanku kembali, ah aku merindukanmu juga"

"ha ha kalau begitu kita bisa satu geng lagi, eh iya kenapa kau bisa ada di sini?"

"aku di ajak pacarku ke sini"

"oh ya?"

"dia sudah pulang ngantar mammynya... Oh ya kenalkan ini temanku wendi"

"hai"





















"makan lah chan dari tadi aku tak melihatmu makan"

"nanti saja"

Dr dr

Chanyeol mengambil hpnya dari saku bajunya, dan melihat sms yg masuk

"kenapa?"

"maaf aku tak bisa memperkenalkannya padamu, dia pulang duluan"

"oh"

"kalau dia masih bersamaku, sudah pasti dia akan menungguku di parkiran dan kita akan datang bersama di sini"

"siapa?"

"mantanku"

Kris menatap chanyeol penuh arti "apa kau menyesal memutuskannya?"

Chanyeol hanya tertawa kecil

"tapi sekarang kau sudah punya penggantinya, calon istrimu"





















Kai menatap ku jengah, anak itu bahkan dari tadi terus berteriak teriak

"mam, berhenti. Ada yg lain mammy di kasir saja"

"kau pulang saja kai, mammy pusing mendengar teriakanmu"

"tidak mau, aku akan pulang kalo mammy juga pulang"

Aku mendengus sebal dengan tingkah kai, anak itu terus mengomeliku











"besok kita buka lowongan kerja saja, kita rekrut 3 atai 4 lagi, aku tak suka mammy seperti ini terus"

"rekrut kepalamu, pemborosan uang itu namanya, tidak bisa"

"kai yg akan menggaji mereka nanti"

"tidak usah mammy masih bisa dan mampu, simpan saja uangmu"













"ais mam"

"sekali tidak ya tidak"

"ais dasar keras kepala"

.
.
.
.
.










Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang