2 th telah berlalu, semua berubah. Aku sudah jadi nenek, tao melahirkan seorang anak laki laki 1 th yg lalu, luhan dan sehun juga sudah bertunangan, kai dan kyungso berencana bertunangan setelah kyungso lulus kuliah. Dan aku tetap sama menjadi seorang ibu yang belum pernah menikah
Bukannya tak ada yg mau, banyak yg melamarku, bahkan ke 4 anakku gila gila an mencarikan pria mapan untukku
Tapi aku menolak, bukankan sudah ku katakan aku sudah bahagia dengan anak anakku lalu untuk apa suami?
Rumah makanku juga berubah renovasi besar besaran yg di lakukan kedua putraku, Ruang makan biasa, ruang vip, dan hallroom semacam resto.
awalnya aku menolak, tak perlu rumah makan besar toh aku hanya tinggal fokus membiayai sekolah putri bungsuku jeni sampai kuliah nanti, kris dan kai tak megubris bahkan tanpa seijinku mereka menambah pegawaiku mempekerjakan 2 ceff di sana, sekarang semua berjumlah 12 orang,
Aku menolak keras, aku ingin tetap memasak, aku ingin tetap menjadi ceff di rumah makanku sendiri walau tanpa lesensi ceff, tetap saja aku kalah dengan anak anakku
Well dan mereka melarangku berkutat lagi di dapur
"mam, titip jackson ya" itu tao, anak ke duaku kini punya kesibukan baru, mengurus butiknya.
Dan beginilah hari hariku, mengurus cucuku di rumah makan
Apa tao sengaja menyibukkan aku dengan bayinya, agar aku jarang mengurus rumah makan?
Untungnya cucuku tak merepotkanku, dia anak yg pintar, aku menyayanginya.
"mam"
"ne kai"
"tuan park menyuruhku lagi menyewa resto untuk menjamu tamunya dari cina"
"kapan? Berapa orang?"
"3 hr lagi jam 10 pagi, dari sana 5 orang, dan dari perusahaan 8 orang"
"gunakan saja vvip room"
"bagaimana dengan menunya?"
"seperti biasa mammy"
"baiklah, nanti sore aku akan mengajak 2 orang pegawai kita untuk ikut aku berbelanja"
Dan perusahan milik tuan park di mana kris dan kai bekerja merupakan pelanggan tetapku semenjak rumah makanku di renovasi
Tentu saja aku juga sudah sering bertemu dengan ayah mantanku sekaligus calon besanku.
"blanjanya banyak mam" ujar salah satu pegawaiku, aku mengangguk
"ada satu bahan yang belum kita beli dan itu tak ada di pasar tradisional ini, antar aku supermarket besar"
Sampainya di sana aku cukup tercengang, ini supermarket besar yg baru kunjungi, maklum biasanya kan kai dan kris yg berbelanja
"mam, ceff jun baru saja menghubungiku, butuh bantuan kami, rumah makan sedang ramai"
"kalo begitu kalian kembalilah dulu, nanti biar aku naik taxi"
"tapi mam, kami takut mammy kesasar, dan tak tau jln pulang, mammy kan belum pernah kesini"
"tenang saja aku punya mulut"
Aku melenggang di kerumunan banyak orang, aku baru tau begini rasanya ngemall, berjalan jalan sesuka hati membeli ini dan itu, sesuka hati tanpa tau batas waktu
Hah aku seperti orang kampung yg datang di kota besar
Sedikit menyalahkan diri karena tak pernah perduli dunia luar
Ini menyenangkan buatku, aku berjalan mengelilingi isi supermarket besar ini, dan aku menemukan yg aku cari
Selesai membayar di kasir aku segera keluar, cukup membingungkan karena bangunan depan dan belakang hampir sama, aku berputar putar hingga kakiku terasa lelah
Apa aku kesasar?
Aku melihat bayi yg menangis di dalam troli bayi tanpa seorang dewasapun di sana
Hai orang tua macam apa membiarkan bayinya begitu saja? Kemana mereka?
Bayi itu terus menangis tanpa seorangpun yg peduli, aku jadi kasihan. Ku datangi bayi itu, ku gendong
"hai baby, jangan menagis, ada aku di sini, tenanglah kau aman, cup cup" kutepuk tepuk punggungnya, dan tangisnya terhenti, aku menatap wajahnya lucu, matanya sangat sayu seperti kelelahan menangis "hai kau ngantuk? Tidurlah" kutepuk tepuk kembali tak lama dia tertidur
"jacki, bonekanya sudah dapat, eh"
Seorang laki laki berdiri di depan ku dengan membawa banyak barang di tangannya dan sedikit kesusahan memegang boneka relakuma yang besar
Aku tertegun
"baekhyunie"
"chanie"
.
.
.
.
.
.
..
.
.
.
.Slesai yeyyyy......
Lanjut tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mammy Baek
General FictionKisah mammy baek membesarkan ke 5 anaknya Kau suka berganti ganti pria, maksudnya itu apa? Kita berpisah karena keputusanmu mengakhiri ini, maka jangan urusi lagi urusanku Sudah saatnya mammy nikah, jangan urus kami terus mam, kami sudah besar Mam k...