15

978 86 1
                                    

Chanyeol begitu bebal, dia datang lagi, bahkan lebih pagi dari kemaren

Jam 8 pagi

Well bahkan menu makanan baru matang sebagian

Aku tak ambil pusing, ku biarkan saja apa maunya














Sekali lagi dia berbuat yg sama seperti kemarin, aku jengah, aku risih

Akhirnya aku menelfon anakku kai sebagai asisten pribadinya



























Namun yg datang bukan kai tapi kris




























"aku mohon padamu kembalilah ke perusahaan, banyak berkasmu yg terbengkalai, kai kesulitan menanganinya"



"aku ingin melihatnya"

"kau sudah melihatnya dari tadi, aku rasa ini sudah cukup, ayo kembali"

"dia belum memaafkanku"


















"ibuku sudah memaafkanmu"

"aku juga ingin dia kembali"













"hai jangan serakah, ingat kau sudah membuangnya. lalu mau kau kemanakan wendi?"

"aku tak mencintainya"

"kau menerimanya"

"aku terpaksa"

"tapi kau tak bisa merubah keadaan, aku tak rela ibuku sakit hati karenamu lagi, salahmu sendiri kenapa juga kau putus ibuku"

"hai" chanyeol menatap tajam kris, menyeramkan, kris hanya tertawa

"kau tau...ibuku adalah cinta pertamaku, kalo saja tak ada hubungan anak dan ibu, ku pastikan ibu milikku"

"......."

"aku terpuruk karena cinta pertamaku gagal, tapi karena ibu juga aku bangkit, aku terlalu menyayanginya, seadainya di kehidupan yg akan datang aku ingin ibu jadi milikku"

Chanyeol mendelik tak suka "kalo begitu di kehidupan yg akan datang kau adalah musuhku, karena aku yg akan Membunuhmu"













"ha ha ha santai tuan"

"aku lebih mencintainya dan selamanya akan begitu"

"kau sudah salah langkah chan, kau sudah melepasnya, jangan lupa itu"

Chanyeol mendengus kesal, guratan penyesalan terlihat jelas. Dia cukup tau lebih mudah menembak awal dari pada memperbaiki keadaan hatinya yg telah tersakiti akibat ulahnya

Sangat sulit















Kris memasukkan kembali hpnya yg dari tadi mengajaknya bertelfon ria

"tuan park memintamu untuk kembali, aku tak punya alasan lagi untuk membelamu"

Wajahnya tampak kecewa dan lesu, menatap sekali lagi diriku seakan berat tak ingin pergi

















"baekhyunie, bisakah kita bicara?"



























"maaf saya sibuk"




















Tak mudah merakit fas bunga yg telah pecah, kalaupun bisa, retakannya takkan terhapus, membekas selamanya
.
.
.
.
.
.
.









Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang