10

980 94 3
                                    

Altar

Aku menatap putra pertamaku berdiri tegak di dekat pendeta dengan gagahnya, dia sangat tampan dengan balutan toxedo hitan

Begitu bangga diriku bisa melihat anakku menjadi pengantin bagi putri keduaku

Byun kris dan byun tao

mereka pasangan yang serasi

Apa aku boleh menangis melihat kebahagian ini?



Saat paman lee membawa tao menuju ke arah kris hati berdebar hebat, aku ikut gugup

Hehe apa seperti ini rasanya menikah?

Aku terus tersenyum menatap mereka, hingga janji suci terucap selesai

Tao berhambur lari kearahku, mengabaikan perintah pendeta  pengantin di ijinkan berciuman

Tao memelukku erat sambil menangis

"mammy hiks"

"selamat nak akhirnya kau telah menjadi istri"

"hik hik mammy"

Nyatanya buka hanya tao saja yang memelukku kris juga, di susul semua anak anakku








Aku terharu
















Bolehkan aku menangis?


Rasanya dadaku terasa sesak












"Mammy bahagia" kataku, pada akhirnya air mataku jatuh juga















"perhatian saatnya melepar bunga"

Semua yang merasa masih bujangan berkumpul di belakang pengantin

Aku tersenyum geli saat melihat luhan yang ikut berdesakan di sana










"mammy"












Bunga pengantin tiba tiba sudah ada di tanganku

Apa ini?








Aku baru sadar kris dan tao tak melempar bunganya

Tapi justru menyerahkannya padaku









"setelah ini mammy yang menikah"

"........?"







Aku menatap sendu bunga yang ada di tanganku

Menikah?









Dengan siapa?

Aku saja tak punya kekasih

sudah di putus




























"mam" luhan mendekatiku

Dengan sigap bunga kuserahkan pada luhan "kau saja"

"mam?"




Bahkan aku tak berfikir untuk menikah








Siapa juga yang mau denganku




























Mantanku saja tak sudi denganku















Aku menuju kearah kris dan tao, menyerahkan kunci



"apa ini mam?"









"apartement untuk kalian"

"........??"

"ini alamatnya" aku menyerahkan sebuah kertas kecil pada mereka

"woh ini unit apaetemant mahal"

"mam tak perlu begini" keluh kris

"tak apa mammy mengumpulkan sedikit demi sedikit uang dari keuntungan rumah makan kita, tolong jangan di tolak, itu hadiah pernikahan kalian dari mammy"

Tao menangis haru, memelukku erat

"trima kasih mam"












"mammy pulang dulu ne, ada urusan penting"

























"mammy"

Aku melihat kai menjemput langkahku "mammy aku ingin mengenalkan sesorang pada mammy sesuai janjiku"

"ya?"

"hai kemarilah kyungie"

Seorang gadis cantik dengan senyum yang seperti hati, aku pernah melihatnya bersama ......dia

"aneyong tante, saya park kyungso"

"aneyong" sapaku menyambutnya

"mammy dia kekasihku, kyungie ini mammyku"

"ah jadi ini pacar anakku?! Wah cantik sekali senang bertemu denganmu"

"saya juga tante"

"panggil mammy saja"

"ah ne mammy" aku mgelus pipinya yg mulus, wah ini sungguh halus

"soo ya" gadis ini menoleh pada sumber suara, seorang wanita cantik juga datang menghampiri

"wendi? Kau di sini?"

"ya, oppamu yg mengajakku"

"oh mana dia?"

"masih memarkirkan mobilnya"

"oh....ah ya mammy, ini kenalkan ini temanku, namanya wendi calon kakak iparku" kata kyungso memperkenalkannya, sekarang aku mengerti, kenapa dia memutuskanku, dia cantik modern dan pasti terpelajar

"aneyong" sapanya

"aneyong" jawabku

"maaf mammy tinggal dulu ya, ada urusan"

"mam mau kemana?" kai

"mammy harus pulang, rumah makan lagi rame, kasihan pegawai mammy kewalahan"

"aku antar ya mam?"

"tak perlu kai, temani hyung dan adik adikmu"

"kyungie, wendi sii...maaf saya tinggal dulu"































"mammy jangan bawel, kai tetap antar titik"

.
.
.
.
.
.
.











Tbc

Mammy BaekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang