It Victims

137 14 0
                                    

Hari ini lisa sedang bersiap untuk pergi bersama laki laki yang sudah beberapa hari ini terus ada dipikirannya. Setelah mengacak seluruh lemarinya akhirnya ia mendapatkan baju yang menurutnya cocok. Satu jam lagi ia akan di jemput oleh lalaki itu.

"mau kemana lo, tumben rapi bener" ucap chan yang merebahkan dirinya di ranjang milik lisa
"thanks tapi gue ga baper" ucap lisa yang masih fokus make up
"dih najis juga gue ngebaperin lu" ucap chan sambil memperhatikan lisa
"jangan liatin mulu lo udah tau ko gue emang cantik" ucap lisa pede
"pede banget lo" ucap chan
"gausah malu malu gitu bilang aja gue emang cantik kan " ucapnya sambil menghampiri adiknya itu
"najis" ucap chan
"ngapain lo kesini? "
"gue gabut"
"ajakin aja tuh si yeri jalan"
"lagi mager keluar rumah gue, lo jangan pergi dong temenin gue" bujuk chan
"ogah"
"emang lo mau kemana sih?" tanya chan
"kepo"
"gue nanya baik baik ya"
"gue juga jawab baik baik"
"gue lagi cape debat lis"
"siapa yang ngajak lo debat ga merasa gue"
"bodo ah gue mau nonton tv aja bye! " ucap chan berjalan ke ruang tengah rumah mereka.

Saat chan tengah menonton tv, bel dirumahnya berbunyi ia pun berdiri dan berjalan untuk membukakan pintu.
"eh dong ngapain lu kesini? tau aja gue lagi gabut"
"siapa yang mau ketemu sama lo, gue mau ketemu lisa"
"oh jadi karena ini" ucap chan menampilkan senyum jahilnya
"emang napa? "
"liat aja ntar, kuy masuk"

Mereka berdua pun masuk dan duduk di ruang tengah.
"LISA ADA BEBEP LO NIH DATENG" teriak chan dari ruang tengah

Lisa yang mendengar itu langsung berlari ke sumber suara.
"dong kalo lo mau tau ya dia dari kemaren uring uringan bingung mau milih baju buat jalan sama lo" ucap chan

Lisa yang disebelahnya langsung menginjak kaki adiknya itu.
"aww sakit bego" teriak lisa
"lo yang bego"
Dongi hanya tersenyum melihat kedua saudara itu.
"sampe sampe tu kamarnya kaya kapal pecah baju dimana mana" tambah chan lagi
"lo bisa diem ga si" bisik lisa sambil mencubit pinggang chan
"sayangnya engga" ucap chan sambil tersenyum jahil

Tatapan sengit keduanya tercipta, merasakan udara yang memanas dongi langsung membuka suara.
"lis ayo lo udah siap kan? "
"eh iya ayo" ucap lisa sambil mengikuti dongi keluar rumahnya
"dong awas tuh si lisa mukanya udah merah" teriak chan dari ruang tengah
"awas lo bocah balik nanti gue giling lo" batin lisa

Lisa dan dongi pun memasuki mobil, dan menjalankannya ke sebuah mall di daerah jakarta. Tak ada obrolan selama di mobil hingga mereka sampai di mall tersebut.
"lis" panggil dongi
"ya? "
"yang tadi kata si chan bener? "
"eh engga itumah si chan nya aja ngada ngada gausah di dengerin"
"yah padahal gue seneng kalo lo emang gitu" ucap dongi sambil menunjukan muka cemberut nya
"dia ko lucu banget yatuhan" batin lisa
"lis lisa lo kenapa? " tanya dongi karena melihat lisa melamun namun pipinya memerah
"hah apa?" ucap lisa terkejut
"lo kenapa? "
"gue? gue gue baik baik aja ko" ucap lisa
"oh kirain kenapa"
"bego bego lo lisa jangan salting dulu napa" batin lisa
"yaudah yu kita ke bioskop" ucap dongi sambil menggenggam tangan lisa
"bisa banget bikin hati gue ambyar, tahan lis tahan jangan pingsan dulu" batin lisa

Mereka pun pergi ke bioskop yang berada di mall tersebut.
"lo mau nonton apa? " tanya dongi
"apa ya? bentar gue liat" ucap lisa
Di televisi yang menayangkan film film yang sedang tayang ada salah satu yang menarik perhatian lisa.
"mba mba film yang it victims itu rame ga? " tanya lisa kepada mba penjual tiket
"rame mba, romance action gitu"
"dong nonton itu aja yu" seru lisa semangat
"oke, mba tiket nya dua ya"

Mereka pun pergi untuk membeli popcorn, tak lama menunggu mereka masuk ke teater. Anehnya teater yang mereka masuki terlihat sepi hanya ada beberapa orang disana.
"dong ini kok sepi ya? " tanya lisa heran
"belom pada masuk kali"
"iya kali ya"

Film pun dimulai namun anehnya teater tersebut tetap kosong, hanya bertambah sepuluh orang semenjak lisa dan dongi masuk. Benar sih awalnya film itu menampilkan kisah cinta yang membuat siapapun yang menontonnya baper, namun setelah satu jam film dimulai alur cerita itu menjadi sebuah cerita tentang pembunuhan yang keji.
"AAA" teriak lisa
"lo kenapa? " tanya dongi panik
"gue takuttt"
"AAAA" teriak lisa lagi sambil mengambil tangan dongi untuk dijadikan nya penutup matanya
"lis tangan gue" ucap dongi
"oh iya lupa eh maaf"
"gapapa santai"

Dalam waktu dua menit lisa sudah berteriak kembali.
"AAA"
Dongi menggenggam tangan lisa agar lisa tidak merasa takut, namun ternyata itu tidak mempan. Lisa berteriak lagi ia langsung menulungkupkan kepalanya di lengan dongi.
"dong gue takut keluar yu" ucap nya masih berada di posisi yang sama
"yaudah yu keluar"
"gue gamau buka mata"
"terus lo jalan gimana kalo ga buka mata"
"gamau pokonya gamau buka mata"

Dongi berpikir keras bagaimana caranya ia membawa lisa keluar.
"dongg cepet gue takuttt" ucap lisa lagi
"yaudah naek punggung gue"
"hah? ga usah ga usah"
"lo mau jatoh nyungseb nanti?"
"engga gamau"
"yaudah cepet naek katanya ga mau buka mata"

Lisa pun naik ke punggung dongi, dan mereka pun keluar dari teater tersebut.
"dong ini udah di luar kan?"
Dongi memiliki ide jahil
"udah ko"

Saat lisa membuka matanya, ternyata mereka sedang tepat di depan layar teater tersebut.
"AAAA LO BOHONG SAMA GUE" teriak lisa sambil menutup matanya lagi
Dongi hanya tertawa mendengar omelan lisa tersebut. Akhirnya mereka telah sampai di luar teater.
"lis lo bisa buka mata"
"engga gamau lo bohong tadi juga"
"engga sekarang gue ga bohong"
"engga gue ga percaya"
"terus lo mau digendong gue mulu"
"ya engga lah"
"yaudah buka mata"
"lo ga boong kan? " tanya lisa ragu
"engga Velisa Frenata"

Lisa pun perlahan membuka matanya dan benar saja mereka telah keluar dari teater yang mengerikan itu. Ia langsung melihat sekeliling ternyata mereka sudah  menjadi tontonan banyak orang.
"dong turunin gue, malu diliatin banyak orang"
Lisa turun dari gendongan dongi dan langsung berjalan cepat keluar dari bioskop.
"lis lo mau kemana? " teriak dongi

Namun tak ada jawaban dari lisa, dongi menjadi bingung lalu ia berlari untuk mengejar lisa.
"lo kenapa? " tanya dongi menahan tangan lisa agar tidak lari lagi
"gue malu"
"ah untunglah gue kira lo marah sama gue"
"maaf ya gara gara gue nontonya ga jadi"
"gue gapapa ko asal lo seneng gue juga ikut seneng"
"thanks ya"
"ya santai aja kali, terus sekarang kita mau ngapain? " tanya dongi
"ahh photo box yu" ajak lisa semangat
"ayo"

Lisa pun menarik tangan dongi hingga mereka sampai di sebuah photo box.
"bentar bentar jangan di pencet dulu gue mau pake kacamata" ucap dongi
"so so an banget lo"
"oke udah"
Lisa pun memencet kamera.
"1 2 3 cheese" ucap mereka bersama
"eh ada bunga nih gue bawa ah" ucap dongi

cekrek cekrek
Mereka telah selesai dan sedang memilih milih efect untuk foto hasilnya.
"efect nya bw aja ya" ucap lisa
"oke yang bagus aja, cetak nya dua ya"
"hah buat apa? "
"satu di gue satu lagi di lo"
"oke oke"

Foto mereka pun telah selesai di cetak, mereka keluar dari toko tersebut dan berjalan jalan mengelili mall.  Hingga keduanya merasa lapar.
"lis lo laper ga? "
"laper sih"
"yaudah makan dulu yu baru pulang"
"oke"
Mereka pergi ke sebuah kedai makan yang ada disitu.
"lo mau pesen apa lis? "
"samain aja"
"oke"

Dongi memesan makanan dan minuman, makanan itu pun sudah datang.
"selamat makann" ucap lisa

Dongi hanya tersenyum melihat tingkah lisa yang menurutnya menggemaskan. Mereka telah selesai makan dan saat ini sedang berjalan ke parkiran untuk pulang. Waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Lisa sudah merasa sangat lelah, ia pun tertidur selama perjalanan mereka pulang. Hingga mereka sampai di rumah lisa. Dongi yang melihat lisa kelelahan tidak tega untuk membangunkannya. Ia berjalan keluar dan membuka pintu lisa dan ia langsung mengangkat tubuh lisa secara perlahan agar ia tidak bangun. Dongi memencet bel, dan pintu terbuka menampilkan chan.

"lah si lisa kenapa? "tanya chan
"ketiduran dia"
"yaudah cepet bawa ke kamarnya aja"

Dongi pun membawa lisa dengan chan di belakangnya. Ia merebahkan tubuh lisa di ranjang.
"ah gila cape gue"ucap dongi
"ni anak ya malah ngerepotin orang" ucap chan sambil menyelimuti tubuh lisa
"tumben rumah lo sepi ibu bapa lo kemana? "
"ibu lagi ada di kamarnya biasalah kerjaannya numpuk jadi gitu deh terus ayah lagi keluar kota"
"oh yaudah gue balik dulu kalo gitu, salam ke ibu ya"
"iya thanks ya lo udah anterin lisa"
"santai, balik dulu ya"
"iya hati hati lo"

Mobil dongi pun keluar dari pekarangan rumah chanlis.

¤¤¤

Love Be Able | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang