Kapten Oh mengajak anak buahnya ke Kantor BFN (Badan Forensik Nasional). Hasil otopsi sudah keluar. Mereka tersentak mengetahui luka tusuk juga terdapat pada tubuh korban pembunuhan di Taman Tulip. Luka tusuk itu sama persis dengan luka tusuk yang terdapat pada korban pembunuhan berantai.
"Benar kan kataku, Rinz. Dia juga korban pembunuhan berantai." seloroh Detektif J dengan pongah.
Rinz diam saja tidak menanggapi."Dia tidak dikuliti." sanggah Detektif Rick.
"Mungkin saja kali ini pelaku menggunakan metode yang berbeda." sahut Detektif J.
"Sebaiknya kamu berganti profesi jadi kreator webtoon saja sepertiku." sahut Rinz sambil mencibir.
Detektif J tampak kesal."Luka tusuknya sedalam 20 cm, tepat di urat nadi leher. Tusukan itu membuatnya kehabisan darah." jelas dr. Huda.
"Pola yang sama dengan pembunuhan berantai. Jika iya, berarti dia korban ke-23." sahut Detektif Lim. Dia tampak berpikir sambil mendongak ke langit-langit. Matanya berputar ke segala arah. Gayanya yang sedang berpikir mirip dengan anak sekolah yang ketahuan gurunya mencontek teman, lalu berpura-pura sedang mencari jawaban sendiri. Padahal jawabannya harus dihitung. Rinz tertawa dalam hati.
"Korban juga ditarik mobil dengan ikatan kuat di lehernya. Dia juga sempat terjatuh ketika dikejar. Punggungnya merah dan memar. Darah dari luka tusukan sudah tidak banyak. Sepertinya dia ditusuk bukan di tempat kejadian. Mungkinkah ketika ditarik mobil dengan ikatan di lehernya itu dia sudah meninggal? Aaah, sadis sekali pembunuhannya." detektif Rick mengomel sendiri.
"Korban belum meninggal ketika ditarik mobil. Tapi korban sudah tidak sadarkan diri. Jika dia masih sadar, dia akan meronta, garis tarikan tidak akan lurus." sahut dr. Huda.
"Dari hasil otopsi, apakah ada kesamaan korban dengan 22 korban pembunuhan berantai lainnya, Dok?" tanya Kapten Oh.
"Luka tusuk tepat di urat nadi leher sedalam 20 cm. Korban juga meninggal di malam hari. Selain itu tidak ada yang sama." jelas dr. Huda.
"Apakah pemilik mobil sudah ditemukan?" tanyanya kemudian."Dia memiliki alibi dan mobilnya sudah hilang 3 pekan yang lalu." jawab Kapten Oh.
"Oiya, mungkin saja ini bisa membantu. Saya menemukan bahan ini di kulit wajah korban. Sepertinya cream perawatan kulit." kata dr. Huda sambil menunjukkan sampel dalam tabung kecil, "Tim kami sedang memeriksa darimana cream perawatan wajah itu diperoleh." lanjutnya.
"Apakah di sini juga memiliki data cream perawatan wajah?" Detektif J tak percaya dengan apa yang didengarnya.
"Kami memiliki data lengkap dari BPOM. Bahkan data cream perawatan wajah dan kulit yang tidak terdaftar juga ada di based data kami." jelas dr. Huda.
Detektif J manggut-manggut.Sebentar kemudian, seorang dokter muda masuk membawa selembar kertas. Diberikannya kertas itu pada dr. Huda.
"Ini, Dok.""Ini benar-benar mengejutkan!" pekik dr.Huda sambil menggelar kertas itu di atas meja.
"AlSkinCare?" mata Detektif J terbelalak.
"Istriku juga memakai cream itu untuk perawatan kulitnya. Saya rasa di kota ini banyak yang memakai cream perawatan wajah AlSkinCare." seloroh Detektif Rick dengan tenang.
"Kenapa baru bilang?" protes Detektif J dengan mata melotot.
"Memangnya kenapa? Kau mau libatkan istriku menyelidiki dr. Aldrich?" sahut Detektif Rick dengan emosi, "Sudah kuduga kamu akan berpikir sepicik itu." lanjutnya sambil mendengus kesal.
"Cream perawatan wajah itu bukan hanya ditemukan di wajah, namun juga di tangan dan kemeja yang dipakainya. Di rambut depannya juga terdapat cream yang sama. Kandungan yang terbanyak justru pada kerah kemejanya." jelas dr. Huda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Psycopath Doctor
Mystery / ThrillerRinz seorang kreator webtoon yang tidak pernah peduli dengan pekerjaan ayahnya, seorang polisi di Kota Metropolis. Ayahnya, Detektif Zoe sudah hampir 6 tahun mengejar pembunuh berantai yang membunuh korbannya dengan keji. Suatu hari, Detektif Zoe di...